Aku Kembali

Kini Regan tak ingin menahan lagi, kemampuan yang sesungguhnya mulai ditunjukkan, Rosanda terkejut saat mulai menyerang, Regan terlihat lebih tenang.

"Apa ini?" Rosanda melompat berusaha untuk menjauh dan mengamati, karena berada di dekat Regan saat melakukan serangan sepertinya cukup bahaya walaupun sesat tadi sudah bisa memberikan pukulan.

Regan tersenyum, tatapan matanya berubah lebih tajam, dan dengan tenaga yang di punya bergerak cepat menyerang Rosanda.

Dug

Bug

"Akh!" Rosanda tersungkur kembali, namun sekuat tenaga berusaha untuk segera berdiri.

Regan memberi sedikit kesempatan, kali ini tak lama, dan dia pun menyerang dari sudut yang berbeda.

Rosanda kelabakan, namun berusaha untuk tetap fokus pada pandangan, dan Lagi-lagi tendangan Regan mendarat di tubuhnya.

"Akh!" Rosanda terjungkal ke belakang, jika tadi Regan masih memberikan kesempatan untuk Rosanda berdiri lagi, kali ini tidak.

"Regan, aku_"

Bug!

Kembali tubuh Rosanda terkena pukulan, dan jatuh di tanah, sejenak tubuhnya begitu susah untuk bergerak, terlalu sakit dan semakin melemah.

"Kau_!" teriak Rosanda dalam amarah, saat merasakan Regan sepertinya memang tak ingin memberikan kesempatan.

"Payah"

"Apa?!, brengsek!" Rosanda tak terima dengan perkataan Regan, segera bangkit dengan sempoyongan dan berusaha bertahan.

Dengan satu tarikan nafas, dan Fokus yng tajam, Rosanda melakukan serangan, kali ini merasa aneh, tubuhnya terasa begitu ringan, dan degupan jantungnya bisa terkontrol dengan baik, lalu gerakannya bisa dilakukan lebih cepat.

Regan melompat, terkejut akan apa yang dilakukan Rosanda yang di kira akan kalah dan menyerah.

Kini keduanya terlibat adu kecepatan dalam menyerang, Regan memberikan serangan untuk mematahkan gerakan, rapi Rosanda mampu untuk bertahan walau tak bisa membalas seluruhnya, hingga_

Brug!

Rosanda ambruk pada serangan terakhir yang dia lakukan.

"Terlalu memforsir tenaganya" Gumam Regan setelah berhasil menyambar tubuh Rosanda sebelum menyentuh tanah.

*

*

Mata yang mulai membuka pelan, sinar di ruangan sedikit memberikan reaksi pada matanya hingga beberapa kali harus berkedip untuk menyesuaikan.

"Apa yang terjadi?" Gumam Rosanda yang mengira ada di kamar tidurnya sendirian.

"Pingsan, kamu terlalu memforsir tenagamu, dan itu sangat berbahaya untuk tubuhmu" Ucap Regan yang kemudian muncul di samping nya.

"Regan?"

"Honey" sahut Regan membenarkan.

"Aku pingsan?" tanya Rosanda tak memperdulikan harus membenarkan panggilannya.

Regan menaikkan alisnya sambil mengangguk kan kepala, kemudian memegang dahi Rosanda.

"Iya, Tadi badanmu sedikit demam, tapi sekarang sudah tidak, syukurlah"

"Sorry, aku masih kalah" ucapnya lirih.

Regan tersenyum, lebih mendekat lagi, lalu menatap mata Rosanda yang juga tengah menatapnya, "Bukan kalah atau menang, tapi tehnik pengendalian dirimu yang harus di benarkan honey" ucap Regan membelai wajah Rosanda yang hanya diam saja.

"Hem, aku payah kan?" sahut Rosanda lagi.

"Tidak sama sekali, kemajuan yang sangat pesat" jawab Regan.

"Jangan berbohong hanya untuk menyenangkan ku" sahut Rosanda.

"Tidak, kalau hanya untuk menyenangkan mu, aku tak akan terpaksa memukul dan membuatmu terjatuh dalam latihan bukan?"

"Kau kejam sekali" ucap Rosanda, dan membuat Regan tersenyum.

"Maaf, aku melakukan hal itu karena ingin melihatmu benar-benar siap dan mampu"

Rosanda langsung menatap Regan kembali, berusaha mengerti apa maksud dari perkataannya yang terakhir di dengar.

