Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.
Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.
Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.
Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?
Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Black Wolf
❤️❤️❤️
Aaron membawa Raya bersembunyi di balik
salah satu ruangan yang ada di atas. Tubuh
Raya bergetar hebat, syok luar biasa dengan
serangan dadakan yang membabi buta ini.
Aaron mengokang dua senjata di tangannya
seraya melirik kearah Raya yang terlihat pucat
pasi di telan kepanikan. Wajah Aaron saat ini
sudah sangat kelam, tidak ada lagi wajah
tampan Sang Pangeran, yang ada hanyalah
jelmaan Underground Devil yang menakutkan.
Hujan peluru dan ledakan terus terjadi di luar
ruangan, bahkan banyak di antaranya yang
berhasil masuk ke dalam ruangan membuat
Raya kembali menjerit histeris lalu melompat
ke dalam pelukan Aaron. Kapal berguncang
hebat saat satu tembakan berkaliber besar
berhasil di lancarkan ke bagian anjungan
membuat fungsi mesin rusak seketika dan
kondisi kapal kini mulai tidak seimbang. Api
mulai merambat membakar semua bagian.
"Aaron...aku takut..bawa aku pergi dari sini."
Raya menyusupkan wajahnya di dada Aaron
seraya menutup telinganya dengan kedua
tangannya. Aaron mendekap erat tubuh Raya
sambil bergerak perlahan ke salah satu sisi
mengintip dan memindai kekuatan musuh.
"Aku akan membawamu pergi dari tempat
ini, tapi kau harus tenang, jangan panik !"
Aaron mencoba berbicara karena Raya kini
mulai merengek menangis.
"Tapi aku takut Aaron.. kita akan tenggelam.."
Raya semakin syok saat kapal mulai miring
karena kehilangan keseimbangan nya.
"Aku tidak akan pernah membiarkan apapun
terjadi padamu, percaya padaku.!"
Aaron meyakinkan sambil meraih tablet kecil
tipis dan melakukan komunikasi khusus
dengan simbol merah berkedip-kedip.
"Tuan.. mereka mengirimkan dua pasukan.
Udara dan air..!"
Ke atas geladak berdatangan Alex, Griz dan
semua anak buah Aaron dengan senjata besar
di tangan. Aaron langsung mengambil senjata berkaliber paling besar. Dia kini mengamankan
Raya di sudut ruangan yang cukup aman dari
serbuan peluru dan ada Griz yang berjaga di
dekatnya.
"Black Wolf atau Black Hunter kah.?"
Aaron bertanya seraya menyiapkan senjata
di tangannya dan segera mengokang nya
dalam sekali gerakan cepat dan lihai.
"Dua-duanya Tuan..!"
"Seberapa banyak kekuatan mereka.?"
"Sekitar 5 regu Tuan.!"
"Habisi mereka di sini.! Tidak perlu meminta
bantuan Black Eagle.!"
"Baik Tuan, bergerak.! habisi mereka..!"
Alex memberi perintah pada bawahnya yang
langsung menyebar mencari posisi untuk
membalas serangan. Aaron kini meluruskan senjatanya dan bersiap keluar dari ruangan
membuat Raya terkesiap.
"Aaron..kau mau kemana.?"
Raya berseru panik, menatap Aaron penuh
kecemasan. Mata Aaron mengerjap melihat
Raya menangis dan menatapnya berat.
"Kau tetap di sini. Aku akan segera kembali.! "
"Aaron.. jangan keluar.! Di sana berbahaya.!"
Raya kembali berseru, mata mereka saling
menatap kuat, tapi Aaron segera berpaling.
Dia melangkah keluar bersama dengan Alex
dengan penuh keberanian dan percaya diri
tanpa rasa takut ataupun khawatir, padahal
berondongan peluru masih terus menghujani
tempat itu. Dengan satu bidikan pasti Aaron
langsung melesakkan tembakan ke udara
tepat mengenai baling-baling salah satu heli
hingga menimbulkan bunyi ledakan keras dan pesawat itu berputar-putar tidak terkendali
kemudian jatuh menukik ke dalam air hingga
menimbulkan gelombang yang cukup tinggi
dengan semburan air yang cukup keras.
