Carabella Anisha ( berparas cantik,suci dan murni) itulah arti dari nama gadis cantik yang memiliki paras sesuai dengan namanya, itulah alasan sang ibu memberinya nama itu,tapi sayang,jalan hidupnya tak seindah mamanya.
Tinggal di tempat yang terkenal dengan rumah nya para wanita malam, membuatnya menjadi remaja yang pendiam, tertutup juga introvert.
Anak pelacur...julukan itu yang selalu ia terima bahkan sejak ia masih duduk di sekolah dasar, untung ia pintar sehingga dengan mudah bisa mengenyam pendidikan di sekolah elite dan bergengsi.
" Sha... baik-baik saja bunda,mi..kalian tidak perlu khawatir, mereka hanya tidak mau berteman tapi tidak melukai sha,dan sha masih punya sahabat baik " itulah kata-kata yang paling sering ia ucapkan pada dua wanita hebat nya.
lalu bagaimana kah kehidupan nya saat ia terlibat masalah dengan seniornya yang terkenal dingin tak tersentuh.
kaivan ivander( lelaki tampan dan terbaik) persis seperti rupanya,namanya seakan menggambarkan dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Empat bulan sudah Ara menjalankan tugas magang nya, setelah pertemuan dan pembicaraan dengan sang ayah, hubungan keduanya lumayan cukup baik,tuan Abraham beberapa kali sengaja meluangkan waktunya untuk mengunjungi sang putri, bahkan pria paruh baya itu sudah semakin memperluas kerja sama nya dengan beberapa perusahaan di Indonesia selain dengan perusahaan penerbangan milik keluarga Ivander, walaupun beliau tau sang putri masih tidak terlalu ingin dekat dengan nya.
Tapi bagi tuan Abraham selama Ara tidak pernah menolak atau mengusir kedatangan nya itu sudah lebih dari cukup,beliau bisa merasakan bahwa sang putri masih sangat menghargai beliau sebagai orang tuanya,hanya butuh waktu untuk bisa kembali seperti apa yang beliau harapkan selama masa pencariannya selama ini.
" Kamu kapan kembali ke asrama sekolah mu nak?" pasangan ayah dan anak itu tengah menikmati makan siang bersama di sebuah rumah makan yang terletak tak jauh dari kantor tempat Ara magang.
" Insyaallah dalam dua atau tiga hari ini yah, yang pastinya secepatnya,setelah manager nya menandatangani laporan kami" Ara menjawab apa adanya pertanyaan sang ayah.
Mendengar penjelasan dari sang putri,tuan Abraham mengangguk paham" hati-hati di jalan ya,atau mau ayah antar? atau ayah suruh om Ahmed yang mengantar?" itu sudah yang kesekian kali tuan Abraham menawarkan dirinya atau asistennya yang mengantarkan kembali ke kota asal sekolah nya.
Ara tersenyum seraya menggeleng pelan " ga perlu yah, insyaallah aman kok,lagian kan Ara harus bersama rombongan sekolah dan guru pengawas yah" jelas Ara.
" Ia juga ya,ya ampun arah lupa, maklum saja sudah tua" tuan Abraham sedikit bercanda.
Ara tertawa kecil mendengar candaan ringan ayah nya,ia menggeleng" siapa bilang ayah sudah tua? ayah masih belum tua kok" hibur Ara.
Tuan Abraham mengangguk setuju dengan wajah yang terlihat begitu bahagia" kalau ayah boleh tau setelah lulus nanti apa rencana kamu selanjutnya? " dengan sangat hati-hati sang ayah bertanya.
Tuan Abraham merasa belum terlalu dekat dengan sang putri,beliau harus lebih berhati-hati saat ingin mengetahui sesuatu hal dari Ara.
Mendengar pertanyaan sang ayah,Ara tampak berfikir sejenak,ia belum memutuskan apa langkah selanjutnya,ia memang pernah berfikir untuk langsung mencari pekerjaan setelah lulus nanti,tapi ibunya memintanya untuk lanjut ke perguruan tinggi.
" Belum tau yah, Ara rencananya mau langsung cari kerja aja sih,tapi bunda maunya Ara lanjut kuliah,Ara belum memutuskan mau lanjut kuliah kemana atau mau cari kerja kemana" jawab Ara jujur.
Tuan Abraham mengangguk paham dengan maksud putrinya,pasti putri nya itu tak ingin membebankan ibunya dengan biaya pendidikan yang lumayan tinggi.
" Bagaimana kalau setelah lulus nanti kamu tes aja masuk perguruan tinggi,tapi kamu pilih kuliah online aja,supaya kamu bisa sambil kerja,nah saat itu nanti kamu bisa mengambil kursus pramugari dan bisa segera bekerja beberapa bulan kemudian kan" tuan Abraham berusaha memberikan ide yang cukup masuk akal dan cemerlang, berharap sang putri bisa memahami maksud dan tujuan beliau,tuan Abraham ingin membantunya tapi tidak secara langsung, karena beliau tau bahwa sang putri masih sedikit menjaga jarak dengan beliau.
