Kanaya Cempaka, seorang gadis yang sering menjadi target buli dan selalu dihina parasnya yang tidak cantik, culun, hitam, penuh jerawat dan jangan lupa kacamata tebal yang dipakainya menambah kesan kejelekan Kanaya yang hakiki.
Jonathan Dharsono, pria tampan yang sangat membenci Kanaya. Hampir setiap hari Jonathan menghina dan membuli Kanaya dengan kejamnya.
Akibat hinaan dan bullyan yang diterima Kanaya, membuat Kanaya bertekad untuk merubah takdirnya dengan cara merubah penampilannya.
Bagaimanakah reaksi Jonathan saat bertemu kembali dengan Kanaya yang sudah berubah menjadi sangat cantik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Jonathan
🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
Satu bulan sudah Kanaya dan Rama menjalani rumah tangga, tiada hari tanpa kebahagiaan. Hari ini Jonathan menghubungi Rama, dia ingin bicara kepada Rama dan Kanaya kebetulan hari ini adalah hari minggu.
"Sebenarnya ada apa ya A, kok Kak Jo tiba-tiba ngajak kita ketemuan?"
"Ga tahu sayang, katanya ada sesuatu yang mau dia omongin sama kita."
Saat ini Kanaya dan Rama sedang di perjalanan menuju sebuah restoran yang dijanjikan oleh Jonathan. Tidak lama kemudian, mobil Rama pun sampai di restoran tempat mereka janjian.
"Maaf Jo, kita terlambat," seru Rama.
"Ga apa-apa, ayo silakan duduk."
Rama dan Kanaya pun duduk di hadapan jo. "Ada apa Kak Jo? sepertinya ada yang penting?" tanya Kanaya.
"Ga ada apa-apa, aku hanya mau pamit saja sama kalian."
"Hah...pamit?"
Kanaya dan Rama saling berpandangan merasa bingung dengan ucapan Jonathan.
"Maksud kamu apa Jo? memangnya kamu mau kemana?" tanya Rama bingung.
"Aku mau lanjutin kuliah Ram, aku mau memperdalam ilmu bisnis aku supaya aku bisa menjadi pengusaha yang hebat," sahut Jonathan.
"Kamu lanjutin kuliah kemana dan berapa lama?" tanya Rama kembali.
"Ke Australia Ram, aku belum tahu sampai kapan aku ada disana rencananya aku ngambil 4 tahun tapi kalau aku betah mungkin aku akan menetap disana," sahut Jonathan dengan senyumannya.
Mata Kanaya terlihat berkaca-kaca, tidak tahu kenapa tiba-tiba matanya berkaca-kaca.
"Kok Kak Jo pergi sih? tidak bisakah Kak Jo lanjutin kuliah disini saja? disini juga banyak kampus-kampus bagus," seru Kanaya.
"Tidak Nay, aku ingin sekalian liburan juga disana."
"Ya sudah kalau memang itu sudah menjadi keputusanmu, aku dan Kanaya hanya bisa mendo'akan kamu yang terbaik dan yang paling penting semoga kamu segera mendapatkan pendamping supaya kamu tidak kesepian," seru Rama.
Seperti biasa Jonathan hanya tersenyum tanpa mengamini ucapan Rama. Tidak lama kemudian, Jonathan pun bangkit dari duduknya membuat Rama dan Kanaya menatap Jonathan.
"Aku sudah pesankan makanan untuk kalian dan sudah aku bayar juga, jadi selamat menikmati," seru Jonathan.
"Loh, Kak Jo ga ikut makan?" tanya Kanaya.
"Tidak Nay, hari ini aku sibuk lagipula aku belum beres-beres soalnya aku berangkat besok pagi. Selamat tinggal, semoga suatu saat nanti kita dipertemukan lagi dan kalian selalu bahagia. Untukmu Rama, jaga Kanaya baik-baik dia wanita yang sangat baik dan pantas mendapatkan kebahagiaan."
"Pasti Jo, kamu jangan khawatir aku akan selalu membahagiakan Kanaya."
Jonathan pun saling berpelukan bersama Rama dan Kanaya, setelah itu Jonathan langsung meninggalkan restoran tanpa menoleh lagi ke belakang.
Jonathan mengusap ujung matanya yang sedikit berair, Jonathan berharap dengan dia pergi jauh dia akan bisa melupakan Kanaya dan melanjutkan kehidupannya tanpa dibayang-bayangi sosok Kanaya.
Jonathan pun masuk ke dalam mobilnya dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan restoran itu. "Semoga kamu selalu bahagia Nay, selamat tinggal," batin Jonathan.
Sebenarnya yang Jonathan bicarakan dengan Pamannya waktu itu adalah masalah kepindahannya ke Australia. Kebetulan Pamannya punya sahabat yang merupakan Dosen disebuah universitas ternama disana, maka dari itu Jonathan meminta Pamannya untuk bicara kepada sahabatnya itu.
