Bintang Masa Lalu

Akhir nya aku bisa bangun dari tempat tidur setelah 3 hari dalam "perawatan" Adrian

dan selama itu pula suami ku bagas tidak pulang ke rumah, dia hanya menanyakan kabar ku lewat telepon, yang kadang di lakukan nya dengan terburu-buru karena panggilan di tempat kerja nya.. selama ini juga dia selalu pulang ke rumah ibu nya.. sejak saat itu aku sudah tak peduli lagi.. aku sudah lelah dengan keadaan ini... biar lah waktu yang akan menjawab nya.. bagaimana akhir dari kehidupan rumah tangga ku nanti

"nyonya, tadi tuan telepon.. malam ini tuan mau pulang... tadi nelepon ke Handphone nyonya tapi tidak aktif katanya.. "ujar bi sumi

Aku hanya bisa tersenyum

"iya, Terima kasih bi tadi handphone ku di charger di kamar.. "jelas ku sambil mengambil handphone ku yang di charger diruang tengah.

Aku melihat ada beberapa panggilan masuk yang tak terjawab

"maaf ya bi, jadi harus merepotkan bibi.. antar jemput aya sekolah .. badan saya masih belum fit.. "

"iya gak apa-apa nyonya itu juga kan tugas saya.."

"apa saya perlu masak, kesukaan tuan sekarang nyonya? "

"jangan dulu bi... bibi tau kan, kadang dia lupa sama janji nya sendiri.. apa lagi janji untuk sekadar pulang ... nanti aja masak nya. pas sore, nanti saya akan telepon untuk memastikan mas bagas jadi pulang atau tidak"

Bi sumi mengangguk memahami spa yang aku ucapkan

 " Assalamu'alaikum,... "

Salam seseorang dari luar sana..

Meski pun aku sudah mengenali suara nya aku tetap mengisyaratkan bi sumi untuk membuka pintu nya

"halo, selamat pagi bi sumi apa kabar? " sapa Adrian ramah

"Alhamdulillah baik, Pak dokter mau periksa nyonya ya.. silahkan dokter nanti saya ambilkan minum dulu.. O, iya mau minum apa dok? "

"air mineral aja bi.. lebih sehat" jawab Adrian sambil tersenyum

tanpa sadar aku pun ikut tersenyum melihat Adrian.. wajah itu begitu sempurna, dengan kulit putih bersih, tinggi..

"perempuan mana yang tidak akan tergoda oleh mu dri.. " gumam ku

Bi sumi bergegas ke dapur, sementara Adrian menghampiri ku

"apa kabar nyonya kiran, apa sudah mulai membaik? "

"Alhamdulillah dok, semakin sehat.. "

"syukur lah kalo begitu.. hari ini terakhir saya kontrol ke sini ya mudah-mudahan ke depan nya nyonya kiran bisa lebih sehat lagi... "

Aku tersenyum sambil mempersilahkan Adrian duduk untuk memeriksa tensi ku

"ada keluhan lain nyonya,..?

Aku menggeleng pelan, sebutan nyonya ini seakan menggelitik telinga ku

"Alhamdulillah, tensi nya sudah normal.. "

Adrian mulai memakai stetoskop nya.. dan mulai menempel kan nya di dadaku

"jantung anda detak nya lebih cepat nyonya, apa anda punya keluhan? terasa sesak mungkin? "

"nggak dok ... "

Adrian pura-pura berpikir dengan mimik wajah seakan kebingungan

"aneh.. ya, terdengar di sini detak jantung nya sangat cepat.. "

Perlahan stetoskop nya mulai bergeser turun di antara bukit kembar ku..

"kenapa dok.. muka nya kok merah, Jangan-jangan dokter yang demam? " bisikku ke telinga nya

Memang,.. 2 bukit kembarku adalah salah satu kelebihan yang aku punya.. begitu putih, kencang, montok berisi.. apa lagi saat ini aku hanya mengenakan kaos pas body dengan lingkar leher yang rendah hingga membuat garis 2 bukit kembar ku terlihat jelas menantang

Adrian menelan saliva nya dan menggeser-geser stetoskop nya dengan lembut

Memang, sejak pacaran dulu.. meskipun Adrian pernah terang-terangan bilang mengagumi body ku terutama bukit kembar ku. tapi dia belum pernah berani bergerilya sampai ke arah sana.. kami hanya bermain seputar wajah sampai leher.

"kamu semakin sexy kiran.. " desah nya dengan suara mulai parau

Aku tersenyum

"kenapa gak panggil aku nyonya lagi dok .. udah nggak konsen lagi periksa nya ya .. "bisikku jahil

Sementara tangan nya melepas stetoskop, dan jari nya mulai meraba bagian dadaku yang sedikit terbuka..

Mata nya nanar menatap ku, ada gairah yang terpancing di sana..

