NovelToon NovelToon
Pernikahan Penuh Luka

Pernikahan Penuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rima Andriyani

Aku tidak pernah percaya bahwa pernikahan bisa jadi sekejam ini. Namaku Nayla. Hidupku berubah dalam semalam saat aku dipaksa menikah dengan Reyhan Alfarezi, seorang pria dingin, keras kepala, dan kejam. Baginya, aku hanya alat balas dendam terhadap keluarga yang menghancurkan masa lalunya. Tapi bagaimana jika perlahan, di antara luka dan kemarahan, ada sesuatu yang tumbuh di antara kami? Sesuatu yang seharusnya tak boleh ada. Apakah cinta bisa muncul dari reruntuhan kebencian? Atau aku hanya sedang menipu diriku sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Nayla merasa bosan di kamar rawatnya. Dia memutuskan untuk mencari Reyhan yang sebelumnya mengatakan akan berbicara sebentar dengan dokter.

Langkah Nayla terhenti ketika ia melihat sesosok siluet yang sangat ia kenal berdiri di ujung lorong rumah sakit. Jantungnya berdegup lebih cepat. Sosok itu, ia tahu betul, adalah Papa. Tapi… bukankah Papa dan Mama seharusnya ada di Indonesia?

Perlahan, Nayla mendekat. Ia berdiri di balik dinding, cukup dekat untuk mendengar percakapan mereka namun masih tersembunyi dari pandangan.

"Operasi akan dijadwalkan dalam waktu dekat, Reyhan," suara Papa Adnan, terdengar mantap namun ada nada gugup yang samar. "Papa sudah tandatangani semua berkas persetujuannya."

"Saya akan pastikan semuanya berjalan lancar, Pa," sahut Reyhan dengan suara rendah namun jelas. "Saya akan terus berada di sisinya, dan saya pastikan Nayla tidak merasa sendirian sedetik pun."

"Dia tidak boleh tahu kalau kita semua sudah tahu tentang penyakitnya," ucap Mama lembut. "Dia bilang tidak ingin membuat kita sedih... tapi justru ini menyakitkan sekali melihat dia menanggung semuanya sendiri."

Napas Nayla tercekat. Matanya membelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Operasi?

Transplantasi hati?

Papa... adalah pendonornya?

Langkahnya goyah, tubuhnya nyaris limbung, namun ia bersandar cepat ke dinding untuk menopang dirinya.

“Tidak…” gumamnya pelan, mata mulai berkaca-kaca.

Tubuhnya akhirnya bergerak. Dengan langkah gemetar, ia muncul dari balik dinding dan berdiri di hadapan mereka bertiga. Papa, Mama, dan Reyhan sontak terdiam, wajah mereka berubah pucat.

“Jadi… kalian semua sudah tahu?” suara Nayla terdengar lirih, namun cukup jelas untuk memecah keheningan.

Reyhan mendekat. “Nayla, aku bisa jelaskan—”

“Papa jadi pendonor… untukku?” tanyanya dengan suara bergetar, menatap langsung pada Pak Adnan.

Pak Adnan hanya mampu mengangguk, tidak sanggup berkata apa-apa.

Air mata Nayla menetes, jatuh tanpa bisa ia tahan. “Kalian semua… merahasiakan ini dariku…”

Reyhan mencoba mendekapnya, namun Nayla melangkah mundur, tubuhnya bergetar hebat. “Kenapa kalian tidak bilang? Kenapa kalian harus menanggung ini diam-diam? Papa… itu terlalu berisiko...”

Pak Adnan melangkah maju, menatap putrinya dengan tatapan penuh kasih. “Kamu adalah anak kami, Nayla. Tidak ada satu pun orang tua di dunia ini yang rela melihat anaknya menderita. Kalau Papa bisa memberi hidup untukmu… Papa akan lakukan itu tanpa ragu.”

Tangis Nayla pecah. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Reyhan mendekat, dan kali ini Nayla tidak menolak ketika Reyhan menariknya ke dalam pelukan.

“Kamu tidak sendirian, Nay,” bisik Reyhan lembut di telinganya. “Kami semua di sini untukmu. Dan kami akan melewati ini bersama.”

Mama menyeka air matanya, kemudian mendekap keduanya.

Pelukan itu terasa hangat, penuh cinta dan kekuatan yang selama ini Nayla coba tolak, tapi diam-diam ia butuhkan. Ia menangis dalam diam, membiarkan air matanya jatuh di bahu Reyhan. Perlahan, rasa takut yang selama ini ia pendam mulai mencair, tergantikan oleh rasa haru yang menyusup pelan.

Setelah beberapa saat, Nayla menarik diri pelan dari pelukan Reyhan. Ia menatap Mama dan Papa bergantian. “Maaf… aku tidak bermaksud menyembunyikan semuanya,” ucapnya dengan suara serak.

