Karya sudah Tamat.
Ini tentang Seorang yang begitu setia dalam menjalin hubungan, hingga mendapat sebuah penghianatan yang akhirnya merubah cara pandang hidupnya mengenai seorang perempuan di dunia ini.
"Langit tidak akan menikah seumur hidup! Perempuan tidak ada yang setia kecuali Bunda dan Nenek!"
Yah itulah Langit putra Pratama seorang pemuda tampan yang sangat setia pada kekasihnya, namun karena penghianatan dia tidak percaya sama sekali dengan wanita kecuali Bundanya dan Neneknya.
Hingga suatu saat di sebuah Rumah sakit dia bertemu Mentari, Dokter Cantik bersahaja yang merawat Bundanya. Mengubah Kehidupannya dalam sekejap.
Mampukah Mentari mencairkan bekunya kutub Utara pada Hati Langit???
Bisakah Langit mempercayai cinta dan jatuh cinta sekali lagi???
Bagaimana kah kisah cinta diantara mereka???
Yuk lanjut baca sampai selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bandara
Mentari terus memandang awan di luar jendela mobil, tampak barisan awan putih bergelombang dan beberapa bergerombol membentuk aneka rupa, ada yang seperti ombak, ada yang seperti panda, ada pula yang menyerupai boneka.
Sementara di sisi lain tampak Langit biru yang jernih seperti lautan, di beberapa sisi nampak burung berbaris terbang membentuk angka tiga, dan ada pula sisi lain nampak pesawat terbang melewati awan-awan.
Mentari memalingkan pandangannya lalu melihat di sisi lain nampak sawah-sawah dari kejauhan tampak hijau bergaris-garis rapi di beberapa titik nampak gubuk kecil dan beberapa penghuninya.
Di sisi Mentari ada Langit yang memperlihatkannya, sejak berangkat menuju bandara Mentari belum berucap satu katapun, Langit sedih karena Mentarinya nampak suram saat akan di tinggal ke Jakarta.
Di depan ada Cahaya dan juga Awan yang sesekali mengamati interaksi dari kedua orang di belakangnya. Cahaya melihat Kakaknya yang nampak cemas saat memandang kakak iparnya.
Langit mengambil tangan Mentari untuk di kecup dan di bawa ke pangkuannya, agar Mentari menoleh ke arahnya. " Sayang...?" Panggil Langit pelan, namun Mentari justru diam tidak merespon seperti sedang melamun.
Langit mengambil wajah Mentari untuk di hadapkan ke wajahnya. " Tari Sayang..." panggil Langit.
Mentari sedikit terkejut saat wajahnya tiba-tiba di pegang dan di arahkan ke wajah suaminya, jujur Mentari tadi sempat melamun mengingat perjalanan hidupnya sampai di titik menjadi istri Langit.
"Ya Mas...? Kenapa? Maaf tadi tidak dengar." Kata Mentari memutus pandangan matanya saat berhadapan langsung dengan mata suaminya.
"Kamu baik-baik saja kan Mas tinggal?" Tanya Langit khawatir, Mentari menjawab hanya dengan mengangguk kepalanya.
"Senyum dong, wajahnya masam gitu, buat Mas sedih tau..." Bujuk Langit.
Mentari tersenyum lalu mengalihkan pandanganya ke sembarang arah, tiba-tiba kaca-kaca di matanya seperti ingin terjatuh. Langit melihat sekilas mata Mentari yang mengembun, lalu menarik nafas dalam-dalam.
Awan dan Cahaya melihat Langit dan Mentari dari kaca depan lalu keduanya saling melempar senyum, mereka tak menyangka pasangan di belakangnya begitu drama saat berpisah 2 Minggu saja.
Langit meraih tubuh Mentari lalu memeluknya dan berbisik lembut di telinga istrinya. "Sabar ya sayang, Mas usahakan secepatnya selesai tidak menunggu 2 Minggu 3 hari kalau urusan di sana selesai Mas langsung pulang. Nanti mas hubungi tiap 1 jam sekali ya... " Kata Langit.
Mentari tersenyum, betapa konyolnya dirinya saat sedang jatuh cinta. Dirinya seperti anak-anak yang tidak bisa jauh dari orang tuannya. Dia tidak menyangka akan secepat ini mencintai suaminya. Mentari dulu sempat ragu dengan perasaannya, namun sekarang Mentari benar-benar yakin kalau dia sudah jatuh cinta pada suaminya.
"Iya Mas, Maafin Mentari ya..." Kata Mentari sambil tersenyum malu.
Akhirnya setelah beberapa perjalanan sampailah mereka di bandara, Langit meminta Cahaya dan Awan untuk turun lebih dulu.
"Wan. Sama kamu Aya... Turun duluan gih, jangan masuk sebelum Aku sama Mentari keluar dari mobil." Perintah Langit.
Awan dan Mentari saling pandang dengan banyak pertanyaan, namun tetap saja mereka menurut dan keluar dari mobil lebih dulu, mereka menunggu di luar lama sekali.
Langit memastikan Awan dan Cahaya keluar dari mobil dan menjauh, Mentari bingung melihat tingkah suaminya itu.
"Ada apa sih Mas?" Tanya Mentari.
Langit tersenyum lalu mendekatkan wajahnya pada Mentari, membuat jantung Mentari terpompa lebih cepat, Mentari bukan gadis lugu lagi setelah menikah dengan Langit, jadi dengan melihat gestur Langit dia paham apa yang diinginkan suaminya itu.
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
Pipi Mentari memerah dengan ulah suaminya, Mentari menunduk dan mengatur nafasnya juga jantungnya. Langit justru semakin gemas saat melihat wajah istrinya yang masih saja malu-malu.
"Makasih ya sayang, salam perpisahannya... Sayang banget, cinta banget sama Kamu.... Pasti Mas bakal kangen banget... "Kata Langit lalu memeluk Mentari lama sekali.
mending uang cincin to benerin motor
Mampir Thor 🙋 nyimak