Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
“Waktu gue nyebut nama Tania, pandangan mata Mas Saga langsung berubah, haah…entahlah mungkin cuma perasaan gue aja” gumam Luna sendiri yang sedang duduk di tepi ranjang seraya mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamar Saga.
“Lun kamu dimana?” terdengar suara Saga dari luar kamar.
“Di kamar Mas” teriak Luna agar kakaknya tahu keberadaanya.
Saga berjalan masuk ke kamar dengan membawa paper bag di tangan kanannya, lalu menyerahkannya kepada Luna.
“Apa ini Mas?” tanya Luna sembari matanya mengintip ke dalam paper bag tersebut.
“Baju buat kamu ganti, tadi pas keluar aku liat di sekitar sini ada toko baju, jadi aku mampir beliin buat kamu”
Luna mengambil baju yang ada di dalam paper bag tersebut, kemudian ia mengangkat dan membentangkannya, melihat apa baju yang di belikan Saga cocok atau tidak untuknya.
“Mas Saga tolong keluar dulu, aku mau nyobain bajunya” Luna mendorong tubuh Saga keluar dari kamar, namun Saga menahan tubuhnya, memegang kedua sisi pintu dengan kedua tangannya.
“Sini biar aku bantuin kamu ganti baju” kelakar Saga seraya menoleh ke arah Luna dan tersenyum smirik.
Luna yang kesal dengan candaan kakaknya itu, menginjak kaki Saga dengan sekuat tenaga, membuat laki-laki bertubuh tegap itu mengerang kesakitan, kemudian ia mengejek Saga dengan menjulurkan lidahnya keluar lalu menutup pintu kamar dengan keras.
Selang beberapa menit Luna keluar dengan memakai baju yang di belikan Saga, dan melihat kakaknya sedang duduk bersila di atas sofa sambil mengelus kaki yang di injak olehnya tadi.
“Mas Saga kok tahu sih ukuran baju aku” celetuk Luna.
Saga mengangkat kedua sudut bibirnya tersenyum nakal ke arah Luna “kamu lupa ya semalam aku kan habis ngukur badan kamu” celetuk Saga.
Luna diam tak mengindahkan omongan kakaknya itu, kemudian ia berpamitan untuk pulang ke rumah. Ketika Luna akan membuka pintu aparteman, Saga yang sedang duduk, beranjak berdiri dan berjalan mendekat ke arah adiknya, lagi-lagi Saga memeluk tubuh Luna dari belakang seperti tak rela jika adiknya pergi meningglkan dirinya.
Saga membalikkan tubuh Luna hingga mereka saling berhadapan, Luna menatap wajah Saga dan mengangkat kedua sudut bibirnya tersenyum manis ke arah Saga.
“Cup” Luna mendaratkan ciuman dibibir Saga kemudian ia langsung membuka pintu dan keluar dari apartemen Saga.
Saga yang mendapat serangan mendadak berdiri mematung seperti orang bodoh lalu ia tersenyum sembari memegang bibirnya “dasar gadis nakal” gumamnya seorang diri.
Sesampainya di rumah, Luna hanya bertemu dengan Bik Idah, Wyman dan Sonya sudah berangkat kerja. Luna langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya mengambil tas yang biasa ia gunakan untuk kuliah.
Tak…Tak...Tak…
Terdengar langkah kaki Luna menuruni tangga, ia berjalan ke lemari pendingin mengambil satu botol air mineral dan menenggaknya sampai habis lalu membuang botolnya ke tempat sampah. Ketika ia sedang berjalan keluar rumah, ponselnya berering ia menghentikkan langkahnya lalu mengambil ponsel yang ia letakkan di dalam tas, tertera nama orang yang menghubunginya yaitu Cheryl, dengan sigap Luna menekan tombol hijau.
“Halo Cher”
“Lo dimana sekarang” Cheryl bertanya dari seberang telepon.
“Gue di rumah, ini mau berangkat ke kampus” jawab Luna seraya berjalan ke luar rumah.
“Buruan dateng gue lagi di kantin nih, temen-temen pada heboh nanyain hubungan lo sama Mas Saga” papar Cheryl.
“Oke” jawab Luna singkat, kemudian ia menutup sambungan teleponnya dan melesat pergi ke kampus dengan mengendarai sepeda motor kesayangannya.
Tak butuh waktu lama bagi Luna untuk sampai di kampus dengan kemahirannya mengendarai sepeda motor menaklukan jalanan ibukota yang padat.
Sesampainya di kampus, Luna bergegas melangkahkan kakinya berjalan melewati lorong-lorong kelas menuju kantin dimana Cheryl berada.
‘Eh…itu Luna” tunjuk salah satu anak yang sedang duduk dengan Cheryl melihat Luna yang baru saja datang ke kantin.
Cheryl melihat Luna yang sedang celingukan mencari keberadaannya, “Lun” panggil Cheryl dari arah meja yang berada di pojokkan. Luna berjalan mendekati Cheryl dan menghamburkan duduk dengan anak-anak yang lain.
Semua tatapan mata tertuju ke arah Luna “jadi apa hubungan lo sama Saga Ganendra” Dita tanpa basa-basi menanyakan hal yang membuatnya penasaran.
Luna menghela napas sebelum ia menjawab pertanyaan Dita “dia itu saudara gue, ya… bisa di bilang kakak lah” tutur Luna dengan santainya.
“Hah” teman-temannya membulatkan sempurna mata mereka semua terkejut mendengar apa yang di katakan Luna.
“Sejak kapan Saga Ganendra jadi kakak lo”
“Bukannya lo tuh anak tunggal”.
“Kok bisa Saga Ganendra jadi kakak lo”.
Luna di cecar banyak pertanyaan dari teman-teman sekelasnya seolah dia sedang berada di ruang sidang.
Luna menjelaskan kepada teman-temannya yang penasaran “makanya dengerin dulu jangan langsung nyerocos gitu, jadi gini ayah gue tuh nikah sama mamahnya Mas Saga”.
“Tapi kok nggak ada beritanya Lun?” tanya Dita heran.
“Acaranya tertutup cuma ngundang orang-orang terdekat aja”.
“Enak dong, lo bisa tiap hari ketemu sama Saga Ganendra yang gantengnya kebangetan.” celetuk temannya yang lain.
“Dia tuh nggak tinggal bareng sama gue, di tinggal sendiri di apartemennya” papar Luna.
“Udah yah, kalian udah tahu mendingan sekarang kalian semua bubar” Cheryl mengusir teman-temannya sembari menyibakkan tangannya ke arah mereka.