NovelToon NovelToon
Gadis Nakal Milik Hot Daddy

Gadis Nakal Milik Hot Daddy

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:69.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Aysha Siti Akmal Ali

Karakter sesuai judul, jadi jangan di judge lagi ya Readers ...


Marissa, 19 tahun. Gadis berwajah cantik dengan tubuh yang seksi dan nyaris sempurna.

Ia tergila-gila pada seorang duda berusia 39 tahun, Marcello Alexander. Seorang Owner sekaligus CEO dari Antariksa Group, perusahaan besar yang bergerak dalam bidang Otomotif.

Namun, sayangnya kisah cinta Marissa harus pupus tatkala ia mengetahui bahwa Marcello adalah seseorang yang pernah menjadi bagian dari dirinya.

Penasaran gak sih? Yukk ... ikuti cerita cinta mereka 😘😘😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Keesokan harinya.

"Sialan!" gerutu Marissa karena sejak tadi malam hingga sekarang pukul 10.00 pagi, ia masih terkurung didalam kamarnya.

Marissa mencoba membuka pintu kamar, tetapi tetap tidak bisa. Pintu tersebut dikunci dari luar dan kuncinya dibawa oleh Marcello.

"Daddy benar-benar sudah keterlaluan! Aku tidak bisa menerima hukuman ini! Oh, Ayolah Marissa! Kamu bukan gadis lemah yang hanya akan berdiam diri saat dikurung seperti ini!" kesalnya.

Marissa berlari kecil menuju balkon dan memperhatikan sekelilingnya. Didepan, para pekerja sudah ramai melakukan aktivitas harian mereka, ada yang membersihkan halaman, ada yang sedang merawat taman milik Marcello dan banyak lagi.

"Apa aku berani turun dari sini, ya?!" tanya Marissa kepada dirinya sendiri.

Sebenarnya Marissa takut ketinggian. Namun, jiwa pemberontaknya masih lebih besar daripada rasa takutnya. Ia mulai berpikir bagaimana cara keluar dari kamar tersebut. Dan yang sedang ada dipikirkannya adalah turun dari balkon kemudian lari secepat kilat.

"Apa aku harus melompat dari sini? Ah, tidak! Jangan bodoh, Marissa! Bisa-bisa aku terbaring di Rumah Sakit setelah melompat dari sini!" gumamnya, mengingat kamarnya berada di lantai tiga bangunan mewah tersebut.

"Sebentar, aku mau cari sesuatu yang dapat membantu aku turun dari sana, tali misalnya! Semoga saja dikamar ini terdapat benda yang bernama tali tersebut!"

Marissa mengobarak-abrik isi kamar, tetapi tetap tidak menemukan benda yang ia cari. Hingga akhirnya, ia putus asa kemudian kembali menjatuhkan dirinya diatas tempat tidur. Sambil menatap langit-langit, otak Gadis itu tidak berhenti memikirkan bagaimana caranya keluar dari tempat itu.

Tiba-tiba tangan Marissa mencengkeram seprei yang sedang ia rebahi kemudian ide gila itupun tercetus begitu saja di otaknya.

"Sebentar,"

Marissa bangkit kemudian berlari kecil menuju lemari penyimpanan seprei dan selimut yang ada didalam kamarnya. Ia mengeluarkan semua seprei dan selimut tersebut kemudian mengikat ujung yang satu dengan ujung yang lain. Hingga akhirnya, selimut serta seprei tersebut menjadi satu.

"Ternyata ideku cemerlang juga, tidak ada tali maka seprei pun jadi!" gumamnya sambil tersenyum puas.

Marissa membawa seprei yang sudah ia sulap menjadi tali tersebut ke balkon. Ia mengikatkan salah satu ujungnya ke pagar balkon dengan sangat erat. Kemudian meleparkan ujung satunya hingga menjuntai kebawah. Walaupun ujungnya masih belum menyentuh tanah, paling tidak Marissa masih bisa melompat setelah itu karena tidak terlalu tinggi.

"Semangat! Semoga berhasil!" ucap Marissa untuk menyemangati dirinya sendiri.

Sambil berdoa, Marissa mulai memberanikan diri melompati pagar balkonnya dengan sangat hati-hati. Sejengkal demi sejengkal, tubuh Marissa mulai merosot dari lantai kamarnya.

Tiba-tiba dari bawah, seorang Pelayan berteriak histeris setelah melihat Marissa menggantung dari balkon kamarnya. Ia meminta tolong kepada Pelayan lain hingga terjadilah kegaduhan dibawah sana.

