Kisah seorang anak perempuan terakhir yang hidupnya selalu di tentukan oleh orang tuanya,dan tidak di beri kesempatan untuk memilih untuk hidupnya.
hingga akhirnya ia pergi dari rumah, dan bertemu dengan seseorang yang mampu untuk ia jadikan rumah dan tempat bersandar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUSB 33
Malamnya saudara dari ibu Nina yang masih berada di satu kampung berkumpul di rumah Nina, ibu Nina adalah anak ke dua dari tiga bersaudara dan rumah mereka berada dalam satu gang.
Mereka berkumpul di rumah Nina, untuk acara bakar - bakar daging qurban yang mereka dapat tadi, Raynar juga ikut sibuk menyiapkan perlengkapannya, mereka berada di balkon rumah orang tua Nina, yang memang sengaja di buat luas .
" Duduk aja Ray, kamu pasti biasanya di siapin kan" ujar Pak dhe kurnia ( kakak ibu Nina).
" ah gapapa pakdhe, saya seneng kok bisa bantu- bantu ,ternyata seru juga, seperti ini" jawab Raynar yang berusaha sopan.
" Ray, boleh minta tolong panggil istri loe gak? lama banget ini keburu arangnya jadi abu nih" ujar Haris pada Raynar.
" Iya bang" jawab Raynar.
Raynar kemudian turun ke bawah, di dapur ia melihat Sang istri sedang menyiapkan daging yang akan di bakar bersama dengan yang lain.
"Na suami kamu na" bisik Malihah pada adik iparnya.
Nina kemudian mencuci tangan dan menghampiri sang suami, setelah dua minggu kemarin ia mendiamkan sang suami, lebih tepatnya ia tidak mau tau urusan Raynar.
" Ada apa mas? butuh sesuatu?" tanya Nina menghampiri suaminya.
" Emm itu di panggil Bang Haris,katanya arang nya sudah jadi" jawab Raynar.
"Oh bentar kurang dikit lagi, nanti aku bawa ke atas" jawab Nina.
Raynar tersenyum melihat sang istri sudah mau, berbicara panjang kepada dirinya, ia ingat beberapa minggu lalu, bahkan sang istri terlihat sekali jika menghindar darinya.
" Ada yang bisa aku bantuin bawa ke atas?" tanya Raynar.
Nina tampak menoleh sebentar ke arah belakang, " Mbak ada yang udah bisa di bawa ke atas gak?" 'tanya Nina pada Kakak sepupunya.
" Udah bisa semua Na, orang ini tinggal siapin sambelnya sama racikan untuk satenya" jawab Hanna.
"Okey, kalau gitu aku bawa ke atas yaa satenya" jawab Nina mengambil Sate yang sudah di tusuk dan sedang di marinasi di panci .
" Mas, boleh minta tolong bawaain es batu nya aja gak, biar satenya aku yang bawa" ucap Nina pada Raynar.
" ini aku yang bawa aja, kamu bawa es batu nya aja yang enggak terlalu berat" jawab Raynar mengambil panci dari tangan istrinya.
" Tapi berat mas, emang Mas kuat?" tanya Nina bukan maksud untuk meremehkan suami sekaligus atasannya, tapi Nina fikir pasti Raynar tidak pernah buat kerja kasar seperti ini.
" Kamu ngeremehin aku?" Balas Raynar.
" ehh, enggak bukan gitu maksud aku" jawab Nina sedikit takut jika berkataannya tadi salah.
" hey malah berantem pengantin baru" tegur Anin yang berlalu ke atas membawa piring.
"udah ini biar aku yang bawa, kamu bawa es batu saja" pinta Raynar kemudian mendahului sang istri.
Nina merasa tidak enak karena salah berbicara pada suaminya, namun ia mencoba untuk biasa walau pikirannya terus memikirkan perkataannya tadi.
"bodoh banget sih Na, ngapain pakai tanya kayak gitu segala ke Pak Raynar" gerutu Nina pada dirinya sendiri.
Nina dan keluarganya mulai menikmati kebersamaan mereka dengan canda dan tawa, walau tidak komplit karena ibu dan Bapak Nina sedang di tanah suci, namun mereka cukup ramai, di tambah Raynar yang mulai bisa berbaur dengan Saudara Nina lainnya.