Aaron kembali melancarkan tembakan, tepat mengenai bagian depan helikopter yang kedua
hingga pesawat tersebut meledak langsung di
udara menyisakan bunyi ledakan hebat dengan kepulan asap yang membumbung tinggi dan
hujan pecahan material pesawat yang terbang
ke segala penjuru. Tak menunggu waktu lama
Aaron kembali melancarkan tembakan ke tiga
mengenai badan pesawat yang dari tadi tak henti menyerang. Pesawat tersebut oleng, kemudian berputar beberapa kali. Namun sialnya pesawat
itu malah meluncur jatuh mengarah ke buritan
kapal membuat semua anak buah Aaron terpaksa
berloncatan menghindar dan menyelamatkan diri.
Raya menutup mulutnya syok melihat semua
yang terjadi di depan matanya itu. Pesawat tadi
jatuh di ujung geladak kemudian meledak hancur dengan suara dentuman yang cukup dahsyat
hingga menimbulkan gelombang air yang naik
setinggi 10 meter membuat semua mata kini
membulat saat serbuan gelombang air tersebut menyapu semua yang ada di atas kapal hingga
semua anak buah Aaron yang ada di luar serentak menyelamatkan diri dengan berloncatan lalu
terjun ke dalam air.
"Ohh shit.! Kita keluar dari sini sekarang juga.!"
Aaron memberi perintah sambil melesat masuk.
Dan sebelum serbuan gelombang air tersebut
melahap tubuh mereka Aaron sudah menyambar tangan Raya di bawa berlari turun ke dalam
geladak dasar yang masih sedikit aman. Kapal
kini mulai oleng dan perlahan tenggelam.
"Kalian sudah menyiapkan sekoci.?"
Aaron bertanya cepat sambil meraih alat
pengaman dan satu pelampung yang di
di ulurkan oleh Alex.
"Semuanya sudah siap Tuan.!"
Jawab kapten kapal seraya membuka pintu
darurat yang langsung mengarah ke luar dan
di sana sudah ada satu sekoci yang bersiaga.
Sedangkan satu sekoci lainnya sudah lebih
dulu meluncur menjemput anak buah Aaron
yang berada di air.
"Kita pergi sekarang, Alex kau singkirkan dulu
satu heli yang tersisa.!"
Aaron kembali memberi perintah di tengah
kegiatannya memakaikan pelampung ke tubuh
Raya yang sudah dalam mode tegang akut,
wajahnya kini sudah seputih kapas.
"Baik Tuan.!"
Alex keluar duluan kemudian melompat ke
atas sekoci dan dengan sigap melesakkan
tembakan jarak jauh pada satu helikopter
yang sedang berusaha menjauh. Tidak lama
terdengar bunyi ledakan keras di udara.
"Kita akan keluar dari sini.! Tapi kau harus
tetap tenang.! "
Aaron berkata sambil memastikan semua alat pengaman sudah melekat dengan benar di
tubuh Raya. Keduanya saling menatap kuat.
"A-aku takut Aaron.. siapa mereka.. Kenapa
menyerang kita.?"
"Kau tidak perlu tahu siapa mereka karena ini
tidak ada hubungannya dengan mu. !"
"Apa kita akan berakhir di sini.?"
Aaron menatap tajam wajah Raya yang tidak
bisa tenang, masih saja bergetar hebat dan
meluruhkan air mata ketakutan.
"Aku ada di sini untuk melindungi mu.! jadilah
wanita yang kuat sebagaimana dirimu yang
biasanya.! Kau pasti bisa.!"
Tegas Aaron menatap kuat wajah Raya dengan
sorot mata penuh penekanan. Raya mengusap
air matanya dan perlahan berjalan. Namun kaki
nya terasa lemas tak bertenaga. Dia tersentak
saat Aaron tiba-tiba mengangkat tubuh nya ke
dalam gendongan nya ala bridal style.
Perlahan dan tetap siaga Aaron membawa Raya masuk ke dalam sekoci yang sudah siaga di luar
kapal yang kini semakin tenggelam. Sekoci itu
kini mulai meluncur mengikuti navigasi khusus
yang di setting secara otomatis.
Setelah cukup jauh mengarungi tengah lautan,
kini ada kapal besar yang bergerak cepat dari kejauhan menuju kearah mereka.
"Tuan.. pasukan bawah air mereka mulai
bergerak !"
Alex memberi peringatan sambil kemudian
bersiaga di pintu masuk. Aaron yang sedang
melakukan pemantauan di layar monitor
tampak menyeringai sadis.
"Biarkan mereka mendekat dulu.!"
Ucapnya sambil kemudian meraih senjata besar
dan mengokang nya dalam satu gerakan cepat
dan terlatih. Raya yang sedang duduk meringkuk memeluk lutut tampak mulai kembali bereaksi ketakutan. Tuhan.. belum cukupkah semua
yang terjadi tadi.? Lalu apalagi sekarang?