Dan setelah menunggu, akhirnya Jonathan pun sudah bisa kuliah di universitas itu berkat bantuan sahabat Pamannya.
Sementara itu, Kanaya dan Rama pun memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, Kanaya merasa perutnya tidak enak dan selalu mual bahkan Kanaya langsung muntah-muntah membuat Rama khawatir.
"Kamu kenapa sayang?"
"Aku juga ga tahu A, semenjak pulang dari restoran kok perut aku ga enak malah mual terus."
"Apa jangan-jangan tadi makanan yang dipesan oleh Jo di kasih racun lagi," seru Rama.
"Ishh..ishh..ishh..Aa jangan suudzon sama orang, Kak Jo ga mungkin sampai seperti itu."
"Buktinya semenjak kamu pulang dari restoran kamu muntah-muntah terus, perasaan tadi pagi kamu baik-baik saja."
Kanaya ingin menjawab ucapan suaminya itu tapi tiba-tiba perutnya kembali mual dan Kanaya segera berlari ke dalam kamar mandi. Rama memijit tengkuk Kanaya dan Kanaya sudah sangat lemas dari tadi muntah-muntah terus.
"Kita ke rumah sakit, aku khawatir sama keadaan kamu. Lihat saja kalau sampai si Jo macam-macam dengan memasukan sesuatu ke dalam makanan kamu," kesal Rama.
Kanaya sudah tidak sanggup untuk membalas ucapan Rama, hingga akhirnya Rama mengangkat tubuh Kanaya dan segera membawanya ke rumah sakit.
Tidak ada yang tahu Kanaya masuk rumah sakit karena Kanaya melarangnya, dia tidak ingin membuat heboh keluarganya apalagi kedua orang tuanya saat ini masih berada di Jakarta.
Rama dengan setia berada di samping Kanaya. "Bagaimana Dok, keadaan istri saya? apa benar istri saya keracunan?" tanya Rama cemas.
Dokter itu tersenyum membuat Kanaya dan Rama mengerutkan keningnya karena merasa bingung.
"Ibu Kanaya tidak keracunan makanan, tapi Ibu Kanaya saat ini sedang mengandung dan usia kandungannya baru saja dua minggu," seru Dokter itu.
Kanaya dan Rama saling pandang satu sama lain, mereka berdua masih belum bisa mencerna kata-kata yang diucapkan oleh Dokter.
"Maksud Dokter apa?" tanya Rama seperti orang bodoh.
"Istri anda positif hamil dan usia kandungannya baru dua minggu."
"Ha---mil...."
Rama menatap istrinya dengan mata yang berkaca-kaca begitu pun dengan Kanaya. "Kamu hamil sayang."
"Iya A."
Rama langsung memeluk istrinya itu, Rama sungguh sangat bahagia mendengar berita ini ternyata sangat cepat Allah mempercayai mereka untuk menjadi orang tua.
Setelah melakukan pemeriksaan dan menebus obat, keduanya pun memutuskan untuk pulang ke rumah mereka.
"Assalamualaikum, Papa...Papa!" teriak Rama.
"Waalaikumsalam, ya ampun Rama ada apa ini kok teriak-teriak?" sahut Tuan Krismawan.
"Pa, Papa akan segera menjadi Kakek."
"Apa?"
"Kanaya hamil, Pa."
"Alhamdulillah."
Tuan Krismawan memeluk menantunya itu dengan penuh kasih sayang. "Selamat Nak, akhirnya sebentar lagi Papa akan menjadi seorang Kakek."
"Iya Pa."
Rama membawa Kanaya ke kamar, Kanaya pun dibimbing oleh Rama untuk rebahan.
"Sayang, pokoknya mulai sekarang kamu jangan ngelakuin apa-apa kalau perlu sesuatu bilang sama aku biar aku yang membawakan untuk kamu."
"Iya."
"Dan satu lagi, aku mau tagih janji kamu masalah kerja. Kamu harus berhenti kerja karena saat ini kamu sedang mengandung dan aku ga mau kamu sampai kenapa-napa."
Kanaya menangkup wajah suaminya itu. "Iya Aaku sayang, bawel banget sih sekarang."
Rama mencium perut Kanaya yang masih rata itu. "Sehat-sehat ya Nak di dalam perut Bunda kamu, jangan nakal," seru Rama.
Kanaya mengusap kepala Rama dan tersenyum, Kanaya sangat beruntung mempunyai suami sebaik dan seperhatian Rama.
"Eh, Aa harus minta maaf sama Kak Jo karena tadi Aa sudah menuduh Kak Jo yang enggaj-enggak," ledek Kanaya.
"Astagfirullah, iya juga. Jo maafin aku, tadi aku sudah suudzon sama kamu," seru Rama membuat Kanaya tertawa.
🍁
🍁
🍁
🍁
🍁
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
andaikan ibunya Kanaya tau ramuan herbal misal daun beluntas untuk ngilangin bau bdan setidaknya gak parah - parah amat , biasanya di desa ada tanaman itu