"Menyingkirlah dan berhenti mengejar aku. Percuma saja, aku tak suka dengan anak kecil."
"Enak saja anak kecil, aku sudah besar, Om. Lihat saja, dada ku tumbuh dengan baik."
Darren Wisnu Abiana adalah seorang duda keren berusia 36 tahun, dia di tinggalkan oleh sang istri untuk mengejar pria lain. Patah hati yang Darren rasakan membuat nya trauma dan menutup hati nya untuk wanita mana pun.
Hingga, seorang gadis berseragam SMA datang dan mengejar nya. Meskipun dia sudah bersikap jutek pada gadis bernama Sherena itu, tapi dia tetap tidak pantang menyerah untuk mendapatkan nya.
Akankah pertahanan Darren runtuh saat melihat kesungguhan yang di lakukan oleh Sheren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Terlalu Mesum?
Di perempatan rumah, Darren menghentikan laju kendaraan beroda empat nya itu. Tujuan nya hanya untuk meminta upah dari sang kekasih. Sherena yang paham kenapa Darren berhenti disitu, alasan nya ya karena tempat nya cukup sepi. Pria itu menepikan mobil nya, lalu menarik Sherena untuk duduk di pangkuan nya.
"Awwhss, sayang." Sherena meringis karena kepala nya kejedot dengan atap mobil, Darren terkekeh lalu mengusap puncak kepala sang gadis juga mengecup nya beberapa kali.
"Maaf, sayang."
Sherena membukakan beberapa kancing blouse nya untuk Darren, pria itu tersenyum manis. Sherena benar-benar peka, dia tahu apa yang dia inginkan.
Tangan besar Darren langsung meraup gundukan kenyal itu dan meremaas nya dengan lembut, sedangkan bibir nya kini bertaut dengan bibir tipis kemerahan sang gadis. Pria itu melumaat dan memaguut nya dengan nikmat, sesekali dia menggigit manja bibir Sherena. Dia juga menyusupkan lidah nya ke dalam mulut Sherena, ini pertama kali nya mereka berciuman dengan menggunakan lidah, biasa nya tidak, hanya saling melumaat saja.
Sherena melingkarkan kedua tangan nya di leher kokoh sang pria, Darren menikmati ciuman nya. Dia melumaat bibir Sherena dengan liar, hingga membuat Ayyara kewalahan mengimbangi ciuman Darren. Setiap kali berciuman, pasti Darren akan mencium nya dengan brutal.
"H-aahhh.." Nafas Sherena tersengal-sengal karena perbuatan Darren. Pria tampan itu tersenyum lalu mengusap bibir Sherena yang basah karena perbuatan nya.
"Kamu kenapa? Berkeringat gini kayak habis lari."
"Bisa diam gak? Aku begini gara-gara ciuman sama kamu, bernafssu banget ciuman nya." Jawab Sherena.
"Haha, aku sudah lama tidak melampiaskan hasraat ku pada wanita, sayang."
"Jangan bilang, kamu.."
"Tidak, aku tidak akan melakukan nya sebelum kamu lulus sekolah." Jawab Darren sambil mengusap wajah Sherena yang memerah, lalu menyelipkan anak rambut Sherena ke belakang telinga nya.
"Setelah lulus gimana?"
"Aku akan meminta nya, sayang."
"T-api.."
"Kalau bukan sama kamu, lalu aku harus melampiaskan nya pada siapa hmm? Kamu kan kekasihku."
"I-iya sih, tapi kan.."
"Tapi kenapa, sayang?" Tanya Darren lagi. Dia tersenyum samar saat menyadari raut wajah Sherena, seperti nya gadis itu ketakutan.
"Aku ingin melakukan nya kalau kita sudah resmi menikah, sayang."
"Baiklah, setelah kamu lulus aku akan melamar mu. Bagaimana?" Tanya Darren dengan senyum menggoda nya.
"Terserah sayang aja."
"Oke, baiklah. Aku udah gak kuat, hehe."
"Kok ngebet gini?" Tanya Sherena membuat Darren cengengesan.
"Hehe.."
"Masih agak lama kok, dua bulan lagi aku ujian semester. Terus ujian akhir, setelah itu baru ujian kelulusan."
"Kira-kira berapa lama lagi kamu akan lulus sekolah, sayang?" Tanya Darren, kini tangan nya berada tepat di atas buah kenyal milik Sherena.
"Sekitar enam bulan atau tujuh bulan lagi, sayang."