Pukul satu malam semua sudah selesai dan pulang ke rumah masing- masing, sedangkan Nina baru saja selesai mandi.
Nina tampak ragu untuk kembali ke kamar, ia takut jika perkataannya tadi membuat suaminya sakit hati,walau tadi tampak Raynar masih baik padanya.
" Turun ajalah" ujar Nina kemudian ia turun dan memilih rebahan di ruang tamu bersama dengan Kenzie yang menggelar kasur di sana.
Sedangkan di kamar Nina, Raynar sedang memeriksa pekerjaannya, cukup lama hingga ia tersadar waktu menujukan pukul satu dini hari.
" kenapa dia belum juga masuk kamar? masak mandi lama banget" gumam Raynar ketika menyadari sang istri belum juga kembali ke kamar.
Raynar kemudian memutuskan untuk keluar dari kamar istrinya ,tampak sepi dan gelap, ia menyalakan lampu di lantai dua, kamar mandi kosong berarti Nina sudah selesai mandi.
Raynar kemudian turun mencari ke dapur tidak ada orang, namun saat di ruang tamu ia melihat Sang istri sudah tertidur di samping Kenzie dengan keadaan Tv menyala.
" Di sini rupanya" gumam Raynar ketika menemukan sang istri.
Raynar ingin mematikan Tv nya, namun remot Tv tersebut berada di meja di bawah Tv, Raynar berjalan pelan takut langkahnya mengangu tidur istrinya dan juga keponakannya.
Saat ingin mengambil remot, Raynar menemukan plastik obat, saat Raynar memeriksanya ternyata itu milik sang istri.
Raynar mulai mengecek obat yang di konsumsi oleh sang istri ," kenapa indah enggak bilang, kalau Nina sampai mengomsumsi obat- obatan seperti ini" gumam Raynar .
"Gue harus minta Indah untuk melepaskan Nina dari obat- obatan ini" gumam Raynar yang tidak mau sang istri terus ketergantungan dengan obat tersebut.
Raynar terduduk di samping sang istri, ia kemudian menyibakan rambut Nina yang menutup wajah manis sang istri.
" Aku akan jadi obat sekaligus Rumah yang kamu inginkan Na, kamu pasti bisa tanpa obat- obat tersebut" gumam Raynar.
" Tolong bertahan demi aku dan anak- anak kita nantinya" imbuh Raynar.
Raynar mencium kening Nina cukup lama, sedangkan Nina yang ternyata belum tidur mendengar semua ucapan suaminya.
" Nina bodoh banget, kenapa obat nya di taruh di situ sihh" gerutu Nina pada dirinya sendiri.
Seperti ada kupu - kupu yang terbang di perutnya saat suaminya mencium dirinya, Nina tampak diam karena ia takut jika dirinya bergerak akan membuat dirinya ketahuan jika ia belum tertidur.
Nina sedikit mengintip Ternyata Raynar juga sedang memandang dirinya, yang membuat dirinya ketahuan jika belum tidur.
" Kamu belum tidur?" tanya Raynar pada Nina saat Nina mengintip dengan membuka sebelah matanya.
" udah" jawab Nina yang langsung memejamkan matanya.
Raynar menekan hidung pesek sang istri, " Aduh sakit " pekik Nina kemudian bangun dari tidurnya.
" Ada yang mau aku ngomongin sama kamu sekarang" ucap Raynar yang tampak serius.
Nina tampak perfikir sebentar,Nina sebenarnya juga perlu bicara denan suaminya berdua, akhirnya Nina meniyakan ajakan suaminy.
" Di luar saja" bisik Nina melihat ke arah kenzie.
Raynar kemudian keluar, di ikuti Nina yang hanya menggunakan baju tidur pendek.
Nina duduk di kursi teras, namun saat Nina duduk Raynar kembali masuk, dan keluar membawa selimut untuk Nina.
" Di luar dingin" ucap Raynar menyelimuti tubuh Nina.
"Apa yang mau Pak, ehh salah maksud saya Pak Raynar obrolan kan? " tanya Nina.
" Saya mau kamu berhenti mengomsumsi obat- obatan itu"