"Apaan sih ribut-ribut!" gumam Marissa sembari menoleh kebawah. Seketika nyalinya menciut ketika menyadari bahwa ia masih menggantung di ketinggian. Tubuhnya gemetar dan ia semakin memperkuat cengkeramannya di seprei tersebut.

"Ya, Tuhan! Kepalaku tiba-tiba pusing begini!" gumamnya sambil menutup mata.

"Nona, awas Nona!"

"Bertahanlah, Nona! Kami akan secepatnya mencari bantuan!"

"Cepat-cepat!"

Berbagai macam kalimat mencuat dari bibir para Pelayan yang ketakutan saat mereka menyaksikan posisi Putri kesayangan Tuan Marcello. Hingga akhirnya keributan itupun terdengar ke telinga Joe. Joe bergegas menuju tempat dimana Marissa masih menggantung.

Lelaki itupun tidak kalah panik dari para Pelayan ketika melihat anak gadis kesayangan bossnya itu menggantung di ketinggian.

"Nona Marissa, apa yang Anda lakukan disana?!" teriak Joe,

"Dasar bodoh, sudah tahu aku berusaha kabur! Kenapa masih bertanya seperti itu!" gerutu Marissa dengan mata terpejam. Namun, ia masih mengenali siapa yang sedang mengajaknya bicara.

"Aku mau kabur, Om Joe! Tetapi aku malah terjebak disini!" teriak Marissa.

"Apa kamu bisa merangkak naik?!" tanya Joe

"Tidak bisa, Om! Tubuhku gemetar!" sahutnya lagi.

Joe menepuk jidatnya, ia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran gadis itu. "Bertahanlah, sebentar lagi bantuan akan datang," ucap Joe mencoba menenangkan Marissa yang mulai ketakutan.

Sementara itu, di ruangan pribadi Marcello.

Marcello terbangun dari tidurnya karena samar-samar, ia mendengar suara keributan dari luar ruangan tersebut. Perlahan ia bangkit kemudian menghampiri pintu ruangan itu sambil mengucek mata.

Ternyata tadi malam ia tidak bisa tidur akibat terlalu memikirkan ciuman yang dilakukan oleh Marissa dan Fattan. Dia mengurung dirinya didalam ruangan itu dan baru bisa memejamkan matanya setelah shubuh.

Perlahan, Marcello membuka pintu dan melihat beberapa orang Pelayan sedang berdiri disana dengan wajah panik.

"Ada apa ini?" tanya Marcello dengan wajah masam menatap para Pelayan itu.

"Ehm, anu Tuan ... itu ... " sahut Pelayan terbata-bata.

Wajah Marcello semakin masam karena para Pelayan itu mengganggu tidurnya. "Itu apa?!" kesalnya.

"Ehm, itu ... Nona Marissa sedang dalam bahaya, Tuan. Dia sedang bergelantungan dari balkon kamarnya dengan menggunakan seprei yang diikat sedemikian rupa," sahut Pelayan itu dengan wajah ketakutan. Takut dimarahi oleh Marcello tentunya.

"Apa?!" pekik Marcello.

Rasa kantuk yang menyerangnya tiba-tiba saja hilang begitu saja. Ia panik dan bergegas menuju tempat dimana Joe beserta lainnya sedang mencoba menyelamatkan Marissa.

...***...

1
Rustan Sinaga
bawa pasukan Dylan, jgn gegabah menghadapi si Kenneth
Rustan Sinaga
sptnya Dylan ada rencana terselubung ya
Rustan Sinaga
satukan Dian dan Riyadh thor, buat mereka bahagia
Rustan Sinaga
jangan buat Dian celaka thor
Rustan Sinaga
jangan² Zaidpun bukan anak Riyadh
Rustan Sinaga
sll lupa komen, saking pengen cepet buka bsn baru
Rustan Sinaga
tunjukkan status Marisa yg sesungguhnya thor, biar si Sarah gigit jari
safrah ricky
Luar biasa
Mariana Frutty
16/06/1977
Luar biasa
aryuu
rameee
Yusi Maulanaa
Luar biasa
Nani Maulani
mau dong obat nya marisa/Ok/
bee
Lumayan
bee
Luar biasa
Capricorn 🦄
k
egata_syla
Luar biasa
LaLa Pho
ada yang kembar 6 kok
si pembaca
saking banyak nya sampai lupa
Mimik Pribadi
Ngmng2 beli obatnya dimana Marissa,,,,diShoppe adakah??? 😅😅🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!