Ara berfikir sesaat dan setelah nya mengangguk setuju dengan pendapat ayah nya" ide ayah bener,akan Ara pikirkan nanti,semoga saja bisa lancar".
" Amin...ayah ikut mendoakan,atau mungkin kamu bersedia menerima bantuan dana dari ayah, kamu adalah tanggung jawab ayah dan abang kamu sepenuhnya " bujuk tuan Abraham agar sang putri bersedia menerima segala bentuk bantuan dari beliau,beliau berharap Ara meminta segala sesuatu nya pada beliau, seperti anak-anak lain pada umumnya, bahkan beliau berharap sang putri fokus pada kuliahnya,tak memikirkan pekerjaan,beliau masih mampu membiayai segala kebutuhan nya.
Tuan Abraham belum tau bahwa putrinya adalah anak yang sangat mandiri dan tak ingin menyusahkan orang di sekitarnya,Ara bahkan rela mengerjakan tugas para teman sekolah nya agar bisa mendapatkan uang dari mereka dan itu ia lakukan sejak ia masih sekolah Dasar,sejak ia mulai memahami kesulitan ibunya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
" Terimakasih atas tawaran ayah,tapi Ara mau mencobanya dengan usaha Ara sendiri, seandainya pun butuh bantuan itu hanya beberapa persen nya saja,tidak semuanya ayah yang handle,Ara akan merasa lebih puas kalau semua yang ingin Ara capai itu adalah usaha Ara,bukan Ara tidak menerima atau menghargai niat baik ayah atau siapapun,tapi Ara ingin belajar mandiri" Ara menolak secara halus tawaran sang ayah.
Mendengar alasan yang Ara berikan,tuan Abraham mengangguk paham,bukan tersinggung,pria paruh baya itu justru merasa sangat bahagia dan bangga,namun juga merasa sedih dan merasa bersalah, mungkinkah sang putri menjadi pribadi seperti itu karena ia merasakan kesulitan hidup? Atau ia melihat berapa bundanya kesulitan untuk membiayai segala kebutuhan nya? Ya Tuhan..tuan Abraham merasa sangat bersalah.
' Tuhan..sesulit apa hidup istri dan putri ku selama ini Tuhan? kesusahan yang seperti apa yang harus mereka lewati,ujian seperti apa yang Engkau berikan pada dua wanita hebat ku itu Tuhan, ampunilah aku yang lalai dalam menjaga dan mencari mereka ' hati tuan Abraham begitu sedih dan merasa sangat bersalah atas segala yang terjadi pada putri dan istrinya.
" Masih ada waktu beberapa jam lagi, apakah kamu tidak ingin berbelanja? Membeli sesuatu atau keperluan pribadi kamu? atau mungkin oleh-oleh untuk Bunda?" tuan Abraham bertanya dengan sangat hati-hati.
" Sepertinya tidak ada yah,untuk bunda sudah Ara beli beberapa bulan lalu, saat Ara sama temen-temen yang lain dapat libur beberapa hari,kami jalan-jalan sambil beli sedikit oleh-oleh " Ara menjelaskan dengan jujur,ia tak berbohong sama sekali pada ayah nya.
" Oh begitu ya,tapi ayah sangat ingin membelanjakan putri ayah,menemani belanja, nonton bareng,jalan bareng, seperti orang-orang, bersama putrinya,apakah kamu tidak bisa?" tuan Abraham bertanya dengan nada penuh harap.
Deg..
Ara terdiam,ia menatap sesaat wajah sendu sang ayah, jantung nya serasa tertusuk duri begitu dalam,serindu itukah ayah nya padanya,sesakit itukan ayah nya saat kehilangan nya dan bunda nya? Hingga mata Ara sedikit mengembun.
Ara mengangguk pelan" boleh,waktu Ara banyak kok,mulai hari ini kami sudah free, tinggal menunggu mereka menyerahkan hasil magang kami aja"
Mendengar jawaban putrinya,hati tuan Abraham begitu bahagia,pria paruh baya itu tersenyum sumringah" berarti kamu mau jalan-jalan sama ayah? Belanja sama ayah?" tanya tuan Abraham seakan tak yakin.
Ara mengangguk seraya tersenyum tipis" ia ayah, setelahnya kita juga nonton "sebut Ara pada sang ayah yang sepertinya melupakan salah satu poin yang sang ayah ucapkan tadi.
" Alhamdulillah.. terimakasih nak, terimakasih sayang,ya Tuhan...ayah sangat bahagia " tuan Abraham meluapkan kebahagiaan nya,pada sang putri,Ara menggeleng melihat tingkah bahagia nya sang ayah.
hanya tahu kritik apa yg trlihat oleh mata,