Keyra Alzein terpaksa mengubah penampilannya menjadi cupu, merelakan diri menjadi bahan bully-an di SMA Dirgantara demi misi kebebasan dan kejanggalan kematian saudara kembarnya yang bunuh diri satu tahun yang lalu.
Namun, siapa sangka ia malah jatuh cinta pada sosok Ketos seperti Devano.
Disaat Keyra yakin akan perasaannya, satu kenyataan pahit mengusik dimana ia tahu bahwa Devano adalah cinta pertama Arin.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Si paling menye
"Kasian deh, gak ada yang bela. Haha rasain, emang enak dapat balasan dari kita," desis Andin juga Dina. Menatap malas ke arah Maya. Tanpa diduga beberapa siswi melihat itu pun menvideo, bahkan ada yang melaporkannya ke Pak Reyhan. Ketidak adaan Moza membuat mereka berani melaporka tindak pembully-an di SMA Dirgantara.
"Masih aja si paling menye dan berkuasa! Dasar emang, gak ada kapok-kapoknya! yuk gaes, kita laporin."
Dua siswi perempuan berjalan ke ruangan bimbingan konseling untuk menemui Pak Reyhan, tak tanggung-tanggung mereka menyerahkan bukti kebejatan Andin dan Dina hari ini. Yang mereka lakukan semata karena tak ingin ada lagi perusuh di sekolah. Makhlum saja, sejak Moza pergi mereka mulai menemukan ketenangan.
"Panggil mereka bertiga kesini!" titah Pak Reyhan.
"Baik, Pak! Keduanya pamit, lantas senyum secerah mentari terbit karena sepertinya habis ini, dua teman Moza itu akan mendapatkan hukumannya.
"Adin, Dina, Maya! Dipanggil Pak Reyhan tuh," serunya setelah mereka menemukan sosok yang dicari.
"Ck! Pasti ada yang lapor," gerutu Dina.
Tidak tahukah mereka bahwa pelapor di depan mata, bukan hanya pelakor saja yang berkeliaran pelapor pun juga.
"Akhirnya! Semoga habis ini mereka jera," gumam Maya. Meskipun ia susah payah melawan, jika satu lawan dua maka ia tetap akan kalah oleh Dina dan Andin.
Maya berjalan pelan setelah memastikan Andin dan Dina lebih dulu ke ruang BK. Sampai disana, amarah Pak Reyhan terdengar.
"Mau jadi apa kamu? Dan kamu? Gak kapok liat satu teman kalian sudah dikeluarkan dari sini? Mau kalian nyusul juga?" ancam Pak Reyhan.
Andin dan Dina sontak menggeleng.
"Kalian punya telinga? sudah berulang kali juga Bapak jelasin! Jangan jadi sok jagoan disini, kalian cewek. Harus saring merangkul. Jangan sampai merasa paling cantik atau apapun itu sampai membully teman kalian."
"Iya, Pak!"
Mereka masih berdiri di hadapan meja Pak Reyhan. Selain pembina osis beliau adalah guru bagian konseling. Maya maju ke depan berjejer dengan Dina dan Andin.
"Bapak manggil saya?" tanya Maya.
"Duduk, May!"
Maya duduk, ia terdiam beberapa saat.
"Kamu tahu kenapa Devano dan Aldo tidak masuk hari ini bahkan tanpa keterangan?" tanya Pak Reyhan.
Maya mengangguk, "mereka ke Jogja, Pak!"
"Betul kah? Apa mereka ada kaitannya dengan izin Keyra dua minggu?" tanya Oak Reyhan. Maya mengangguk saja sementara Andin dan Dina terkejut mendengarnya.
"Apa? Cupu izin dua minggu, enak banget."
"Diam! Bapak belum ngizinin kalian ngomong," ketus Pak Reyhan.
Keduanya langsung diam meski batinnya mendumel karena kesal.
Andin dan Dina diberi hukuman menulis maaf lima ratus kata, sementara Maya kembali ke kelas dengan wajah berbinar.
Jika seragam Keyra kotor langsung dibawa Devano ke ruang OSIS, lain dengan Maya. Ia bahkan harus tetap memakainya sampai jam pulang sekolah.
***
"Tara, Jakarta akhirnya selesai sudah liburan gue!" gumam Leon langsung ditoyor berjamaah oleh Devano dan Aldo.
"Liburan pala lo peyang, kita ini lagi prihatin wahai, prihatin! Mana si Keyra amnesia, makin galau aja itu ayang orang." Tunjuk Aldo pada Devano.
"Kasian ya? Mana masih muda."
"Hm, iya kasian. Makanya kita bantuin kuy sebisa kita," bisik Aldo. Meski Devano sering meledeknya jomblo atau perkataan sejenisnya. Aldo tetaplah Aldo, dia selalu saja merasa kasian dengan Devano yang seperti ini.
"Oke deh! Tapi ngomong-ngoming, masa Keyra sama sekali gak ingat Devano sedikit pun rasa-rasanya gak adil deh," gumam Leon. Meski otaknya kadang lemot, akan tetapi ia si paling pake logika.
Dari bandara, Rafael mengantarkan dua teman Devano baru pulang ke rumah.
"Sabar, pelan-pelan nanti juga ingat. Jangan dipaksain, apa sih yang kamu takutin?" tanya Rafael.
Devano menggeleng, sejujurnya ia takut Keyra hanya mengingat Aron bukan dirinya. Entah kenapa, akhir-akhir ini ia sangat pencemburu apalagi jika itu menyangkut Aron.
"Semoga kamu cepat sehat dan mengingatku lagi, Sayang!" batin Devano.
Dua minggu sudah masa pemulihan Keyra dan Bram di Jogja. Rencana menikmati beberapa momen pun harus gagal karena kecelakaan yang menimpa keduanya.
Dan kini, Satria sendiri yang mengantar pulang Adik dan Papanya ke Jakarta menggunakan pesawat.
manissss bangeeeet 😘😘😘😘
terima kasih ka
maaf ya ka mimah aku banyak nuntut.abis suka bgt sama sama devano dan keyra.pokoknya novel2 ka mimah keren2 semua 👍👍👍👍👍
Key ngmbeknya jangn lama2 keburu Devano di gondol yg lain😁😁🤣
seperti temen ku yang kembar. ya begitu sikap dan sifatnya. 🤭🤭🤭
kalau ngambek suka ngilang ya, 😁😁😁
CATAT ITU!!!!!!