NovelToon NovelToon
One Day In London

One Day In London

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Tamat
Popularitas:229.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gresya Salsabila

London, sebuah tempat yang menyisakan kenangan termanis dalam hidup Orion Brox. Dalam satu hari di musim panas, ia menghabiskan waktu bersama gadis cantik yang tak ia ketahui namanya. Namun, rupa dan tutur sapanya melekat kuat dalam ingatan Orion, menjelma rindu yang tak luntur dalam beberapa tahun berlalu.

Akan tetapi, dunia seakan mengajak bercanda. Jalan dan langkah yang digariskan takdir mempertemukan mereka dalam titik yang berseberangan. Taraliza Morvion, gadis musim panas yang menjadi tambatan hati Orion, hadir kembali sebagai sosok yang nyaris tak bisa dimiliki.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

One Day In London 33

Tepat jam setengah delapan malam Tara tiba di sebuah kafe mewah yang ada di pusat kota. Ia ke sana menggunakan taksi yang dipesan sendiri. Ada sesuatu yang mendorongnya untuk datang dan menemui seseorang yang tak lain adalah Orion.

Ya, Orion. Lelaki itulah yang tadi mengirim pesan, meminta Tara untuk bersedia menemuinya karena ada hal penting yang harus dibicarakan—sebentar saja—katanya.

Awalnya, Tara sudah berniat mengabaikan, tak perlu datang karena dipikir-pikir sudah tidak ada lagi urusan dengan Orion. Akan tetapi, mengingat sikap Olliver yang kemarin malam agak aneh, Tara penasaran juga apa gerangan yang akan dibahas Orion, mungkinkah berhubungan dengan Olliver.

Karena yang dipesan Orion adalah private room yang jelas lebih privasi, akhirnya Tara memutuskan untuk datang. Kebetulan juga Olliver masih singgah di restoran, katanya ada pelanggan yang ngotot ingin bertemu dengannya untuk urusan reservasi.

Itu sebabnya Tara ada kesempatan untuk menemui Orion. Dia pulang duluan dengan alasan lelah, tetapi juga sedikit berbohong dengan mengatakan hendak mampir membeli kebutuhan pribadi terlebih dahulu. Untungnya Olliver mengiyakan tanpa curiga.

"Aku hanya penasaran dengan apa yang akan dikatakan Orion. Jika benar itu berhubungan denganmu, secepatnya aku akan jujur, Olliver. Tapi, jika pertemuan ini nanti hanya akal-akalan dia saja, kupastikan ini terakhir kali berinteraksi dengannya. Aku nggak akan lama, Olliver. Setelah dia selesai bicara, aku langsung pergi," batin Tara sambil melangkah memasuki kafe.

Kedatangan Tara di tempat itu langsung disambut baik oleh manajer kafe. Lantas, secara pribadi ia diantar ke private room yang telah direservasi.

"Teman Anda sudah menunggu, Nona. Beliau datang sekitar sepuluh menit yang lalu."

"Ah, begitu ya?" Tara menyahut sambil melirik ponsel yang masih digenggam. Seharusnya tidak telat, ia datang sesuai dengan waktu yang disebutkan. Mungkin, Orion yang sengaja datang lebih awal.

"Silakan, Nona, saya permisi dulu!" kata manajer tersebut setelah keduanya tiba di depan pintu room.

"Terima kasih." Tara tersenyum sekilas. Sebelum akhirnya menarik napas panjang guna menenangkan detak jantung yang mulai berpacu cepat.

Manajer kafe sudah pergi, meninggalkan Tara sendirian yang masih mematung di depan pintu. Beberapa detik berlalu begitu saja, sampai akhirnya Tara nekat melangkah memasuki ruangan tersebut.

Baru saja menapakkan kaki di sana, Tara sudah disambut dengan sosok Orion yang tampak anteng mengisap sebatang rokok. Ketika menyadari kedatangan Tara, barulah Orion membuang rokoknya dan bangkit menyambut.

"Maaf telat," ujar Tara dengan singkat. Meski dalam hati yakin bahwa dirinya tidak telat, tetapi sebagi basa-basi tak apalah mengucap maaf.

"Aku juga baru sampai." Orion kembali duduk di tempatnya karena Tara pun sudah mengambil tempat di hadapannya.

Akan tetapi, keduanya tak langsung berbincang. Masing-masing malah diam dan membiarkan keheningan merajai suasana. Bahkan, sampai pelayan datang mengantarkan dua gelas minuman yang dipesan Orion sebelum Tara datang, mereka tetap diam. Sama sekali tidak tergoda dengan minuman khas kafe yang ditata cantik itu.

"Jadi, apa yang mau kamu bicarakan?"

Tara dan Orion sama-sama terkejut. Bagaimana tidak, pertama kali membuka obrolan, keduanya malah melayangkan pertanyaan yang sama.

