Zakia Arabelle Lawrance harus menelan kenyataan pahit saat mendapati suami yang selama ini ia anggap setia ternyata tak lebih dari seorang bajingan.
Setelah perceraian dengan suaminya, dirinya harus memulai kembali hidupnya. Menata kembali masa depannya. Tekadnya bulat untuk membuat siapa saja yang menghina dirinya malu dan tunduk dibawah kakinya.
Namun, ditengah jalan cinta kembali hadir mengusik ketenangan batinnya. Bukan hanya satu namun beberapa pria sekaligus terlibat dengannya. Namun, pada siapakah Zakia menentukan pilihannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Rombongan Zakia dan Zidan sampai di mall tempat mereka janjian sebelumnya. Kedatangan mereka cukup menjadi sorotan banyak orang, bukan mereka. Lebih tepatnya dua orang good looking yang berjalan berdampingan di depan.
Tanpa Zakia dan Zidan sadari jika mereka menggunakan outfit yang sama. Zidan menggunakan hoodie berwarna putih dengan bawahan berwarna hitam, dan Zakia menggunakan warna yang sebaliknya. Hoodie hitam dan rok tutu berwarna putih, Sama-sama dibalut sepatu kets warna putih. Mereka tampak stylish dengan gaya sederhananya.
Mereka berjalan layaknya sepasang kekasih. Sedangkan yang lain yang mengikutinya dari belakang kayaknya prajurit yang sedang mengawal raja dan ratunya.
Sedangkan orang yang menjadi fokus utamanya malah sibuk dengan ponsel masing-masing, mereka berjalan hanya dengan sesekali mengangkat pandangannya.
Hingga mereka sampai ditempat tujuan, di sana mereka sudah melihat Tania dan lainnya. Tampak Tania dan Alesha melambaikan tangannya ke arah mereka.
"Outfit kalian sama, janjian? " Tanya Tania membuat dua orang yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya saling menatap.
"Beda warna" Jawab Zakia acuh, lalu dirinya mendudukkan tubuhnya di kursi dekat dengan Tania.
"Kalian cuma memakai sebaliknya, Zidan putih kamu hitam, Kia. Lagian brand hoodie kalian juga sama" Ucap Rian yang sejak tadi memperhatikan keduanya.
Lagi-lagi Zakia menatap Zidan, begitupun dengan Zidan.
"Oh ini Kia dibelikan Mas Zidan. Gak tau kalau Mas Zidan bakal pakai yang ini juga" Jelas Kia.
"Couple? " Tanya Ayesha dengan mengulum senyumnya.
"Ndak tahu, Mas Zidan tiba-tiba ngasih aja gitu" Zidan menepuk-nepuk pelan kepala Zakia.
"Sudah bahas masalah hoodienya nanti lagi, sekarang duduk dan pesan" Ucap Tania menjadi penengah.
Rosa duduk dan tak banyak bicara. Dia enggan membuka suara saat bersama dengan Zakia. Dia masih penasaran apa benar jika Zidan memiliki black card seperti yang Zakia ucapkan saat di acara pertunangannya.
"Tunangan kamu mana, Rosa? " Tanya Ayesha saat melihat Rosa hanya seorang diri. Rosa termasuk gadis manja, egois dan keras kepala. Semua kemauannya harus dituruti atau dia akan marah. Mungkin ini salah satu berpudarnya rasa yang Zidan miliki pada Rosa.
"Sebentar lagi akan tiba" Jawabnya santai bahkan diiringi senyum manisnya. Matanya melirik ke arah Zidan yang masih tampak fokus pada ponselnya.
"Kia mau es krim" Ucap Kia pada Tania.
"Gendut lo ntar, dik"
"Dikit doang gak bikin gendut loh, Mbak. Kia lagi pengen makan yang manis-manis dingin"
"Sak karep mu"
"Mbak Nia bandar" Tampak Tania menghela napas pelan.
"Pesen sana. Biar Mbak yang bayar pesanan kamu, pemilik restoran kok masih minta traktir"
"Ya udah gak jadi"
"Dih ngambek"
"Kak Al? " Zakia menghadap Alesha dengan wajah memelas. Alesha tersenyum dan mengangguk.
"Boleh, apapun Kia mau Kakak belikan. Pulangnya ikut Kakak main ke rumah" Zakia langsung mengangguk dengan antusias.
"Kalian pesen juga, gue yang bayar tenang aja" Ucap Zidan masih fokus dengan ponselnya, dan kini tangannya mulai menyalakan laptopnya.
"Besok udah balik ke sarangnya, sekarang katanya mau meet up buat terakhir kalinya. Tapi malah ditinggal kerja, mau Kia buat sibuk sekalian? " Zakia menopang wajahnya dengan tangannya menghadap ke arah Zidan. Zakia mengatakan kalimatnya dengan senyum manisnya, namun Zidan tahu itu adalah sebuah ancaman yang tidak main-main.
Zidan menoleh ke arah Zakia yang sudah merubah ekspresi nya menjadi datar. Zidan menyunggingkan senyum tipis dan menutup laptopnya kembali. Bunga mataharinya akan marah jika dia melanjutkan kegiatannya kali ini.
