Shinn, seorang pemuda dari keluarga miskin, hidup di dunia biasa...sampai suatu hari ia menemukan barang rongsokan misterius di pasar loak. Saat ia mengutak-atiknya, muncullah jendela sistem aneh yang membawanya ke dunia paralel: sebuah dunia apokaliptik dipenuhi zombie dan puing-puing mecha raksasa.
Dengan sistem yang ia bangkitkan dari sampah, Shinn mengubah takdirnya. Ia menjarah dunia zombie, membangun kekuatan, menyembuhkan ibunya di dunia nyata, dan membentuk harem lintas dimensi yang setia padanya. Tapi itu baru permulaan.
Ketika realitas mulai retak, dan sistem-sistem purba bangkit untuk mengendalikan semua dunia yang pernah ada, Shinn harus memilih: tunduk… atau menjadi Nexus...poros semua dimensi, dan satu-satunya harapan untuk menyeimbangkan kehancuran.
Di tengah konflik antar dimensi, musuh tak terlihat, dan cinta yang tumbuh dalam medan perang, Shinn berdiri di ambang takdir sebagai pejuang terakhir dari Sistem Rongsokan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F R E E Z E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32: Perang Tiga Front: Dimensi, Manusia, dan Mesin
Desiran angin kering berhembus dari celah retakan dimensi yang menggantung di langit. Kota Labirin berubah drastis—tidak lagi hanya menjadi teka-teki hidup, tapi kini menjadi titik tabrakan tiga realitas yang saling bertarung untuk mendominasi.
Shinn berdiri di menara observasi kota, jubah hitam Voidlord mengepul tertiup angin, matanya menatap peta holografik yang ditampilkan oleh sistem. Garis merah menunjukkan gerakan pasukan Exo-Wraith dari celah dimensi, biru mewakili manusia normal yang masih bertahan di permukiman, dan hijau... mewakili para "bangkit"—manusia zombie yang berada di bawah kendali teknologi sistem Shinn.
Di belakangnya, Asha memandangi layar dengan ekspresi serius. Armor tempurnya telah ditingkatkan menggunakan teknologi mecha kuno dari reruntuhan dunia apokaliptik. Di sisi lain, Iluthar, yang kini tak lagi menyembunyikan identitasnya sebagai wanita, berdiri dengan tombaknya yang memancarkan cahaya ilusi dimensi.
“Kita tak bisa hanya bertahan lagi, Shinn,” ujar Asha. “Ketiga dunia sudah mulai menyatu. Jika kita tak bertindak, kehancuran akan menyeluruh.”
Shinn mengangguk pelan. “Itulah sebabnya kita akan mulai fase penaklukan.”
_________
Tiga Front, Satu Strategi
Sistem menampilkan tiga pilihan jalur perang:
1. Invasi Celah Dimensi: Mengirim pasukan mecha-zombie dan manusia hybrid ke dunia Exo-Wraith.
2. Pembersihan Dunia Manusia: Menguasai area kota metropolitan utama untuk membangun markas antar dimensi.
3. Sinkronisasi Dunia Zombie: Mengaktifkan menara sistem untuk mengendalikan zona zombie sepenuhnya.
Shinn memilih... ketiganya.
“Iluthar, kau pimpin serangan ke dunia Exo-Wraith. Bawa tim elite dan aktifkan teknologi pelubang ruang.”
“Aku?” Iluthar menaikkan satu alis. “Baik, kalau itu perintahmu, Tuan Voidlord.”
“Asha, kau tangani dunia manusia. Tapi jangan menggunakan kekerasan. Rekrut. Rebut hati mereka. Beri mereka harapan.”
Asha tersenyum tipis. “Seperti dulu saat kita pertama kali bertemu, ya?”
Shinn menatapnya. “Tepat.”
Dan dirinya? Shinn akan turun langsung ke dunia zombie. Ada menara sistem kuno di jantung reruntuhan ibukota zombie, yang katanya menyimpan jawaban tentang asal mula sistem dan... keberadaan ayahnya.
______
Dalam Kekacauan, Muncul Bayangan Lama
Saat memasuki zona merah, tubuh Shinn langsung dikelilingi kabut gelap yang merespons keberadaan Voidlord. Pasukan zombie di sekitarnya berlutut, mengakui penguasa mereka. Namun semakin dalam ia melangkah, suara-suara aneh mulai terdengar.
"Shinn... Shinn... pulanglah..."
Dia berhenti. Mata hitamnya menyipit. Itu bukan ilusi. Itu suara dari sistem lama. Suara yang dulu hanya ia dengar saat awal kebangkitan. Tapi kini... suara itu terdengar nyata, seolah dipanggil dari kedalaman dunia lain.
Tiba-tiba, panel sistem muncul:
> [Peringatan Sistem!]
> Menara Sistem Kuno Terdeteksi.
> Energi Asal Mula Sistem Terkoneksi.
> Aktivasi Rahasia Dimensi Keempat Dimulai…
“Dimensi keempat?”
Tanah di bawah kaki Shinn bergetar. Kabut hitam mengental dan dari dalam menara yang setengah runtuh, muncul sebuah sosok... tubuh berbalut teknologi bio-mecha, wajah terlindung helm retak... namun aura-nya familiar.