"Hmm, enam bulan ya? Seperti nya waktu yang cukup untuk kita saling mengenal satu sama lain."
"Sayang akan menunggu?" Tanya Sherena.
"Tentu, aku akan menunggu kamu lulus. Aku sudah melakukan sesuatu di tubuh kamu, bahkan meninggalkan bekas kemerahan di beberapa tempat, jadi aku akan menunggu untuk bisa menikahi mu nanti dan menikmati apa yang akan kamu persembahkan untuk suami mu nanti." Jawab Darren panjang lebar. Sherena membulatkan mata nya begitu mendengar ucapan pria tampan itu, selain dia merasa bahagia dengan ucapan nya.
Sherena juga merasa terkejut, karena Darren ternyata bisa bicara panjang lebar juga seperti layaknya orang biasa. Padahal biasa nya Darren tidak pernah bicara lebih dari tiga atau empat kata saja.
"Ini, sudah belum?" Tanya Sherena.
"Memang nya kenapa?" Balik tanya Darren sambil tersenyum smirk.
"Sayang belum mainin ini." Jawab Sherena, karena biasa nya Darren sangat suka bermain-main di dada nya. Memainkan putting nya atau menyusu disana.
"Baiklah, tadinya aku sedang tidak haus. Tapi gak mungkin kalau aku menolak rezeki, iya kan?" Darren menyeringai, lalu membuka kancing blouse yang di pakai oleh Sherena dan mengeluarkan kedua bulatan yang kenyal itu dan langsung memakan puncak nya dengan rakus.
Pria itu juga menyesap nya dengan kuat, hingga meninggalkan rasa kebas di puncak nya. Selain itu, Darren juga meninggalkan bekas kemerahan yang tersebar di kedua bukitan kenyal sang gadis.
"Sayang, ini kok semangka nya makin gede ya?" Tanya Darren sambil memperhatikan buah kesukaan nya. Ukuran nya jauh lebih besar dari pada saat pertama kali dia menyentuh nya hari itu.
"Perbuatan siapa? Tangan besar kamu nih yang nakal, kamu tahu? Karena ulah tangan besar mu itu, aku harus mengganti ukuran braa ku."
"Lho, kenapa?" Tanya Darren dengan wajah bodooh nya, membuat Sherena mendelik kesal.
"Ya karena yang lama udah gak muat, sayang!" Jawab Sherena ketus, membuat Darren tergelak.
"Hahaha, maafkan aku sayang. Aku tak tahu kalau semangka mu akan mengembang karena aku meremaasnya. Tapi, ukuran nya sangat pas di tangan. Seperti nya aku lebih menyukai ukuran semangka mu yang baru, sayang." Celoteh Darren yang membuat Sherena menepuk pelan mulut pria itu.
"Kamu kok jadi banyak omong gini sih?"
"Ya mana aku tahu, tapi aku yakin kalau ini semua karena mu, hehe."
"Hmm, ya sudah. Sekarang kita pulang?" Tanya Sherena.
"Iya, sayang. Rapikan dulu pakaian mu, lalu kita pulang."
"Oke." Jawab Sherena, dia turun dari pangkuan Darren dan kembali duduk di kursi nya. Pria itu juga membenahi pakaian dan celana nya yang terlihat kusut, kenapa celana yang di kenakan Darren kusut? Ya karena selama berada di pangkuan Darren, gadis itu tidak bisa diam. Dia terus bergerak-gerak karena sensasi geli di tubuh nya karena perbuatan Darren di tubuh nya.
Darren mengemudikan mobil nya, dia berencana untuk mampir sebentar di rumah Sherena, tentu nya atas permintaan gadis itu. Pria itu berjalan dengan menenteng belanjaan milik Sherena, sedangkan gadis itu membawa kotak martabak pesanan sang ayah.
"Mama.."
"Oh, sudah pulang?" Tanya Arumi sambil tersenyum, Arya juga begitu. Beda nya dia hanya duduk di sofa sambil melihat-lihat berkas di tangan nya, kalau Arumi dia beranjak dari duduknya dan menyambut putri nya.
"Iya, sudah Ma." Jawab Sherena.
"Permisi, Om, Tante." Tak lama kemudian, semua pandangan tertuju ke belakang Sherena. Ya, Darren menyusul dengan senyum manis nya.
"Darren, masuklah." Ucap Arya, Darren mengangguk dan memilih duduk di sofa yang berhadapan dengan sang tuan rumah.