Tidak lama sebuah kapal layar berukuran sedang
datang dengan kecepatan penuh mengarah pada
dua sekoci yang di tumpangi Aaron dan seluruh
anak buahnya. Perang tembakan pun langsung
terjadi. Aaron menembakkan senjata mengarah
langsung ke bagian depan kapal tersebut hingga
menimbulkan bunyi ledakan keras. Namun lawan
tidak kalah sadis, mereka menembakkan senjata
besar kearah sekoci yang di tumpangi Aaron.
"Damn.!! Get out now..!!"
Aaron berteriak kencang saat tembakan tersebut
mengenai badan sekoci dan tanpa ampun alat
penyelamat itu terbalik hingga semua orang yang
ada di dalam nya terlempar keluar. Tubuh Raya
terlempar cukup jauh. Dia mencoba berenang
mencari keberadaan semua orang.
"Aaroonn...!!"
Di tengah upayanya berenang Raya berteriak
memanggil-manggil Aaron yang entah berada
di bagian mana. Raya tersentak ketika tiba-tiba
datang sebuah motor boat kearahnya. Belum
sadar dengan apa yang terjadi tubuh nya sudah
terangkat ke atas motor tersebut yang kembali
melesat kearah kapal layar penyerang tadi.
Raya mencoba berontak ketika satu sosok tinggi
tegap mengangkat paksa tubuh nya di bawa keluar dari geladak dasar yang tadi di jadikan jalan masuk oleh motor boat yang telah membawanya. Sosok
itu membawa Raya ke salah satu ruangan di bagian tengah kapal. Tanpa permisi pria itu membuka pelampung yang melekat pada tubuh Raya dan melemparnya asal. Raya segera mundur menjauh begitu sosok yang membawanya tadi selesai
dengan apa yang di lakukan nya.
"Si-siapa kamu.? Apa maumu.?"
Sosok tinggi tegap dengan garis wajah keras
dan ada luka gores di pipi sebelah kirinya itu
kini menatapnya tajam, memindai keseluruhan
diri Raya seolah sedang memastikan kondisi
wanita itu. Ada seringai aneh yang kini tercipta
di bibirnya. Dia maju mendekat membuat Raya
otomatis menjauh dengan tatapan waspada.
Tidak lama ke tempat itu muncul satu sosok
lain bertubuh tinggi besar berperangai sadis di
hiasi rambut gondrong nya yang berantakan.
"Ohh.. jadi kau tertangkap rupanya..!"
Sosok yang baru datang itu menyeringai sadis
sambil maju ke hadapan Raya yang semakin
mundur hingga tubuhnya membentur pinggiran
kapal. Sosok itu memandang mesum tubuh
Raya seakan ingin melahap dan menerkamnya.
"Si-siapa kalian..? Kenapa menyerang kami..?
Apa yang kalian inginkan..?"
Raya berucap dengan tubuh yang bergetar
hebat dan wajah pucat pasi.
"Kau tidak perlu tahu siapa kami.. Yang aku
inginkan.. Underground Devil datang kesini
untuk menyelamatkan wanita nya, barulah
aku bisa menghabisinya dengan mudah..!!"
Pria gondrong dengan perangai menakutkan
itu berkata masih dengan seringai iblis nya.
"A-aku tidak mengerti apa maksud mu. Aku
tidak punya urusan dengan kalian.!"
"Tentu saja kau punya urusan dengan ku.!"
"Aku tidak mengenalmu sama sekali..! "
"Tapi aku mengenalmu Nona Maharaya..Kau
sudah menjadi penyebab lenyapnya ketua
Black Hunter..!!"
"Jayden..?? Si-siapa kamu sebenarnya.?"
Sosok tinggi besar itu maju mendekat dan akan mencengkeram dagu Raya, tapi sosok satu lagi
yang tadi membawa Raya dengan gerakan
cepat menarik lengan pria besar itu.
"Siapa yang mengijinkan mu menyentuh nya.!"
Geram sosok itu dengan suara harimau nya.
Sosok tinggi besar itu menepis pegangan tangan
si sosok pipi codet dengan tatapan kesal namun
tampaknya dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kembali ke depan, pastikan semuanya aman
terkendali, pria itu tidak akan mati dengan mudah.!"