"Benar sekali, Aku akan mengikutkan mu dalam kepemimpinan salah satu perusahan ku, karena aku tau kamu sangat suka bekerja keras, seperti dulu, terlalu sibuk mengatur strategi dalam kerajaan Bore"

"Itu hanya masa lalu" jawab Rosanda.

"Tapi bukan berarti keahlian mu harus terkubur begitu saja karena masa lalu yang ingin kamu lupakan bukan?" tanya Regan.

Rosanda terdiam, lalu mengangguk pelan, "Apa aku pantas mendapatkan kepercayaan mu secepat ini?"

"Tentu saja, kamu Istriku"

"Tapi aku belum bisa bersikap dan menjalankan apa yang menjadi tugas istri sepenuhnya"

"Tidak masalah, setidaknya pelan-pelan kamu bisa berubah, bangkit dari masa lalu, membalas dan mengambil hak mu, dan tentunya belajar menjadi istriku, walaupun mungkin masih belum_"

"Sempurna " Sahut Rosanda dengan menundukkan wajahnya.

"Tidak masalah, semua pasti ada waktunya, dan aku bersyukur sudah memiliki mu dalam ikatan pernikahan sekarang"

"Terimakasih" ucap Rosanda.

Regan lalu melanjutkan apa yang ingin di bicarakan, hal penting di mana Regan memberikan sebuah Restoran elit di Paris dengan kedudukan yang tak main-main, sebagai Direktur utama.

"A-Apa?, kamu bercanda?" ucap Rosanda dalam keterkejutannya.

"Tidak, kebetulan sekali sebelumnya kamu juga punya restoran, walaupun tak banyak berkecimpung di dalamnya, jadi aku pikir kamu yang paling cocok akan hal itu"

"Hanya itu alasannya?" tanya Rosanda yang mencium sebuah rencana besar yang di persiapkan oleh suaminya.

Regan tertawa, lalu kemudian menarik kursi dan kini duduk tepat di hadapan Rosanda yang duduk di pinggiran tempat tidurnya.

"Tentu saja tidak, sesuai janjiku, jika aku telah mengijinkan istriku untuk bergerak dari sekarang"

"Bergerak?" lagi-lagi perkataan Regan penuh dengan teka teki yang masih belum di pahami oleh Rosanda.

"Hem, mengambil hak mu honey, menemukan siapa pembunuh putri mu, dan tentu saja mereka semua harus bertanggung jawab karena berani menyakiti mu"

"Jadi_?"

"Hem, aku sudah menyiapkan semuanya, sebenarnya hal mudah untuk melenyapkan mereka, tapi hukuman seperti itu terlalu ringan, aku ingin mereka panik dan merasakan apa yang sudah mereka lakukan"

Rosanda terkejut akan perkataan Regan, lalu menurunkan kakinya hingga menapak di lantai, mendekati Regan dan menatap dengan dalam.

"Jika kamu mengijinkan, aku mohon, biar aku sendiri yang melakukan semua itu, tanpa campur tangan mu"

"Itu tidak_"

"Aku mohon" Rosanda segera duduk di lantai, tepat berada di depan kaki Regan berada.

Diam, Regan hanya melihat tatapan Rosanda, tatapan yang penuh dengan permohonan, dan tentu Regan harus tau alasannya.

"Kenapa?" Tanya Regan.

"Aku ingin menyelesaikan dengan tangan ku sendiri, mereka harus menerima hukuman yang setimpal, bukan dari orang lain, tapi dariku, dari seorang ibu yang kehilangan anaknya, suaminya dan segalanya"

Regan mengerti, dan tersenyum saat menyadari jika wanita yang hampir saja berputus asa kini telah kembali dengan semangat nya.

"Baiklah, aku tau seperti apa dirimu Honey, tapi satu hal yang pasti, gunakan semua kekuasaanku dengan baik untuk melancarkan aksimu tanpa harus membahayakan dirimu, baru aku setuju"

Rosanda diam, lalu kemudian menatap Regan lagi, dan mengangguk dengan pasti.

Rosanda memberikan pelukan pada Regan, kali ini lebih lama hingga Regan merasakan sesuatu yang mulai bangkit di tubuhnya.

"Apa kita akan melanjutkan di ranjang?, karena punyaku sudah terasa sesak di bawah sana"

"Oh Tuhan" Rosanda langsung melepaskan pelukannya, dan Regan pun tertawa, dia tau jika saat ini Istrinya belum siap untuk melakukan hal itu, dan Regan sangat memaklumi.

Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.

Bersambung.