Kembalinya Ratu Gangster

“Ayahku…” Kayzo berhenti, suaranya bergetar. “Dia bahkan tidak pernah mengingat tanggal ulang tahun Ibuku. Dia hanya peduli pada wanita selingkuhan dan anak-anak haramnya yang kini diakui sebagai Mahaka. Mereka mengambil semua yang seharusnya menjadi milikku. Warisan, kehormatan, dan cinta seorang Ayah.”

Devano menunduk. Ia adalah orang yang paling mengerti penderitaan Kayzo. Devano lah yang memperkenalkan Kayzo pada dunia hitam, pada Krayrock, bertahun-tahun yang lalu. Saat itu, Kayzo baru saja kehilangan ibunya dan diusir dari rumah oleh keluarga besar Mahaka.

“Aku yang membawamu ke dunia ini, Kay,” kata Devano, suaranya tulus. “Aku tahu seberapa besar kebencian yang kau pendam. Aku tahu kau tidak pernah ingin menjadi Ketua Gangster. Kau hanya ingin kekuatan untuk balas dendam. Kekuatan agar tak ada lagi yang bisa menginjak-injakmu dan ingatan Ibumu.”

“Tapi Dev,” Kayzo menoleh, matanya merah dan penuh keputusasaan. “Semua kekuatan ini… uang ini… darah ini… Apakah semua ini sebanding dengan satu pelukan tulus dari Ayah? Aku bahkan tidak yakin lagi.”

Devano meraih bahu Kayzo. Tatapannya tegas. “Dengar, Kayzo. Kau sudah sampai sejauh ini. Kau adalah pria terkuat di kota. Kau sudah membangun kerajaan rahasiamu sendiri. Jangan menjadi menyedihkan hanya karena Ayahmu adalah bajingan yang tidak tahu berterima kasih.”

“Kau bukan sampah, Kayzo. Kau adalah Kayzo Renand, pewaris sah Mahaka yang akan merebut kembali semua yang dicuri darimu. Dan kau adalah Ketua Krayrock yang ditakuti semua orang. Jangan biarkan alkohol melemahkan tekadmu.”

Devano mengeluarkan ponselnya. “Lihat. Aku sudah mendapatkan laporannya. Nalea, si Black Rat, dia sedang bersenang-senang. Aku kira gadis kasar itu akan berubah menjadi nona bangsawan yang anggun dan jelita, melepaskan semua atribut gelap dan kejam yang dia tanggung. Rupanya dia sama seperti yang lain, gadis licik.” Devano menerawang menatap bintang di langit, teringat bagaimana Nalea mengikat tangannya pada sebuah cabang pohon kemudian menempelkan sebuah ulat bulu di tubuhnya.

Mendengar nama Nalea, Kayzo tersentak. Keputusasaannya sedikit terangkat.

“Dia… dia baik-baik saja?” tanya Kayzo.

“Dia baik-baik saja. Dia kuat. Kau harus sekuat dia. Berhenti minum, bersihkan dirimu, dan kembali ke markas. Balas dendammu sudah di depan mata. Jangan biarkan anak haram ayahmu menguasai apa yang yang seharusnya menjadi milikmu,” kata Devano, menekan kembali Kayzo ke dalam persona Krayrock yang kejam.

Kayzo menatap Devano, lalu mengangguk perlahan. Ia membuang botol whiskey yang tersisa, rasa pahitnya kini berganti menjadi tekad yang dingin.

“Kau benar, Dev. Aku harus memberi kejutan kepada Ayahku. Dan aku harus melindungi sesuatu yang kini ada di rumah itu,” Kayzo berdiri tegak, auranya kembali mendominasi. “Ayo kita kembali. Aku ingin rencana sesuatu yang bagus. Rasanya sudah lama tak mengusik dan berbuat onar di keluarga Mahaka."

...*********...

Di kamar barunya yang mewah di lantai dua, Nalea Sahara duduk di meja belajar besar. Di hadapannya, terdapat sebuah laptop terbaru dengan logo yang baru saja ia beli menggunakan uangnya sendiri. Ia sibuk mengotak-atik sistem, mencari database pendidikan dan program ujian persamaan.

Jika dulu aku ragu untuk menginginkan sesuatu, sekarang tidak ada lagi keraguan. Uang yang kumiliki akan kuhabiskan untuk berfoya-foya dan memenuhi kebutuhanku.

Mengingat semua yang terjadi di kehidupan sebelumnya, Nalea tidak lagi berniat berhemat demi mencari pengakuan. Apalagi dengan ingatan masa lalu yang lengkap, sangat mudah baginya mencari sumber keuangan terbaru dan memutarnya menjadi aset.

Grace berdiri di belakangnya, tampak serius mengamati setiap gerak-gerik pemimpinnya. Sudah seharian Nalea berkutat dengan laptop itu. Ada sesuatu yang aneh.