Titah sosok codet tadi dengan tatapan yang tidak mampu di bantah oleh si tinggi besar. Dia hanya
bisa mendengus, menatap kembali kearah Raya,
setelah itu melangkah pergi sambil mengokang senjatanya. Raya menatap interaksi dua manusia menyeramkan itu sambil melihat dan mengamati situasi di luar kapal karena kini mulai terdengar
bunyi tembakan dari kejauhan. Sosok tinggi
tegap itu maju mendekat kearah Raya yang menatapnya penuh ketegangan.
"Kenapa kalian membawaku kesini.? A-apa
yang kau inginkan.? Hei..mundur, jangan
mendekat.!"
Raya merentangkan tangan ke depan sebagai
upaya perlindungan diri karena pria codet itu
kini semakin merangsek maju.
"Aku menginginkan mu.! Kau harus melayani
hasrat ku..di sini.. sekarang juga..!!"
"Tidak.! Jangan menggangguku..! Tolong
biarkan aku pergi..!"
Raya mendorong dan memukuli tubuh besar
pria itu yang dengan mudah nya bergerak
cepat menangkap kedua pergelangan tangan
Raya kemudian menguncinya di atas kepala.
Tubuh Raya bergetar hebat saat laki-laki itu
kini semakin mendekatkan wajahnya.
"Kau terlalu cantik..! Dan pria kejam seperti Underground Devil tidak layak mendapatkan
wanita seperti dirimu.!"
Desis pria codet itu sambil menghirup aroma
tubuh Raya melalui tengkuk lehernya seraya
memejamkan mata seolah sedang menikmati
segala fantasi liar yang tercipta. Bibirnya kini
kembali bergerak mendekat ke bibir Raya yang
membulatkan matanya panik.
"Jangan..!! Kumohon jangan menyentuh ku.!!"
Raya kalap, dia mencoba menendang kuat milik laki-laki itu, namun gerakannya sia-sia karena
pria itu sudah lebih dulu mengunci kedua kakinya.
"Keliaranmu membuatku semakin bergairah
Nona..Kau sangat menantang.!"
Pria itu menyeringai iblis dengan tatapan yang
mulai berkabut membuat Raya di kuasai oleh
ketakutan luar biasa. Dia menjerit-jerit histeris
meronta sekuat tenaga.
"Lepaskan aku..! Tolong.. jangan..!!"
Raya melebarkan matanya saat tangan kokoh
pria itu berhasil menarik pakaian bagian atasnya hingga terbuka sedikit, ketakutan nya semakin menjadi saat pria itu memepetkan tubuh nya
ke tubuh Raya, namun sesaat kemudian pria itu
tampak terkejut dan tertegun ketika merasakan
ada sengatan hebat yang berasal dari tubuh
Raya saat dia berusaha menyentuh kulitnya.
Pria itu menjauhkan tubuhnya, menatap tajam
wajah Raya dengan sorot mata yang terkejut
luar biasa namun ada ambisi besar yang kini
menyeruak dalam pancaran mata kelamnya.
"Kau.. wanita yang luar biasa..!!"
Desis nya berat sambil kemudian melepaskan
cengkeraman tangannya di pergelangan tangan
Raya. Dia mundur, meraih senjata besar di yang
ada di dekatnya.
"Tunggu di sini..! Aku tidak akan melepaskan
mu.! Akan aku habisi underground Devil.!"
Desisnya sambil mengokang senjatanya. Raya
duduk meringkuk memeluk lutut nya dengan
tubuh yang tiada henti gemetaran.
"Tuan..Ada serangan dari dalam air.! Kekuatan
kita tidak akan bisa mengimbangi nya. Mereka
membawa senjata penghancur.!"
Kedalam ruangan muncul si pria gondrong tadi
beserta beberapa orang pria besar berpakaian
serba hitam dengan goresan luka mengerikan
memenuhi muka mereka.
"Shit.! Apalagi yang di miliki oleh ******** itu
yang tidak aku ketahui.! Siapkan helikopter
sekarang juga..!"
Geram pria codet itu sambil kemudian maju
menarik tangan Raya. Dan tanpa basa-basi
orang itu memakaikan rompi pengaman ke
tubuh Raya yang masih berusaha melakukan
perlawanan namun semuanya sia-sia saja.
"Kita pergi sekarang ! Yang lain pergi lewat
air, alihkan perhatian mereka.!"
Perintah pria itu sambil kemudian menarik
tangan Raya keluar dari ruangan itu. Namun
baru saja mereka bergerak sudah terdengar
bunyi tembakan dan ledakan dahsyat di luar.
Pria itu berlari cepat menaiki tangga dengan
menyeret tubuh Raya yang terus meronta dan
berteriak histeris minta tolong..
***
Happy Reading...
pasti lebih seru