"Apa maksudmu nanya gitu ke aku? Bukannya kamu yang mau bicara? Katamu ada hal penting, kan?" tanya Tara tanpa basa-basi.

Akan tetapi, Orion justru makin bingung. Dia menatap Tara dengan kening yang mengernyit, pun tanpa kedip.

"Tara, aku juga tidak mengerti dengan kata-katamu ini. Kamu yang mengajakku ketemu di sini, katanya ingin bicara denganku, tapi ... sekarang kamu malah bertanya seperti itu padaku."

"Ha? Kamu jangan mengada-ada ya. Jelas-jelas kamu yang menghubungiku dan ngajak ketemuan di sini. Sekarang malah berkilah dan seolah-olah aku yang mau ketemu sama kamu. Apa jangan-jangan 'hal penting' itu hanya akal-akalanmu saja biar aku datang. Jika benar begitu, kamu sangat keterlaluan, Orion!"

Tara tak bisa menahan emosinya. Ia merasa dipermainkan oleh Orion, makanya sampai bicara dengan nada tinggi.

Sebelum amarah Tara lebih meledak lagi, dengan cepat Orion mengambil ponsel dari saku celananya. Lantas, menunjukkan pesan dari nomor tanpa nama, yang isinya ajakan untuk bertemu di kafe tersebut pada jam setengah delapan malam. Di akhir kalimat, ada nama yang dibubuhkan—Tara.

"Ini kamu atau bukan?" tanya Orion dengan nada gusar, sepertinya dia mulai memikirkan hal lain.

Sementara Tara, luar biasa kaget karena tidak merasa mengirimkan pesan tersebut. Yang lebih mengejutkan lagi, format dalam pesan itu sama persis dengan pesan yang ia terima. Bedanya, nama yang dibubuhkan adalah nama Orion.

Menyadari kejanggalan itu, Tara juga bergegas mengambil ponselnya. Lantas, memeriksa kembali pesan yang mengatasnamakan Orion. Ia tatap lebih jeli, hingga akhirnya ... ia menemukan satu kesimpulan konyol. Nomor yang mengiriminya pesan, sama dengan nomor yang mengirim pesan pada Orion.

"Siapa yang melakukan ini?" gumam Tara dengan panik. Ia letakkan begitu saja ponselnya ke meja, lalu berkali-kali mengusap wajah dengan kasar.

Pikiran Tara mulai berkelana ke mana-mana, menduga-duga siapa kiranya yang berani menjebak. Ahh, bukan itu saja, siapa kira-kira yang tahu tentang dirinya dengan Orion.

Mungkinkah ... Olliver?

Bersambung...

1
ken darsihk
aq sdh di sana
Ina Karlina
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Ina Karlina
🤣🤣🤣🤣🤣 kasihan sekali nasib Orion mau belah duren eh ga jadi gara gara tamu dadakan datang..apeeeesss🤭🤭🤭🤭
Apriyanti
ok Thor, makasih info nya🙏
Ina Karlina
ah Orion terlalu kepedean..kamu kira semudah itukah untuk menerima cinta mu🤦🤦🤦
Ina Karlina
dan wanita itu wanita yang sama Orion sunny dan Tara adalah wanita yang sama dan kamu pastinya akan sick pas nanti ketemu...bersiap kuatkan mental dan hatimu Orion
Ina Karlina
oh ... Orion sunny mu sudah di iket oleh Oliver..dan kamu akan sangat menyesal se umur hidup mu..
Ina Karlina
Oliver gercep juga ya 😁😁😁😁
Ina Karlina
ayo Orion mau ya ketemuan .. pasti itu sunny mu yg datang
Chantika Zahra Msi
semoga tara menerima oliver
Chantika Zahra Msi
lanjut oliver aq dukung kmu.disini aq ngk suka orion karna kurang menghargai org yg jauh2 datang..
Prabowo Arief
Luar biasa
Lembayung Senja
knp crita fifty day dhapus..pdahal nunggu istri orion lahiran
IG👉Salsabilagresya: Iya, Kak.. terima kasih banyak ya 😘😘
Lembayung Senja: ealah..iya mb..Salam santun dr hongkong njeh🙏
total 3 replies
Reni Setia
makasih untuk novelnya ya
Mery Andriayani
hi.. hi. hi...
Putri Salsabila
🥺🥺🥹🥹
Mery Andriayani
duaaarrr
Mery Andriayani
tissue mana nih
Mery Andriayani
aku juga rindu orion /Facepalm/
Mery Andriayani
Luar biasa, beda dengan novel yang lain. ceritanya ringan namun mampu ikut terbawa emosi. gk ada pelakor, alur cerita yang sungguh elegan
IG👉Salsabilagresya: Terima kasih banyak, Kak 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!