Wati seorang istri yang diperlakukan seperti babu dirumah mertuanya hanya karena dia miskin dan tidak bekerja.
Gaji suaminya semua dipegang mertuanya dan untuk uang jajannya Wati hanya diberi uang 200ribu saja oleh mertuanya.
Diam-diam Wati menulis novel di beberapa platform dan dia hanya menyimpan gajinya untuk dirinya sendiri.
Saat melahirkan tiba kandungan Wati bermasalah sehingga harus melahirkan secara Caesar. ibu mertua Wati marah besar karena anaknya harus berhutang sama sini untuk melunasi biaya operasi Caesar nya.
Suaminya tidak menjemputnya dari rumah sakit. saat Wati tiba dirumah mertuanya dia malah diusir dan suaminya hanya terdiam melihat istrinya pergi dengan membawa bayinya.
Bagaimana nasib Wati dan bayinya? Akankah mereka terlantar dijalanan ataukah ada seseorang yang menolong mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Fitri telah mengalami banyak kemajuan dalam kesehatannya. Setiap pagi dia fisioterapi di Rumah sakit terbaik dikotanya.
Teman-teman sosialitanya mengunjunginya dan membawakan aneka parcel buah, bunga dan kue tradisional kesukaan Fitri.
Sementara itu di sebuah ruangan dikantor yang megah di kawasan perkantoran di pusat kota seseorang sedang berlutut dan menangis. Dialah teman baik Fitri yang sering membuat vlog makanan dan ikut diculik oleh sekelompok orang bayaran Rani. Wanita yang mengincar posisi Fitri sebagai istri Tono.
“Aku beri kamu kesempatan terakhir untuk melenyapkan perempuan kelas rendahan itu. Kalau kau gagal lagi bukan cuma usaha ayahmu yang bangkrut kau pun harus membayarnya dengan nyawamu. Pergilah….tunggu perintahku.” Ketusnya sambil mengusir perempuan yang ketakutan dan sedang berlutut itu.
Ira merasa lega dia segera bergegas keluar ruangan Rani. Perempuan kaya raya tapi menakutkan. Dia tidak sempat menghapus air matanya. Keadaannya kacau tapi ia tidak peduli yang penting dia segera keluar dari kandang macan itu.
Seseorang memperhatikannya dari jauh. Dia adalah anak buah Tono yang mengawasinya. Dia adalah OB dikantor Rani. Dia teman Fitri yang melamar kerja di kantor Rani atas rekomendasi Tono sebelum Tono menjabat sebagai Dirut di perusahaan papanya.
Pujo nama OB itu diam-diam mengirim pesan ke Tono mengabarkan perkembangan pengamatannya.
“Awasi terus Jo. Nanti di lapangan ada sendiri yang mengikuti nya. Kau awasi gerak gerik Rani.” Perintah Tono.
“Siap laksanakan bos” jawabnya dalam pesan tex.
Hari itu Ira mengunjungi Fitri dengan membawa kue hidden gem khas Nusantara yang hampir punah. Kue itu manis gurih terbuat dari tepung beras dicampur kelapa dan dikucuri gula aren. Kue yang lain warnanya cantik pink dan putih sama-sama bercita rasa manis gurih dan dicampuri kelapa parut.
Tono ikut mencicipi kue tradisional itu.
“Wah ini enak banget. Kalau kau sudah sembuh harus membuat vlog tentang kue ini ma” katanya mendukung kegiatan istrinya.
Tono bertanya dimana tempat hidden gem kue ini. Jawaban teman Fitri dia catat dalam hati dan diam-diam melaporkan kepada orang yang disewanya untuk menyelidiki keterlibatan Ira dalam kasus penculikan istrinya.
Akhirnya tiba saatnya Fitri pulang dari rumah sakit. Ira setia menemaninya. Tono melonggarkan pengawasannya terhadap Fitri supaya segera menangkap otak penculikan Fitri.
Fitri mulai bersosialita kembali dengan para istri pengusaha. Kali ini Ira lah yang datang ke rumah Fitri dan menyetir mobilnya Fitri.
Ira tidak menunjukkan sebagai anak pengusaha yang diambang kebangkrutan karena kegiatannya disupport oleh Rani dengan imbalan nyawa Fitri.
Setelah beberapa lama mengenal Fitri Ira merasa dilema dengan niat awalnya mencelakai Fitri. Fitri sahabat yang baik dan terlalu polos dengan dunia yang kejam.
Suatu ketika saat Ira selesai mengantar Fitri pulang dia memesan grab dan menyepi di suatu tempat. Dia tahu anak buah Rani selalu mengawasinya. Dia turun di mall dan diam-diam naik ojek offline di tempat yang sunyi. Disana dia merenung. Air matanya tidak berhenti mengalir tapi dia tidak tahu bagaimana mengakhirinya.
“Apa anda sedang memiliki masalah nona?” suara berat menyapanya. Ira menoleh dan mulai merasa takut.
“Jangan takut nona saya tidak akan menyakitimu. Apa yang membuatmu berada ditempat seperti ini? Bisa berbahaya kalau nona sendirian.”
Ira mendesah “matipun aku sudah tidak perduli. Apa kau ingin membunuhku? Lakukan saja. Di tasku ada uang cukup banyak. Jam tanganku masih bisa untuk membeli rumah.” Tantang Ira.
“Seorang wanita adalah untuk dilindungi bukan untuk dicelakai, walaupun aku hanya seorang tunawisma tapi aku tidak setega itu dengan wanita. Pulanglah disini bukan tempatmu.” perintahnya.
“Apa hak mu memerintahku, urus dirimu sendiri. Matipun aku sudah tidak peduli lagi” Ira kembali terisak-isak dan menangkupkan kedua lengannya di lututnya dan menelungkupkan kepalanya.
Dia tidak menyadari laki-laki itu duduk di hadapannya menunggunya berhenti menangis.
“Sudah selesai nangisnya? Berdiri dan pulang sekarang. Aku akan mengawalmu sampai ditempat yang aman.”
Ira heran dari planet mana laki-laki ini berasal bukannya memanfaatkan situasi yang bisa menguntungkan dia malah melindunginya.
Ira berdiri dia menengok ke kanan dan ke kiri. Dia tidak menyadari tersesat dan tidak tahu ini dimana.
“Ada apa?” tanya laki-laki itu.
“Aku tidak tahu ada dimana dan tidak tahu bagaimana caranya keluar dari sini.” Jawab Ira.
“Ikuti aku,” perintahnya singkat.
Ira mengikuti laki-laki aneh itu. Dan tiba di dekat semak-semak laki-laki itu mengeluarkan motornya dan memakaikannya pada Ira. “Naik perintahnya.”
Ira pasrah pada nasibnyaati malam itupun dia tidak perduli. Dia naik ke boncengan motor laki-laki itu.
Motornya mulai melaju di jalanan. Tiba-tiba laki-laki itu menarik tangan Ira. “Pegangan yang erat aku akan ngebut.” Tiba-tiba motor dilakukan sangat kencang. Ira berpegangan erat-erat dua motor mengejar mereka.
Entah berapa lama motor itu saling berkejaran sampai akhirnya motor yang dikendarai laki-laki aneh itu melompat dan jatuh ke tanah lalu dengan cepat berpacu lagi di jalanan yang terjal.
Akhirnya motor itu berhenti dan Ira tetap bertengger di boncengan motor itu. Laki-laki itu turun dan menggendong Ira lalu meletakkannya di tanah. Tubuh Ira gemetaran. Dan pria itu memeluknya untuk menenangkannya.
Akhirnya bisa damai