Istri Kecil Tuan Muda

Sepulangnya dari rumah orang tua Keisya mereka melanjutkan dengan mengepak barang apa saja yang akan dibawa ke Jepang. Duh author juga pengen ikut ke Jepang mau ketemu Naruto haha. Untuk masalah tiket nya Vino seperti biasa menyuruh Aldi untuk mengaturnya. Apapun masalahnya Aldi solusinya begitulah kira-kira pemikiran Vino ke Aldi. Ini juga si Aldi mau-mau aja disuruh-suruh tapi kalo nolak ya bisa kacau urusannya, oke sudah terpaksa kita buat si Aldi ternistakan disini karena memang itu perannya. Karena kemas-kemas barang sudah selesai mereka memutuskan unruk tidur siang sebentar sebelum berangkat, minimal tidur dua jam lah ya biar gak telat-telat amat. Tapi cukup gak ya waktunya, tambah satu jam lagi deh biar cukup lagian barangnya kan sudah siap tinggal mandi langsung cus ke Bandara.

Mereka bangun tepat pukul 3 tapi lebih 30 menit, jadi mereka memutuskan untuk mandi dan melaksanakn sholat asar berjama'ah, Vino yang jadi imamnya. Jangan dibayangin ya nanti kalian semua klepek-klepek lagi sama Vino.

"Barang-barang nya gak ada yang ketinggalan kan?" Zahra memastikan saat koper sudah diangkut ke dalam mobil, ya hari ini mereka akan diantara oleh Ibunda tercinta yaitu Zahra, Gibran gak bisa ikut karena harus lembur di kantor jadi besok Gibran ikut pas jemput saja setelah mereka pulang. Zahra bisa kok nyetir mobil, dia kan pernah juara balap mobil sekampung hehe bercanda.

"Semua sudah lengkap kok Mah," jawab Keisya agar Zahra tidak risau. Mereka pun berangkat dengan mobil yang dikemudikan oleh Vino karena Zahra yang suruh soalnya beliau pengen berduaan sepuasnya dulu sama Keisya dikursi belakang soalnya mau ditinggal ke luar negri selama lima hari, pasti rumah akan sepi mana Jepang jaraknya jauh lagi kan kalo ada dikomplek sebelah bisa disusulin tuh sama Zahra lah ini di Jepang.

Tak berselang lama mereka tiba tepat waktu di Bandara, pesawat 20 menit lagi akan berangkat. Tak lupa Zahra berpesan agar selalu hati-hati.

"Kalo sudah sampai sana kabarin Mama yah, kamu juga Vino kabarin Mama bila perlu kita video call sampe pagi," ujar Zahra seraya mengusap air matanya yang tak sengaja jatuh.

"Ini air mata belun diizinin keluar udah jatuh aja," kesalnya karena sudah tidak bisa membendung tangisnya.

"Mah kita cuma pergi lima hari bukannya minggat dari rumah, udah Mama jangan nangis kita pasti kembali dengan selamat, Mama doakan saja," seru Vino.

"Kamu ini gak mengerti sekali sama perasaan seorang Ibu yang ditinggal anaknya merantau ke negri orang, eh salah kamu gak ngerantau maksudnya tuh ahh elah Mama sampe lupa mau ngomong apa. Udah sana pergi nanti ketinggalan pesawat." Vino dan Keisya berpamitan pada Zahra dan tak lupa memeluknya sebentar.

"Mama hati-hati bawa mobilnya jangan ngebut jangan ngelamun hanya karena kangen sama kita berdua," pesan Vino.

"Iya iya banyak omong kamu," Zahra melambaikan tangan pada mereka yang langsung disambut oleh Keisya, kejadian tadi penuh haru.

Mereka sekarang sudah ada dalam pesawat tinggal nunggu pesawatnya lepas landas dan membawa mereka ke negara yang dituju alias Jepang. Perjalanan yang ditempuh dari Indonesia ke Jepang sekitar 7 jam kalo pake pesawat ya, tapi kalo jalan kaki kalian hitung sendiri aja soalnya author lagi mager.

Berita keberangkatan bulan madu mereka terdengar sampai telinga si Vilia, pshycopat yang menyamar jadi gadis cantik kembang desa anjayy canda.

Tentu saja Vilia tampak geram, padahal rencananya sudah ia atur matang malah ditinggal korbannya sendiri ke Jepang kasihan sekali, mungkin ini bukan rezekimu wahai Vilia.

