NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 4.8
Nama Author: mawarjingga

21+🔥🔥🔥


Ben Alberto Adiwangsa, seorang laki-laki dewasa berumur 29 tahun, yang memiliki wajah tampan dengan hidung runcing, alis tebal, rahang yang kokoh, serta memiliki tubuh tinggi tegap, sosok sempurna yang mampu membuat gadis manapun tak akan mampu menolak pesonanya.

Namun siapa sangka, seorang Ben memiliki kisah yang begitu rumit, sebuah kisah cinta pahitnya di masa lalu, yang membuat Ben sampai kini enggan untuk memulai kembali hubungan serius dengan gadis manapun.

4tahun yang lalu tepatnya 2 hari menjelang pertunangannya dengan Sandra kekasihnya, ia tak sengaja memeregoki gadis yang dicintainya itu tengah berduaan dengan seorang laki-laki dalam keadaan yang begitu intim, di dalam Apartemen milik kekasihnya.

Hingga suatu hari ia harus menerima kenyataan, bahwa dirinya dipaksa menikahi gadis cacat yang telah ia tabrak, akibat dari keteledorannya saat berkendara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah tua

"Maaf ma, Ben yang sekarang bukanlah Ben yang dulu, yang selalu mengalah dan mengikuti apa maunya Alby, aku udah dewasa ma, dan aku berhak mempertahankan apa yang aku miliki sekarang."

"Ben?"

"Cukup ma, Putri itu istriku, mama nggak bisa seenaknya menentukan dengan siapa Putri harus berdampingan, lagipula apa mama lupa siapa yang dulu memaksa ku untuk menikahi Putri, mama lupa?"

"Ben, mama hanya ingin Putri bahagia itu aja!"

Ben tersenyum kecut, "Jadi menurut mama Ben nggak bisa membahagiakan Putri, begitu ma?"

"Ben dengar mama! selama ini Putri memang tidak pernah menceritakan apapun tentang kamu, baik buruknya kamu selalu dia tutupi dari mama, tapi satu hal yang perlu kamu tahu, mama tahu apa saja yang kamu lakukan selama ini sama Putri."

"Apa, mama tahu apa soal rumah tangga Ben, oh atau selama ini mama mengirimi Ben seorang mata-mata, benar begitu ma?"

"Apapun itu, mama hanya ingin yang terbaik untuk kamu."

Kembali Ben tersenyum kecut, "Bukan ma, mama bukan melakukan yang terbaik untuk Ben, tapi untuk Alby."

"Kenapa ma, kenapa selalu Alby yang mama utamakan, kenapa nggak Ben atau Darrel ma!"

"Ben?"

"Ma, sejak kecil aku selalu mengalah apapun pada Alby, makanan, mainan, dan segala sesuatu yang lainnya, termasuk kasih sayang mama, bahkan sampai dewasa pun dia masih berusaha untuk merebut wanita yang menjadi tunangan ku."

"Cukup Ben, hentikan! mama sudah berulang kali mengatakan Alby tidak merebut Sandra tunanganmu, mereka berdua hanya berteman."

"Cih, berteman mama bilang, pertemanan macam apa yang mama maksud, apa seperti kucing jantan dan betina, yang tidak melihat dia saudaranya, temannya atau bukan, tapi mereka dengan senang hati bergulat berbagi tubuhnya."

Plakkkk. !!

Satu tamparan keras mendarat di pipi tampan Ben, hingga gambar jari-jari tercetak jelas di pipi putihnya.

Sementara Maura, memandang tangannya sendiri dengan tubuh gemetar, sama sekali tak menyangka bahwa tangannya begitu repleks terayun mengenai pipi Putranya.

"Maafkan mama Ben, mama_"

"Ben tidak akan pernah melepaskan Putri sampai kapanpun ma!" ujar Ben dengan suara serak menahan tangis.

Sementara Putri, yang sejak tadi berada di depan pintu ruang kerja ayah mertuanya bergegas turun dengan perasaan berkecamuk, memberi tahu tamu sang mama mertuanya agar menunggunya sebentar lagi.

"K-kak, mama mana?" tanya Putri seolah tidak tahu apa-apa saat melihat Ben baru saja turun dari lantai atas.

"Kenapa?"

"Ada temennya mama, katanya mau ngajak pergi ketempat arisan dirumah tante Ati."

"Yasudah biarkan saja, ayo kita pulang!" balas Ben dengan suara yang terdengar begitu rapuh.

"Tapi kak?"

"Pulang!" tak membantah lagi Putri akhirnya memutuskan untuk mengikuti langkah suaminya, karena ia tahu betul apa yang tengah Ben rasakan saat ini.

***

"Ini rumah siapa kak?" tanya Putri, saat Ben membawanya ke halaman sebuah rumah yang terlihat sangat tua, namun masih sangat terawat, yang terletak dipinggir kota, dan jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah kedua orang tuanya.

"Rumah kakek."

"Kakek, kak Ben masih punya kakek?"

Ben tersenyum lembut, sebuah senyuman yang jarang ia perlihatkan, bahkan nyaris tidak pernah terlihat oleh Putri, lalu satu tangannya terulur mengusap pelan rambut Putri.