"masih ada bi sumi.. " bisikku lagi

Adrian menghela napas menjauhkan tangan nya dari dadaku

"dok, ini minum nya... " seru bi sumi sambil tiba-tiba,sambil membawa segelas air mineral dari arah dapur

Aku tersenyum melihat kegelisahan Adrian

"Terima kasih bi... "

"Sama-sama dok.. "

"nyonya.. saya mau ke pasar dulu, bahan -bahan di kulkas banyak yang habis.. "

Aku tersenyum menatap Adrian yang juga reflek menatap ku

"O, iya bi.. ini uang nya cukup gak? " tanya ku sambil memberikan bebeberapa lembar uang ratusan ribu

"cukup nyonya.. nyonya mau pesan apa.. nanti sekalian saya beli.. "

"gak usah bi, nanti kalo ada yang saya mau, saya pasti telepon bibi... "

"O, iya nyonya baik... nanti setelah saya dari pasar, saya akan langsung jemput non aya ya nyonya, biar gak bolak balik... "

Aku mengangguk menyetujui ide nya

"saya pamit dulu nyonya, dokter.. " pamit bi sumi di iringi anggukan aku dan Adrian hampir bersamaan

kami bertatapan sejenak, tatapan kami tak lepas dari sosok bi sumi yang terus berlalu keluar rumah menuju garasi..

kemudian,..perlahan hilang setelah menutup pintu pagar besi rumah ku...adrian mulai menatap ke arah ku setelah dia benar-benar memastikan bi sumi telah keluar dari halaman rumah

"mau saya periksa lagi nyonya, mungkin tadi ada yang terlewat.. "

Aku tersenyum kecil

"dasar dokter mesum.. " candaku sambil menarik tubuh nya lebih dekat..

Adri menatap ku dengan lembut dan mulai mengecup bibir ku perlahan.. ini lah yang ku suka dari Adrian.. dia selalu memperlakukan ku dengan lembut dan hangat

" mau pindah tempat? "bisik ku

Adri membopongku ala bridal style menuju kamar ku

Dengan pelan dia membaringkan ku di tempat tidur..

"kiran... boleh aku menyentuh tubuh mu yang lain?" bisik nya di sela ciuman hangat di leher ku

Aku tersenyum

"kenapa? gak tahan ya...?bisik ku setengah menggoda. aku meraih tangan nya meletak kan nya di dada ku

"nyentuh doang kan..? "

Adrian tersenyum

tangan nya mulai meraba dada ku kali ini dia memasukkan jari nya ke dalam kaos pendek ku.. perlahan, mengusap, hingga memainkan puncak bukit yang membuat ku tak tahan untuk mendesah

" ini kelemahan mu kiran? " bisik nya sambil terus memainkan puncak bukit ku

Tanpa sadar Adrian mulai membuka baju yang ku kenakan .tiba-tiba mata Adrian melotot menatapku

"kamu gak pake BH? ""

Aku tersenyum sambil menggeleng.. aku pun mulai melepas pakaian Adrian..

Aku pun tak kalah kagum dengan pemilik tubuh yang sempurna ini.. otot perut yang terpampang nyata bak roti sobek ..dengan bahu lebar yang begitu menantang..tak bisa ku tahan saliva ku.. aku menarik nya hingga dia berada di atas tubuh ku...

Ciuman-ciuman yang lembut dan hangat perlahan berubah menjadi ciuman panas yang penuh gairah.. di ikuti dengan rabaan dan permainan Adri di sekitar bukit kembar ku.. membuat ku terus mendesah nikmat.. dia meremas, mengulum, menghisap dan memberi sedikit gigitan -gigitan kecil di puncak bukit ku.. membuatku benar-benar terbuai terbawa gairah yang panas

"Adri aku gak tahan.. bisa kamu masukin sekarang? "desah ku setelah beberapa waktu kami bermain..penuh gairah..sementara tangan ku sibuk mencari adik kecil Adrian yang sudah terasa menusuk di bawah sana

"kiran, apa kamu yakin.. tapi kita... "

Adrian belum selesai dengan kata-kata nya saat tangan ku menemukan senjata pamungkas Adrian yang sudah tegak sempurna

"aku yakin Adri... " ucapku sambil tangan ku membimbing senjata adrian masuk ke lubang surga ku..

"aaah... " kami berdua mendesah hebat saat senjata nya sudah tepat masuk ke tubuh ku.. hangat, panjang, dan tegak...

Adrian pun bermain dengan ritme nya.. pelan, namun menusuk, membuatku meminta nya untuk lebih cepat lagi

"lebih cepat dri.. " Adrian pun menggoyang kan senjata nya dengan berbagai ritme.. hingga aku benar-benar merasa kan kenikmatan yang tidak pernah aku dapatkan dari suami ku

hingga akhir nya kami berdua pun meraih puncak kenikmatan secara bersamaan

"aaaaaaakkkkkhhh.. "

peluh bercucuran membasahi tubuh kami, Adrian mengecup kening ku penuh cinta

"Terima kasih kiran, I love you... "

"I love you too Adri... "

Kami pun saling berpelukan masih enggan untuk saling melepas kan.. ada kepuasan yang tak bisa aku gambar kan.. kenikmatan yang benar-benar membuat ku kehabisan kata-kata

Adrian melepas kan senjata nya perlahan, dan merebahkan tubuh nya di samping ku..

kami saling bertatapan mesra.. dengan lembut dia menarik tubuh ku ke pelukan nya

tanpa kata,.. tapi kami tau apa yang kami lakukan, kami pun sadar ..hal apa yang kelak akan terjadi di depan sana... tapi apa pun itu aku yakin, Adrian akan selalu ada untuk ku seperti saat aku masih jadi kekasih nya..