NovelToon NovelToon
4 YOUNG MOBSTERS

4 YOUNG MOBSTERS

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Petualangan / Mafia / Persaingan Mafia / Tamat
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lelevil Lelesan

Vesper Next Generations
SEASON 1 : PEMBENTUKAN KARAKTER

Disarankan membaca Novel Vesper and The Bodyguards terlebih dahulu sebelum membaca novel ini. Terima kasih~

***

Lysa Herlambang, Kim Arjuna, Jonathan Benedict dan Sandara Liu adalah empat mafia muda yang terlahir dari rahim seorang Ratu mafia yang telah menikah sebanyak 5 kali.

Kehidupan mafia yang tak bisa lepas dari dirinya membuat keempat anaknya kini mengikuti jalan kegelapan itu.

Namun, di balik kekejaman dan kebrutalan dunia hitam, masih tersimpan kasih sayang, canda, tawa, haru dan kesedihan di balik kehidupan tragis mereka.

Keempat saudara bersatu untuk memecahkan misteri terbentuknya kerajaan mafia bernama 13 Demon Heads dengan musuh terbesar adalah militer pemerintah dan kelompok mafia leluhur mereka, The Circle.

Mampukah empat mafia muda menguak misteri dan selamat dari gempuran dua kubu yang ingin melenyapkan mereka?

---
WARNING!
Tanggapi kisah ini dengan bijak
Author tidak bertanggungjawab jika ketagihan dengan ceritanya
Jangan lupa like dan komentarnya
Lele Padamu💋💋💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lelevil Lelesan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A CaLL

Malam itu, semua orang kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat. Kai mendapati Liu sudah tidur dengan lelap di ranjangnya.

Kai mendekati dan mencium kening anaknya lembut sembari mengelus kepalanya. Kai lalu pergi keluar meninggalkan Liu agar tak terusik tidurnya.

Kai berjalan menyusuri koridor dan mendapati kamar Han masih terbuka. Kai mengintip dan terkejut karena melihat Arjuna sudah siuman dan Han sedang mengganti pakaiannya dengan kaos lengan panjang agar tubuh anaknya hangat.

"Kau sudah sadar? Wah, baguslah," ucap Kai yang memberanikan diri masuk ke dalam untuk menyapa Ayah Anak itu.

"Iya, Papa Kai. Terima kasih sudah membawa Arjuna pulang," ucap Arjuna tersenyum dari tempatnya berdiri.

Kai langsung mendekati Arjuna dan memeluknya. Han tersenyum karena Kai juga sangat peduli pada anaknya padahal dulu Arjuna begitu membencinya.

"Istirahatlah, jangan banyak beraktifitas dulu," ucap Kai sembari mengelus kepala Arjuna lembut.

"Ya, Papa Kai," jawab Arjuna yang lalu naik ke atas kasur Han karena malam itu ia ingin tidur bersama Ayahnya.

Han tersenyum pada Kai sembari menepuk pundaknya pelan. Kai lalu pamit sembari menutup pintu agar tidur mereka berdua tak terganggu.

Kai kembali ke kamarnya dan mendapati Ivan baru keluar dari kamar Jonathan. Langkah Kai terhenti seketika dan menatap Ivan seksama.

Ivan menyadari jika ada Kai di depannya. Ivan ikut diam menatap Kai dari tempatnya berdiri dimana kini Kai mendekatinya dengan langkah berat.

"Setelah ini, apa lagi?" tanya Kai to the point.

Ivan mengeluarkan ponselnya dan menuliskan sesuatu di sana. Ia menunjukkan kepada Kai apa yang ia ketik. Kai membacanya dengan cepat dan kembali menatap Ivan.