“Madam,” Grace akhirnya memberanikan diri bertanya, nadanya penuh keheranan. “Sejak kapan Madam bisa menggunakan laptop? Bahkan ponsel saja Madam selalu minta saya yang menyimpan.”

Nalea tersentak kaget, jarinya terhenti di keyboard. Ia lupa. Dalam kehidupan ini, Nalea yang ‘asli’ adalah gadis yang begitu kuper, kurang update terhadap teknologi.

Sial! Lupa kalau aku sekarang adalah Nalea yang bodoh teknologi. Kalau bukan karena Mr. Rey, ah.. Tidak dia adalah Kayzo, yang dulu dengan sabar mengajarkanku berhitung, sistem komputer dan bisnis, mungkin sekarang aku masih buta teknologi.

Dengan gugup, Nalea memaksakan diri tersenyum tipis. “Oh, ini? Belajar otodidak, Grace. Di zaman sekarang, semua bisa dipelajari dari internet. Apalagi di Yutub ini banyak sekali video-video yang membantuku untuk belajar.”

“Oh,” jawab Grace singkat, ekspresinya tidak berubah, yang membuat Nalea semakin salah tingkah. Grace tidak percaya sepenuhnya. Pemimpinnya yang dulu paling benci melihat buku atau teknologi terbaru lainnya, kini berbicara tentang belajar otodidak.

Grace penasaran, ia berjalan mendekat. “Madam sedang mencari apa?”

Nalea menghela napas, memutuskan untuk jujur pada tujuannya.

“Aku sedang mencari ujian persamaan, Grace. Kalau bisa, aku ingin mendapatkan pengujian langsung untuk mendapatkan gelar sarjana. Atau setidaknya, gelar sekolah menengah atas dulu.”

Grace terkejut. “Gelar sarjana? Madam?”

Nalea mengangguk. Ia sadar betul, sejak awal, ia tak memiliki pengetahuan atau pendidikan apa pun. Hal-hal yang ia dapatkan di masa lalu, pengetahuan akademik, pengetahuan bisnis, analisis pasar, dan kecerdasan emosional, ia peroleh dengan susah payah, melalui didikan keras dari Kayzo. Kini, ia harus memperoleh landasan pendidikannya dengan mudah.

“Iya, Grace. Aku butuh gelar itu. Aku ingin tidak ingin diremehkan dan dianggap bodoh hanya karena aku tak pernah bersekolah. Aku tidak mau lagi dipandang rendah hanya karena tidak berpendidikan,” jelas Nalea, tatapannya kini berubah serius, penuh tekad.

Nalea teringat bagaimana Kayzo, berperan sebagai Mr. Rey dulu begitu sabar mengajarkan Nalea. Dari membaca laporan keuangan yang rumit hingga strategi negosiasi. Itu semua mengubah Nalea dari Ratu Gangster yang hanya mengandalkan kekerasan, menjadi gadis berpendidikan yang setidaknya bisa berinteraksi di lingkungan Hersa. Di kehidupan ini, mungkin dia tidak akan menjadi guru privatnya lagi. Dengan ingatan di masa lalu, mungkin saja takdir akan berbeda dan tak lagi sama

Kayzo.

Satu hal yang Nalea tidak mengerti sampai sekarang, bahkan dengan semua ingatan masa lalunya, bagaimana Kayzo, yang memiliki latar belakang yang sama dengannya sebagai orang gangster, dibenci, dan hidup di jalanan, tak pernah mengenyam pendidikan, bisa sepintar dan sejenius itu?

Kayzo… dia bukan hanya jenius bisnis. Di masa depan, dia akan menjadi orang paling kaya dan sukses. Dia merajai dunia bisnis di seluruh Asia. Bagaimana dia mendapatkan semua itu? Semua keahlian itu?

Grace memandang Nalea dengan tatapan campur aduk. Ia ingat bagaimana Boss Jojo, pemimpin Black Rat sebelumnya sekaligus ayah angkat Nalea, berulang kali membujuk Nalea agar bersekolah. Boss Jojo bahkan mengundang guru homeschooling ke markas.

“Padahal dulu, Boss Jojo berulang kali membujuk Madam agar bersekolah. Madam selalu menolak dan berkata jika otaknya tidak cocok untuk belajar. Lebih cocok memimpin balapan dan berkelahi ,” ujar Grace, tidak bisa menahan rasa herannya.

“Manusia berubah, Grace,” jawab Nalea, memaksakan senyum yang lebih meyakinkan. “Aku sudah memutuskan untuk berubah. Meskipun kita adalah gangster tapi setidaknya, memiliki modal untuk bertahan hidup dan bersaing ketat dengan orang biasa pada umumnya.”