“Shinn…”
“...Ayah?”
______
Sementara Itu di Dunia Manusia
Asha menggelar pidato di tengah reruntuhan kota besar, menggunakan pancaran holografik dari markas pusat.
“Hari ini, kita berada di ambang kehancuran bukan karena monster, tapi karena kita lupa bahwa harapan bisa dibangun dari puing-puing,” ujarnya.
“Shinn, sang Voidlord, bukan iblis. Ia adalah pemimpin kita, dan bersama dia, kita bisa membangun dunia yang baru!”
Responnya luar biasa. Rakyat yang tadinya takut kini mulai percaya. Beberapa tentara yang dulu menolak kini berlutut dan menyerahkan kendali pos militer kepada pasukan harem Shinn. Teknologi dari dunia zombie mulai diintegrasikan: perisai energi, sistem pemurnian udara, bahkan jaringan komunikasi yang melewati dimensi.
“Bagus, Asha…” bisik Shinn lewat panel komunikasi. “Teruskan. Dunia manusia akan jadi fondasi kita.”
_________
Iluthar dan Celah Dimensi
Di sisi lain, Iluthar memimpin pasukan menembus celah dimensi ke dunia Exo-Wraith. Dimensi itu berwujud dunia gelap tanpa gravitasi, penuh serpihan data dan tubuh-tubuh artifisial.
Pasukan musuh—makhluk transparan dengan suara menyakitkan—menyerang. Tapi Iluthar, dengan kekuatan dimensi ilusinya, membelokkan serangan mereka.
“Kalian pikir bisa melawan kami? Kami bukan hanya pasukan hidup... kami adalah jiwa yang telah disatukan sistem!”
Pertempuran berlangsung sengit. Tapi Iluthar berhasil merebut relay pusat komunikasi Exo-Wraith dan mengirim data ke Shinn.
> [Relay Terhubung]
> Lokasi inti Exo-Wraith ditemukan.
> Status: Lemah. Bisa ditaklukkan.
_______
Kembali ke Shinn dan Ayahnya
“Jadi... sistem ini berasal darimu?” Shinn menatap pria di hadapannya.
Ayahnya tersenyum samar, menarik helmnya, memperlihatkan wajah penuh luka namun bijaksana. “Sistem ini bukan berasal dariku, Shinn... Tapi aku adalah salah satu yang pertama mengikatkan hidup pada sistem.”
Shinn menelan ludah. “Apa itu berarti—”
“Ya. Kau adalah penerus. Sistem berevolusi lewat mu. Tapi kau... membawa kemungkinan yang lebih besar: penyatuan tiga dunia.”
Sebelum sempat bertanya lebih jauh, suara gemuruh terdengar. Langit terbelah, dan dari celah-celah dimensi, makhluk raksasa Exo-Wraith muncul. Pasukan gabungan zombie dan manusia yang dibawa Shinn mulai mundur, tapi dia maju.
“Aku bukan hanya Voidlord... Aku Raja dari Dua Dunia!”
Dengan satu lambaian tangan, sistem meledak menjadi aura hitam keunguan, membentuk senjata berbentuk sabit besar.
“Dan sekarang... Perang Tiga Front dimulai!”
it's okay, ganbatte nee.. aku tunggu hasil revisinya nanti. 🥰
kaya kata "Lu," itu rasanya kurang cocok untuk dibawa ke novel, bagiku.. tapi selera orang beda-beda.
terus untuk narasi menurutku lebih enak kalau ga pake bahasa santai. narasi tuh biasanya elegan gitu..
tapi aku tetep suka, alur ceritanya keren dan layak banget untuk diikuti kelanjutannya. semangat terus, Pangeran Es-ku yang tampan. 🥰
yang jelas ga dipisah oleh spasi.
atau mungkin.. "Terutama karena kalian bukanlah orang yang telah menyelamatkan kami."
mungkin lebih jelas lagi konteksnya?
"Kami, aku, dan tim..." jadi ga pusing bacanya. 😁
"Bercucuran dengan deras." atau "Mengalir dengan begitu deras."
konfliknya berkembang secara bertahap. sumpah, aku suka banget! 🔥
cuma aku mau kasih sedikit saran..
tokoh Shin mungkin daripada cuma disebut nama, lebih bervariasi kalau sebut ciri khasnya. rambutnya tebal kah? ada tahi lalat di muka atau area lain? ganteng, mancung, atau gimana. itu bisa untuk visualisasi tambahan, karena dia tokoh utama yang sebaiknya bisa dibayangkan wujudnya oleh pembaca.
"Aku sekarang punya kekuatan, ibu... Tunggulah, akan kuubah semuanya."
menurutku sih, itu lebih natural..
aku suka banget sama gaya penulisannya, mudah dimengerti tapi juga puitis. baru pertama baca karya buatan Pangeran Es, dan ga nyangka ternyata alurnya sekeren ini.
di nt, jarang aku liat karya hebat..
dan jujur, aku terpikat banget sama karya ini. chef kiss lah, buat Pangeran Es. ❄