"Tante, ini barang tatapan sama barang-barang milik Sheren."
"Ohh, iya. Terimakasih."
"Sama-sama, Tante." Jawab Darren sambil tersenyum.
"Martabak papah, mana?"
"Ini, Pah." Jawab Sherena, dia pun menyimpan kotak berisi martabak itu di meja. Arya terkekeh, lalu membuka nya dan mengambil satu potong martabak nya.
"Sayang, buatin kopi buat Om Darren."
"Iya, Ma." Jawab Sherena, dia pun pergi ke dapur untuk membuatkan kopi.
"Sekalian, papah minta teh hangat ya."
"Oke." Jawab Sherena, dia pun membuat kopi untuk Darren. Tak membutuhkan waktu lama, Sherena datang dengan segelas kopi hitam dan juga teh hangat untuk sang ayah.
"Sheren ke kamar dulu ya, mau ganti baju dulu. Gak nyaman."
"Iya, tapi jangan mandi ya sudah malam."
"Oke, Ma." Jawab Sherena. Dia pun pergi ke kamar nya, dengan membawa beberapa bungkus pembalut miliknya ke kamar. Tamu bulanan nya bisa saja datang kapan saja bukan? Jadi, dia harus menyetok banyak pembalut di kamar agar tidak pulang pergi ke minimarket.
Sherena mengganti pakaian nya dengan cepat, setelah selesai dia kembali turun untuk melihat Darren sedang apa kira nya di bawah? Gadis itu tersenyum kecil saat melihat Darren ternyata tengah mengogr santai bersama kedua orang tua nya, beberapa kali Darren terlihat terkekeh begitu juga dengan orang tua nya.
"Wahh, calon mertua dan menantu yang akur akan datang. Hehe.." Gumam Sherena, dia menuruni tangga dengan perlahan. Darren menatap Sherena nyaris tanpa berkedip saat melihat penampilan gadis cantik itu, piyama berbahan satin berwarna merah maroon. Serba pendek, sangat kontras dengan kulit nya yang putih mulus tanpa noda sedikit pun.
Hanya ada sedikit noda di dada Sherena, ya itu tanda yang di berikan oleh Darren tadi di mobil.
"Sheren, jangan pakai pakaian seperti itu." Ucap Arumi.
"Lho, memang nya kenapa? Kan biasa nya juga Sheren pake piyama pendek kalau mau tidur." Jawab Sherena tanpa mempedulikan ekspresi atau reaksi ketiga orang yang berada di ruang tamu itu.
"T-api, disini ada orang lain, sayang."
"Gapapa lah, Ma. Dikit doang." Jawab Sherena sambil terkekeh.
Sherena duduk di samping Darren, tentu saja hal itu membuat Darren salah fokus. Dia benar-benar tergoda saat melihat paha mulus Sherena, dia tak habis pikir dengan Sherena, kenapa bisa memakai pakaian seperti ini?
"Eemm, saya gak bisa lama Om, Tante. Saya harus pulang, sudah malam."
"Ohh, iya Darren. Sering-seringlah datang kemari." Ucap Arya, Darren tersenyum lalu mengangguk mengiyakan.
Pria tampan itu pun keluar dari rumah sang gadis, Sherena juga langsung pergi ke kamar nya. Dia duduk di balkon, masih dengan pakaian yang sama. Darren pergi ke balkon, kedua nya saling menatap. Lalu Darren menelpon nya.
"Hallo, sayang.."
'Kenapa pake baju begituan, hmm?' Tanya Darren, suara nya terdengar serak seperti menahan sesuatu. Sesuatu apa? Tentu saja hasraat nya. Sebagai pria yang normal, tentu saja Darren tergoda saat melihat penampilan Sherena.
"Memang nya kenapa? Aku selalu memakai pakaian seperti ini kalau mau tidur." Jawab Sherena.
'Ckk, baiklah. Nanti kalau kita sudah menikah, kau harus mengenakan pakaian dinas setiap hari atau telanjaang sekalian.'
"H-aahh? Kok gitu, nanti aku masuk angin dong."
'Tidak akan, karena aku akan memelukmu semalaman.' Jawab Darren membuat Sherena melotot, membayangkan nya saja sudah membuat dirinya merinding seketika.
"Aaaaa, tidak tidak. Jangan membuat pikiran ku melayang kemana-mana."
'Memang nya melayang kemana hmm? Itu karena otak kamu yang terlalu mesuum, sayang.'
...,.
🌻🌻🌻🌻