"Kami akan mengawasimu, Ivan. Bukan berarti karena kau Ayah baptisnya lalu kau bisa seenaknya sendiri mendidik Jonathan. Usaha di Ceko milik Nona Lily belum menjadi milik Jonathan. Kami mengizinkan Jonathan untuk mengelolanya hanya sampai Red Ribbon ditemukan. Setelah itu, Jonathan harus kembali ke Rusia dan berkumpul bersama kami lagi. Kau urus urusanmu sendiri. Tak usah menjadi pahlawan meski aku sangat yakin kau memiliki maksud licik dari semua kebaikan hatimu saat ini," ucap Kai tajam menatap Ivan penuh kecurigaan.

Ivan menghela nafas pelan. Ia mengangguk karena enggan untuk berdebat dengan Kai. Ia tahu jika Kai sangat membencinya karena kejadian saat itu.

Ia yang kini kesulitan berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya, membuatnya sedikit minder dan menjaga tingkah lakunya.

Sulit baginya untuk membalas perkataan tiap orang yang ingin beradu argumen padanya, meski sebenarnya banyak kata-kata yang ingin ia ungkapkan.

Kai melanjutkan langkahnya untuk kembali ke kamar dan beristirahat. Kai merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar.

Harusnya minggu depan adalah waktunya bersama Lily dimana ia sudah menantikan saat-saat bersamanya.

Kai kembali bersedih karena sang isteri meminta agar tak mencarinya. Kai yang begitu merindukan Lily kembali bangun dari kasur dan membuka lemari.

Ia mengambil sebuah gaun berwarna putih dimana itu adalah baju pernikahan yang ia belikan untuknya bersama Jonathan kala itu di China.

Pernikahan sederhana di Grey House dengan penghuni camp militer yang datang untuk merayakan pesta pernikahan mereka.

Lily sering memakai gaun itu karena tak seperti gaun pengantin pada umumnya. Kai menghirup dalam gaun itu yang praktis membuat air matanya menetes.

Aroma wangi isterinya melekat di sana. Ia bisa membayangkan senyum manis Lily saat ia berwajah Asia dan bule Eropa.

Ia memeluk gaun itu erat dengan tangisan yang ia tahan. Ia begitu merindukan nonanya dan berharap ia baik-baik saja dalam cengkaraman Tobias.

***

Disisi lain. Terlihat sebuah ruangan besar yang hanya memiliki sebuah ranjang, sebuah meja kecil dan kursi. Ruangan yang berada di atap di lantai tertinggi dari bangunan itu.

Cahaya yang hanya di dapat dari sinar pantulan rembulan ketika malam menjelang. Kelip-kelip bintang bagaikan lampu kecil yang menghiasi langit malam menemani kesendiriannya.

Jendela-jendela besar yang tak bisa dibuka, terbuat dari material anti peluru dan dinding dialiri listrik. Membuat siapapun yang menyentuh dinding itu akan tersengat.

Ada sebuah ring tinju besar pada lantai di atasnya. Pintu dan jendela pada akses masuk utama terbuat dari kaca anti peluru yang tebal dan transparant.

Membuat seluruh pergerakan orang yang berada di dalamnya terlihat bahkan kamar mandinya pun hanya sebuah shower dan closet duduk tanpa pintu tertutup.

Terlihat seorang wanita berkulit putih, berambut hitam yang mulai kusam dengan luka di beberapa bagian tubuhnya, tampak pucat dan kurus sedang duduk di lantai kayu ruangan tersebut.

Wanita itu menggambar dengan sebuah kapur tulis sembari bersenandung.

Seluruh ruangan itu dilengkapi CCTV di tiap sudut ruangan yang hanya berbentuk persegi panjang dan berukuran 15 x 20 meter.

Wanita itu mengenakan dress berwarna putih selutut yang juga terlihat kusam seperti tak diganti.

Tiba-tiba, senandung wanita itu terhenti saat merasakan ada beberapa orang mendekati kediamannya. Ia masih meneruskan menggambar mencoba mengabaikan.