"Nggak sayang, kakek sama nenek udah nggak ada!"

"Lalu?"

"Aku membayar seseorang untuk selalu membersihkan rumah ini, agar selalu bersih dan terawat."

Terlihat Putri yang masih setia mendengarkan ucapan Ben selanjutnya.

"Kita duduk disana." merangkul Putri membawanya menuju sebuah Gazebo yang terbuat dari kayu, yang letaknya berada disisi kolam ikan dengan pinggirannya yang dibentuk seperti taman mini.

Keduanya duduk dengan kaki terayun, hingga ujung kakinya hampir menyentuh kolam ikan dibawahnya, sembari menikmati semilir angin yang menyejukan.

"Disini adem ya kak!" ujar Putri kembali memulai pembicaraan dengan mata terpejam, menikmati sejuknya angin yang berhembus dibawah dedaunan yang berasal dari pohon-pohon yang mengelilingi rumah tua tersebut.

Ben kembali tersenyum, entah mengapa melihat hal kecil yang dilakukan istrinya akhir-akhir ini membuat ia merasa gemas, sekaligus merasa sangat bahagia.

"Kamu suka?"

Putri mengangguk, "Suka banget!"

"Kita bisa pindah kesini kalau kamu mau."

"Ihs nggak pindah juga kali kak, suasananya kalau malem pasti berubah serem kan." balas Putri bergidik ngeri, seraya melihat kesekeliling, tidak ada rumah lain disini, selain satu mushola tua dan juga bekas bangunan-bangunan yang sudah di hancurkan, Putri sendiri merasa bingung karena ia baru mengetahui bahwa ternyata di daerah ini masih ada tempat kosong dan hijau seperti ini.

Ben tergelak, seraya menggenggam sebelah tangan Putri, lalu meletakannya diatas pahanya, yang seketika membuat tubuh Putri memanas, bagai tersengat listrik.

Telapak tangan besar Ben yang sedikit kasar begitu hangat membungkus keseluruhan telapak tangan mungilnya, yang membuatnya merasa begitu di lindungi.

Sejenak membuat Putri lupa akan rasa marah serta rasa kecewanya terhadap Ben.

"Apa kau percaya, bahwa dulu aku pernah tinggal disini selama 6 tahun." ujar Ben, yang sontak membuat Putri menatapnya penuh rasa penasaran.

"Dari kelas 3 SD aku memutuskan untuk tinggal disini bersama kakek dan nenek!"

"Kenapa?"

"Ada satu masalah yang membuat aku memutuskan tinggal disini, lagi pula 12 tahun yang lalu, keadaan disini tidak seperti yang kau lihat sekarang sayang, dulu disini begitu ramai, rukun, dan tenang, namun banyaknya warga yang bekerja di luar negri dan memiliki uang banyak, pada akhirnya mereka pindah satu persatu, membangun rumah yang terletak di tengah kota."

"Aku sendiri dulu malah lebih nyaman disini, ketimbang dirumah mama, dan bertemu Al_" Ben tidak melanjutkan kata-katanya, menoleh kearah Putri yang menatapnya bingung.

"Kok nggak di lanjut."

"Sudahlah, aku rasa itu tidak penting, bagaimana kalau kita berkunjung ke makam kakek, kau mau?"

"Dimana?"

"Dekat sini." keduanya pun berjalan beriringan menuju sebuah kebun yang berada dibelakang rumah itu.

"Ini makam kakek dan nenek, kakek meninggal saat aku masih duduk di bangku SMP, sedangkan nenek meninggal saat aku sudah menetap di bandung untuk melanjutkan sekolah."

Putri tampak mengangguk mengerti, dengan mata yang menatap kesetiap sudut kebun.

"Ini nenek kakek dari mama, atau papa kak?"

"Mama, orang tua papa ada dibandung, dan sama-sama sudah meninggal juga."

"Lalu ini siapa kak?" Putri mendekati sebuah makam dengan Nisan yang bertuliskan Ariana Putri Adiwangsa.

"D-dia, adikku!"

"A-adik, kak Ben punya adik perempuan yang sudah meninggal?"

Ben mengangguk samar, mengenang kepergian sang adik adalah hal yang begitu menyakitkan baginya.

Karena hal itu adalah sebuah awal dimana ia bermusuhan dengan Alby, dan hubungan kurang baik dengan sang mama dimulai.

.

.

1
daroe
Hamidun
daroe
masih perawan 😄
daroe
hadeh istri yg mantan kakak, dan dicintai adiknya ini mah
cakep putri triple kills wkwkwkwkwk
daroe
wehhh kampretttooo
nissa
hamil tu
nissa
semoga berbahagia putri
nissa
sirik bilangbu
nissa
cemburu baru tau
nissa
lah kan sudah suami istri
nissa
mantap
nissa
iya bener yang yang tu
nissa
aneh
nissa
giliran butuh aja ngajak
nissa
gak usah mau ri, suruh pergi aja sendiri
nissa
gak uusah mau put
nissa
bagus put kabur aja
nissa
mantap
nissa
lanjut
nissa
idih kok marah
nissa
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!