"Oh bulan madu ya? Huh kita lihat saya nanti apakah setelah pulang kalian akan sebahagia ini? Kurasa tidak karena disitulah semua akan dimulai, tunggu saja," Vilia menancapkan pisau yang daritadi dia pegang ke arah sofa yang sudah rusak dan penuh dengan bekas sabetan pisau , si Vilia ini memang gabut gak ada kerjaan makanya rusakin sofa.

7 jam berlalu, mereka tiba di Jepang dan keadaan sudah sangat malam. Mereka memang salah memilih jam keberangkatan, disuruh pagi malah milih sore nah kan mampus jadi gelandangan tengah malam. Tapi eh tapi, beruntung nya mereka hotel yang sudah dipesan Vino melalui online masih buka, ya mungkin karena buka 24 jam saya pun kurang tau. Mereka cepat-cepat check ini kamar untuk mereka berdua. Pegawai resepsionis ini hampir saja curiga karena melihat Vino membawa gadis dengan postur tubuh kecil yang diduga adiknya oleh petugas resepsionis dikira mau berbuat c*b*l sama adik sendiri dikarenakan juga kondisi yang sudah tengah malam membuatnya yakin Vino seperti itu. Vino yang paham akan tatapan dari orang ini segera mengklarifikasi bahwa gadis yang berdiri disampingnya adalah istrinya.

"She is my wife," ujar Vino segera. Mendengar itu tatapan pegawai resepsionis langsung berubah ramah. Eh emang dasar orang ini asal nuduh saja.

Setelah selesai check ini datanglah seorang pegawai laki-laki mungkin yang bertugas sebagai pengangkat barang-barang tamu hotel yang datang berkunjung. Pegawia resepsionis tadi menjelaskan pada pegawai laki-laki itu untuk mengantarkan Vino dan Keisya menuju kamarnya dilantai 12. Dan menyuruh si pegawai lelaki untuk bersikap sopan karena mereka datang dari negara lain yaitu Indonesia.

"Follow me sir," ujar pegawai laki-laki itu seraya menyeret koper milik Keisya dan Vino. Untung cuma satu koper kalo due koper mampus tuh pinggang encok.

Mereka tiba didepan sebuah kamar nomor 201 dengan warna pintu coklat gelap. Pegawai laki-laki itu membukakan pintu untuk mereka berdua.

"This is your room." ucap pegawai ramah.

Terpampang didepan mereka sebuah ruangan yang rapi dengan ranjang yang tampak nyaman dan besar cukup lah untuk mereka berdua, dekorasinya cukup elegan untuk mereka yang notaben nya kesini ingin bulan madu, dan lebih bagusnya lagi mereka mendapatkan room yang ada balkon nya kamar lain mana ada yang kayak gini, ada sih tapi gak semua kamar ada balkonnya.

"If you need something, just call me," ucap pegawai itu ramah.

"Thank you bro," sahut Vino tak lupa juga ia memberikan tip pada orang itu karena sudah mau membawakan koper mereka yah walaupun itu tugas pegawai. Keisya langsung berlari ke arah balkon menikmati udara malam yang menusuk kulit karena dingin, maklum disana sedang musim dingin.

"Wahh cantik sekali, aku bisa melihat pohon sakura dari sini. Gak mau tau pokoknya besok harus pergi kesana," ujar Keisya menunjuk kearah pohon sakura yang berjejer rapi dipinggir jalan.

"Kamu gak istirahat?" Vino datang menghampiri sambil memeluk pinggang Keisya dari belakang membuat Keisya sedikit hangat karena pelukan Vino.

"Nanti dulu, kita baru sampai masa gak menikmati indahnya pemandangan disini. Kak lihat deh pohon sakura nya cantik banget diterpa sinar bulan, rasanya pengen kesana terus duduk melamun sambil dongak keatas liat bulan sama bintang," Keisya lagi-lagi menunjuk kearah pohon sakura itu.

"Kamu benar-benar tergila-gila sekali pada pohon sakura mau ku kutanami didepan rumah?" tawar Vino.

"Aku mau-mau aja, tapi pasti vibes nya akan berbeda sama yang ada disini," jawab Keisya.

"Ya sudah gak jadi."

Keisya mengerucutkan bibirnya kesal, karena gemas Vino mengacak acak rambutnya sampai berantakan.

Untuk para readers setiaku maaf kalo jarang up soalnya ada kendala sedikit hehe. Untuk besoknya diusahakn cepet ya terima kasih.