Yang lain terus menerus dibuat heran dengan kelakuan Zidan yang berubah dan seakan menurut pada Zakia. Padahal mereka tahu, es batu berjalan ini tidak mau mendengarkan siapapun saat sedang fokus pada pekerjaannya, sekalipun itu Rosa saat mereka berpacaran dulu.
"Kalian ada hubungan apa sih sebenarnya? " Tanya Reta yang sudah kepalang penasaran kepada keduanya.
"Hai semuanya" Belum juga Zidan dan Zakia menjawab, suara Charles menginterupsi mereka.
"Hai" Jawab mereka malas. Sebenarnya mereka malas mengundang Rosa, namun mengingat mereka sudah bersahabat cukup lama membuat mereka mau tidak mau mengundang Rosa dan tunangannya.
Hingga fokus mereka kembali pada Zakia yang sedang memasang wajah berbinar layaknya anak kecil saat es krim pesanannya datang. Tanpa melihat yang lainnya, Zakia langsung menyendok es krim tersebut dan menyuapkannya ke mulutnya.
Mereka bahkan tak menyentuh makanan yang mereka pesan karena masih asik menatap Zakia yang sibuk dengan dunianya sendiri. Dan mereka dikagetkan dengan Zidan yang tertawa tanpa suara saat melihat Zakia yang belepotan.
Zidan tampak menyentuh lengan Zakia lembut, membuat Zakia menoleh ke arahnya. Zidan menunjuk bibirnya sendiri, lalu menunjuk Zakia. Zakia langsung mengambil tisu dan mengusap mulutnya dengan menunduk. Zidan terkekeh geli melihat Zakia yang malu.
Sedangkan teman-temannya menatap Zidan horor. Sejak kapan es batu ini mencair?
"Di mall ini ada toko marshmallow, mau? " Zakia langsung menoleh ke arah Zidan, menatapnya dengan tatapan bertanya.
"Ndak dulu deh, di rumah masih ada. Kemarin dibelikan sama Ayah" Tolak Zakia.
"Kia, maaf nih ya sebelumnya" Ucap Rina.
"Dimaafkan" Jawab Zakia cepat.
"Belum juga ngomong si Rina, Kia" Reta tampak tergelak melihat sikap Zakia yang seenaknya.
"Semalem aku penasaran banget sama kamu, jadi aku kepoin aku ig kamu"
"Apa yang didapat, Kak? " Tanya Zakia masih menyuapkan es krim nya. Yang lain hanya menyimak, entahlah saat bersama Zakia, mereka enggan bersuara dan memilih memperhatikan tingkah Zakia yang menurut mereka menggemaskan tanpa dibuat-buat.
"Kamu banyak hatersnya ya" Zakia langsung tergelak mendengar penuturan Reta.
"Wajarlah, dia cantik. Kalau gak ada yang iri kayaknya gak asik" Ucap Rina.
"Yak betol sekali"
"Gak sakit hati atau ada rasa ingin membalasnya gak sih, Kia. Kayaknya mereka udah kelewatan deh ngehate kamu" Reta cukup prihatin saat Zakia di serang para hatersnya, apalagi saat dirinya memposting tentang idolnya. Pasti aja saja yang menghujat ini itu.
"Cukup ingat kata Min Yoongi alias Suga aja Kak" Jawab Zakia kalem.
"Apa katanya? " Mereka cukup penasaran dengan Zakia yang begitu menggilai idol Korea itu.
"Aku ingin sekali membalas dan menyakitinya, namun kata Tuhan menyakiti hewan itu berdosa" Zakia menjawab dengan wajah dan tatapan polosnya, membuat mereka semuanya menganga tak percaya.
"Daebak"
"Kia tipikal orang yang suka menghadapi seseorang secara langsung dan tatap muka, daripada hanya membicarakan dibelakang dan berkoar di sosial media, Kak"
"Jadi kalau mau cari masalah sama Zakia jangan di sosial media, gak bakal Zakia ladenin"
"Adik gue gak ada lawan, kan? " Tanya Tania dengan menaikkan kedua alisnya.
"Berdamage sekali" Ucap Rian.
"Mau sekeren apapun kalau janda ya tetep gak keren dong" Rosa mulai mengibarkan bendera perang lagi rupanya. "Ups sorry bercanda doang kok, Kia" Zakia hanya tersenyum menanggapi perkataan Rosa.
"Bercanda boleh aja sih menurut aku. Tapi satu hal yang harus diingat jika berbicara di circle line seperti ini. Jangan pernah membawa kekurangan seseorang saat bercanda, otak boleh receh, tapi attitude harus tetap dollar" Zakia berdiri dari duduknya sambil menatap Rosa dengan senyum manisnya.
"Berkelaslah sedikit menjadi seorang wanita. Cara bicaramu menunjukkan kualitas mu" Setelah mengatakan itu Zakia langsung meninggalkan mereka yang masih mematung tak percaya dengan apa yang dia ucapkan.
Bahkan Rosa masih mematung mendengar ucapan Zakia. Hanya Zakia yang berani mengatakan dirinya seperti itu. Bahkan Tania yang terkenal dengan tingkat nyinyir yang tinggi itu tak pernah sekalipun berkata sarkas padanya.