Derap langah kaki mulai terdengar. Orang itu masuk ke dalam tanpa pengawalnya. Wanita itu mulai menaikkan pandangannya dan menatap lelaki yang kini berdiri di depannya dengan sebuah cerutu mengapit di kedua jemarinya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Apa lagi, Tobias? Tidurlah, sudah malam," ucap wanita itu yang kembali melihat gambarannya dengan senyum tipis terukir di wajahnya.

Tobias menatap ekspresi wanita itu seksama. Ia mendekati gambar itu dan malah menggosoknya dengan alas sepatu fantovel miliknya.

Wanita itu diam saja dan senyumannya memudar ketika melihat gambarannya menghilang karena tersapu alas sepatu Tobias.

"Ingin kembali, huh? Jangan harap," ucapnya keji membungkuk dan kini wajahnya berada persis di depan wanita itu.

"Tentu saja. Mereka keluargaku. Aku akan kembali, suatu saat nanti," jawab wanita itu pelan dan hanya berkedip ketika Tobias menatapnya tajam.

Tobias kesal karena wanita itu tak bisa ditaklukan olehnya padahal sudah disiksa begitu keji. Tobias menatapnya tajam.

Ia sudah memukul, menyetrum, menendang, bahkan memotong rambutnya paksa bahkan tak memberinya makan selama tiga hari berturut-turut, tapi wanita itu tetap hidup dan terlihat biasa saja dengan penyiksaannya.

Wanita itu berdiri perlahan mengabaikannya. Tobias yang kesal itupun menendang kuat dada wanita itu hingga ia jatuh tersungkur.

Semua orang yang melihat dari balik kaca tertegun karena berfikir jika lelaki bertato itu akan kembali menyiksa Vesper.

"Hehehehe ... hahahahaha, oh makanlah, Tobias. Tendanganmu sungguh lemah," ledek Vesper yang malah terkekeh dengan serangan Tobias barusan.

Tobias marah dan mencengkeram kuat rambut Vesper hingga kening wanita itu berkerut.

Vesper memegangi tangan Tobias yang menarik rambut serta tubuhnya hingga ia bisa berdiri. Vesper melotot tajam pada Tobias dengan nafas menderu.

"Kenapa kau tak melawan, huh? Apa karena kau rasa itu percuma saja?" tanya Tobias balas melotot tajam pada Vesper.

"Aku melihat diriku di balik semua sikapmu, Tobias. Hanya bedanya kau pria dan aku wanita. Kita sama-sama sakit dan kehilangan. Kita tempramental dan suka bertarung. Kita suka berperang dan membunuh. Tak ada gunanya aku melawan diriku sendiri, semua akan sia-sia," jawab Vesper tenang.

Kening Tobias berkerut. Ia melepaskan cengkramannya dengan mendorong Vesper kembali ke atas lantai hingga ia tersungkur.

Vesper kembali duduk sembari merapikan rambutnya yang sudah berantakan. Tobias menatap Vesper tajam.

"Kita tak sama," jawabnya geram.

Vesper kembali tersenyum.

"Kau memiliki tatto dan aku juga sama. Jangan mengelak, Toby," ucap Vesper berusaha berdiri perlahan menahan sakit di sekujur tubuhnya.

Tobias yang marah itu kembali mendatangi Vesper dan mencekik lehernya. Semua orang terkejut karena takut jika Tobias membunuh Vesper. The Circle masih membutuhkannya, oleh karena itu Vesper masih dibiarkan hidup hingga saat ini.

"Akan ku hapus tatto-mu. Gambar itu, sangat jelek," ucapnya geram dan mata Vesper melotot lebar.

Tobias melepaskan cekikannya dan Vesper batuk-batuk. Tobias berpaling menuju ke pintu kaca dengan langkah gusar.

"Cari siapapun yang bisa menghapus tatto secara permanen! Aku tak peduli jika Vesper merasakan sakit luar bisa bahkan berharap untuk mati. Aku tak mau disamakan dengan olehnya! Tatto ular hanya boleh dimiliki olehku! Milikku!" pekiknya lantang hingga menggema di ruangan besar itu.

