Dia memilihnya karena dia "aman". Dia menerima karena dia butuh uang. Mereka berdua tak siap untuk yang terjadi selanjutnya. * Warisan miliaran dollar berada di ujung sebuah cincin kawin. Tommaso Eduardo, CEO muda paling sukses dan disegani, tak punya waktu untuk cinta. Dengan langkah gila, dia menunjuk Selene Agueda, sang jenius berpenampilan culun di divisi bawah, sebagai calon istri kontraknya. Aturannya sederhana, menikah, dapatkan warisan, bercerai, dan selesai. Selene, yang terdesak kebutuhan, menyetujui dengan berat hati. Namun kehidupan di mansion mewah tak berjalan sesuai skrip. Di balik rahasia dan kepura-puraan, hasrat yang tak terduga menyala. Saat perasaan sesungguhnya tak bisa lagi dibendung, mereka harus memilih, berpegang pada kontrak yang aman, atau mempertaruhkan segalanya untuk sesuatu yang mungkin sebenarnya ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Imbang
Malam harinya, saat makan malam, Tom kembali hadir di meja makan. Kali ini Chef Margareth diundang untuk makan bersama.
Makanan disajikan bukan oleh Selene, melainkan oleh koki khusus makanan utama.
Percakapan berputar di sekitar dunia kuliner, tren restoran di Paris, dan keinginan terpendam Selene yang mungkin suatu hari nanti ingin membuka patiserie kelas atas.
Tom lebih banyak diam kali ini, mengamati gerak gerik Selene yang berinteraksi dengan Chef Margareth.
Selene ternyata sangat memukau. Pengetahuannya luas, caranya berbicara cukup memikat.
Tampaknya, Selene mulai belajar bagaimana menarik simpati orang, bagaimana membangun citranya yang merupakan istri dari seorang konglomerat.
Lalu, tangan Tom terangkat dan berada dekat dengan tangan Selene di atas meja. Pandangan Selene mulai berubah ke arahnya.
Selene tersenyum dan dengan nada bercanda memuji Tom sebagai suami yang sangat tahu cara membahagiakan istrinya.
Dia mulai bermain, dengan begitu apik, mengimbangi akting Tom yang selalu membuat dadanya berdebar tak karuan.
“Bagiku, bertemu dengannya adalah sebuah anugerah terindah. Dia mengangkatku begitu tinggi hingga membuatku melayang. Aku harap dia tak menjatuhkanku,” ucap Selene yang membuat Chef Margareth tertawa pelan.
Tom tersenyum, namun ada sesuatu di sudut mata tajamnya. “Aku tak akan melakukan itu, Cara.”
“Aku tahu, karena kau sangat mencintaiku,” bisik Selene dan kali ini dia yang mengecup bibir Tom terlebih dulu.
Mata mereka saling menatap sejenak. Selene tahu bahwa Tom pasti menyadari perubahan sikapnya yang mulai berani.
“Kalian pasangan yang sangat serasi. Dan kuharap kalian akan selalu bahagia,” kata Chef Margareth yang membuat mereka berdua memutuskan pandangannya.
*
*
Setelah akhirnya Chef Margareth pulang, suasana di mansion langsung berubah. Tom menahan tangan Selene yang akan berbali ke kamarnya.
Dia menoleh. Tom menatapnya. “Penampilanmu hari ini … cukup baik. Teruskan.”
“Ya, aku belajar darimu. Aku akan melakukan yang terbaik, Carino.” Selene tersenyum, berusaha menyembunyikan debar di dadanya.
Tom tak tersenyum, dia masih mengamatinya. Matanya yang tajam mungkin tahu apa yang dipikirkan oleh Selene.
“Besok … aku akan pergi dengan Chiara. Apakah boleh?” Selene meminta izin.
“Ke mana?”
“Hanya sekadar berbelanja dan mengobrol saja. Aku masih butuh beberapa nasihatnya agar penampilanku semakin meyakinkan.”
Tom tak langsung menjawab. Seperti sedang menerawang apa yang sedang dipikirkan oleh Selene.
Namun kemudian dia mengangguk. “Ya, pergilah. Pakai kartu yang sudah kuberikan padamu. Berbelanjalah sepuasmu. Itu termasuk fasilitas yang kau terima selama menjadi istriku.”
“Terima kasih. Selamat malam.” Lalu Selene berbalik pergi, meninggalkan Tom yang entah sedang berpikiran apa tentang dirinya saat ini.
*
*
Keesokan harinya, setelah sesi membuat kue dengan Chef Margareth, Selene bersiap pergi dengan Chiara.
Satu jam kemudian, akhirnya Selene bertemu Chiara. “Bagaimana kabarmu, Dear?”
Chiara mencium kedua pipi Selene. “Baik.”
Chiara tersenyum nakal. “Bagaimana rasanya? Dia sangat … rawr???”
Wajah Selene memerah karena pertanyaan Chiara yang menjurus ke hal intimnya dengan Tom. Chiara tertawa pelan dan menepuk lengannya dengan pelan.
“Kau ini pemalu sekali. Sudahlah, ayo sekarang kita bersiap,” ucap Chiara.
“Kita akan berbelanja, kan?”
“Ya. Setelah itu, akan ada fashion show eksklusif Maison de Cavalli, dan aku punya dua tiket di barisan depan!”
“Fashion show? A-aku tak pernah ke acara seperti itu.”
“Kau bersamaku, Dear. Jadi, tenang saja.” Chiara mengerlingkan matanya dan mereka masuk kembali ke dalam mobil.
pasti keinginanmu akan tercapai..
terima kasih kak Zarin 😘🙏
jangan biarkan Selene melakukan hal yg kurang pantas hanya karena ingin memiliki bayi ya kak Zarin 😁
tetap elegant & menjaga harga diri Selene, oke