Mama menggeleng cepat, lalu menggenggam tangan Nayla erat. “Tidak ada yang perlu kamu minta maafkan, Nak. Kami justru yang menyesal karena tidak ada di dekatmu sejak awal.”

Pak Adnan mengusap punggung putrinya pelan. “Papa bangga sama kamu, Nayla. Kamu tetap kuat di tengah semua ini.”

Nayla hanya bisa mengangguk kecil, menahan air mata yang hendak jatuh lagi.

Reyhan kemudian mengusap kepala Nayla dengan lembut. “Kita akan hadapi ini bersama, Nay. Kamu tidak perlu takut lagi. Aku sudah bicara dengan tim medis. Semua persiapan sudah dimulai. Selama kamu mau berjuang, aku akan tetap di sampingmu, setiap langkahnya.”

Nayla memejamkan mata sesaat, lalu menghela napas panjang. “Aku tidak ingin Papa mengambil risiko sebesar ini... Tapi aku tahu juga tidak bisa menolaknya, kan?”

Pak Adnan tersenyum hangat. “ Tidak ada ruang untuk tawar-menawar dalam cinta orang tua.”

Nayla menunduk, lalu mencium tangan papanya lama. “Terima kasih, Pa…”

Mereka pun memutuskan kembali ke kamar rawat. Di sepanjang lorong, Nayla berjalan diapit oleh Mama dan Papa, sementara Reyhan berjalan di belakang mereka, matanya terus mengawasi Nayla, seolah takut jika wanita itu akan menghilang tiba-tiba.

Sesampainya di kamar, Nayla didudukkan perlahan di tempat tidur. Mama membereskan bantal dan selimut, sementara Reyhan menuangkan segelas air hangat.

Suasana menjadi hening sejenak, namun tidak canggung. Ada ketenangan yang baru saja terbangun, walau bayangan akan operasi besar masih menggantung di kepala semua orang.

“Besok pagi, tim dokter akan menjelaskan prosedur secara rinci. Tapi kamu tidak perlu pikirkan apa pun malam ini,” ujar Reyhan. “Tugasku adalah membuatmu tenang dan tidur nyenyak.”

Nayla melirik Reyhan, lalu tersenyum tipis. “Kamu benar-benar tidak akan pergi dari sisiku, kan?”

Reyhan menggeleng pelan. “Tidak. Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun, termasuk kamu sendiri, membuatku pergi.”

Pak Adnan dan Mama Nayla saling bertukar pandang dan tersenyum haru.

***

Pagi hari itu datang lebih cepat dari biasanya. Cahaya matahari menembus tirai kamar rumah sakit, menyinari wajah Nayla yang masih terlelap. Reyhan duduk di kursi samping tempat tidur, memandangi wajah istrinya dengan perasaan campur aduk, takut, cemas.

Sesaat kemudian, pintu kamar diketuk pelan. Reyhan berdiri, membukanya dan mendapati dua orang dokter beserta seorang perawat datang dengan senyum sopan.

“Selamat pagi, Tuan Reyhan. Kami dari tim transplantasi,” ucap salah satu dokter, memperkenalkan dirinya sebagai dr. Kevin. “Jika Nyonya Nayla sudah cukup kuat, kami ingin melakukan diskusi ringan mengenai prosedur yang akan dijalani.”

Reyhan mengangguk. “Tunggu sebentar.”

Ia berbalik dan perlahan membangunkan Nayla dengan usapan lembut di rambutnya.

“Nay, sayang… dokter sudah datang.”

Nayla membuka matanya perlahan. Raut wajahnya masih lelah, tapi ia memaksakan senyuman kecil saat melihat Reyhan.

Reyhan membantunya duduk, lalu duduk di sisi tempat tidur sambil menggenggam tangan Nayla erat.

“Silakan, Dok,” ucapnya pada tim medis.

Dr. Kevin mulai menjelaskan, “Kami sudah memeriksa kondisi Nyonya Nayla secara menyeluruh. Sayangnya, satu-satunya harapan terbaik untuk pemulihan adalah transplantasi hati. Untungnya, ayah Anda, dan Tuan Adnan, memiliki kecocokan organ yang sangat baik. Ini sangat jarang terjadi dalam waktu sesingkat ini, dan bisa kami anggap sebagai keajaiban kecil.”

Nayla melirik ke arah Papa yang berdiri di sudut ruangan, memberikan anggukan tegas. Air matanya hampir menetes, tapi ia menahannya.

“Kami akan menjadwalkan operasi dalam dua hari ke depan. Hari ini dan besok akan digunakan untuk pemeriksaan akhir dan stabilisasi kondisi keduanya. Operasi akan berlangsung di ruang bedah utama dengan tim lengkap,” lanjut dr. Kevin. “Tentu, ada risiko. Tapi kami yakin peluang keberhasilannya tinggi jika Nyonya Nayla tetap kuat secara mental dan fisik.”

1
Hendri Yani
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!