Semua orang mengangguk paham dan mengikuti Tobias yang berjalan meninggalkan tempat Vesper di sekap selama ini. Vesper melihat langit malam dari balik jendela atapnya.

Entah kenapa ia tak ingin tatto sebagai ciri khasnya itu dihapus. Ia takut jika nantinya tak bisa dikenali lagi atau bahkan mungkin ada yang mengaku sebagai dirinya.

"Lysa ... Juna ... Nathan ... Dara, jangan lupakan Mama," ucap Lily lirih menahan kesedihan dan memegangi dadanya kuat.

"Hah! Mama?" ucap Arjuna yang tiba-tiba bangun dari tidurnya dengan nafas tersengal.

Ia merasa jika namanya dipanggil oleh seseorang yang sangat ia kenal, ibunya. Ia melihat sekitar dan tak ada siapapun di sana. Han tak ada di sampingnya, tapi terdengar suara guyuran air di kamar mandi.

Jantung Arjuna berdebar kencang tak karuan, saat ia mencoba menenangkan hatinya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Liu dan Jonathan muncul di sana, mereka menatap Arjuna seksama.

"Kau mendengarnya, Kak?" tanya Jonathan yang mendatangi Arjuna yang masih duduk di atas ranjang dengan wajah pucat.

"Ya," jawabnya yang tak menyangka jika dua adiknya itu juga merasakan hal yang sama.

"Mama," ucap Liu lirih.

Arjuna dan Jonathan mengangguk bersamaan. Tak lama, ponsel Jonathan berdering dan terlihat nama Lysa dalam layar ponsel itu.

-------

ehehehehe 1 eps aja. jangan lupa like dan vote yang buanyak yaa. happy weekend😘

1
Iamtvr
It's me Jordan
Iamtvr
benar lagi
BAYU.❤️⃟Wᵃf
astaga naga, kalau bisa 4 kenapa memilih 3
Ayay Nya Yuda
Akhirnya,walaau ada badai tp mereka sanggup ngelewatin bersama2,loveyou kalian,othor lele💋💋💋
Ayay Nya Yuda
setres ku rasa si tobias ini
Ayay Nya Yuda
baik juga tobias kasih surban anak javier,biar gak hilang jejak keturunan arab yee wkwk
Ayay Nya Yuda
HAHAHAHA SALAHIN OM IVAN TUH JO, DIA YG KASIH SARAN,EH MAK MU JUGA JD IKUTAN JUGA🤣🤣🤣
Ayay Nya Yuda
haahaha bisa2nya nanya anak bolos sekolah 🤣🤣🤣
Ayay Nya Yuda
bisa2nyaaa yee Jo hahahahaahhahaha
Ayay Nya Yuda
aaaaaaaaaa sllu akan ada kehilangan dan aku merasa sedih bngett 😭😭😭😭
Ayay Nya Yuda
emg kalau udh vesper ambil alih alu berasa keren bangett wkwkw
Ayay Nya Yuda
aku merasa kehilangan yg sangat2 untuk keluarga lily yaitu ayahnya dan ibunya😭😭😭
Ayay Nya Yuda
aaarrggghh dara knp jd gtu sihh,cinta ya cinta tp make otak juga daraa😫😫😫
Ayay Nya Yuda
uhhh bikin mewekkk
Ayay Nya Yuda
NGAKAK 😭
Ayay Nya Yuda
waduhh cari gara2 si javier hahahah
Ayay Nya Yuda
Haahahaha jiwa vesper banget kalau ngancam dan buat drama
Ayay Nya Yuda
dara lagi2 debessss
Ayay Nya Yuda
wuhuhuhuuuu daraaa debeessss
Ayay Nya Yuda
hebat lho Nathan bisa berpikir lg tegang2nya diaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!