Berbagi Cinta: Ternyata Aku Istri Kedua

" Kak??" Rinjani tidak setega itu membiarkan Nurry berbicara seorang diri, karena nya Rinjani akhirnya menyudahi pura-pura tidur nya

Nurry tampak terkejut melihat Rinjani mendudukkan dirinya sambil tangannya mengucek matanya seperti orang bangun tidur sungguhan

" Kok bangun??" Tanya Nurry memasang wajah datar menutupi kegugupannya

" Sepertinya aku lupa membersihkan diri, membuat tidur ku kurang nyaman!!" Rinjani menyengir dalam hati ucapannya seperti bermanja pada seseorang yang begitu dekat dengan nya, padahal Nurry adalah orang asing yang tiba-tiba jadi Kaka iparnya

Rinjani memberanikan diri menarik tangan Nurry, memperhatikan luka itu dengan seksama, dari luka Nurry Rinjani dapat menyimpulkan bahwa Nurry sengaja mengharamkan tangannya pada benda tumpul, tetapi itu bukanlah sebuah kaca, tembok barangkali??

" Habis tes kekuatan tangan??" Rinjani bertanya seolah membicarakan sesuatu yang ringan, padahal hati Rinjani saat ini begitu khawatir, entah sejak kapan Rinjani bisa bermain ekspresi wajah seperti ini?

Tangan Nurry yang di bolak balik oleh Rinjani ditarik. Nurry hanya terkekeh kecil sebagai tanggapan pertanyaan Rinjani.

" Ada yang ingin Kaka sampaikan, bukan sebagai kaka ipar mungkin penyampaian sebagai teman ku!!"

' Bisa kamu tetap disini untuk ku??' Rasa nya Nurry ingin mengucapkan itu, tetapi Nurry tak ingin membuat Rinjani salah faham dan menganggap dirinya protektif

" Bersihkan diri mu dan segera tidur! Aku akan tidur di kamar sebelah!!"

Nurry berdiri setelah beberapa kali mengelus puncak kepala Rinjani, yang lagi-lagi membuat Rinjani merasa tersanjung diam-diam

" Kak maaf sudah membaca buku diary Kaka Kirani!!" Tubuh Nurry berhenti di ambang pintu

" Ku rasa Kirani tidak akan marah karena kamu adalah adiknya!!" Nurry bicara tanpa menoleh ke belakang

Saat kaki Nurry hendak kembali melangkah pertanyaan Rinjani kembali terdengar

" Jika aku tidak melanjutkan pendidikan ku, apakah jika kita berjodoh keluarga Kaka akan menerima diriku?? bukankah keluarga Kaka tidak menyukai Kaka ku??" Rinjani menutup matanya merasa sudah salah menanyakan perihal itu saat ini, di saat yang kurang tepat

Rinjani menatap punggung Nurry yang perlahan memutar, Rinjani menelan gugup ludahnya takut jika Nurry akan marah , menatap ragu-ragu Nurry yang kembali masuk kedalam kamar, wajah datar Nurry tak bisa menyiratkan apa yang dirasakannya, marah kah??, kesal kah?? atau apapun itu

" Urusan keluarga ku adalah urusan ku, urusan mu cukup dengan membuka hati mu sedikit untuk ku, Hanya sedikit Rinjani!, hanya untuk peluang agar aku bisa menyakinkan mu jika aku bisa membuatmu bahagia suatu hari nanti, bukalah sedikit untuk ku agar aku bisa menyakinkan mu tidak setiap lelaki itu brengsek, buka sedikit saja meski tidak untuk sekarang tapi aku berharap kamu mau mencobanya!!" Nurry menatap kedalam mata Rinjani, berharap pandangan nya mampu menembus dalamnya hati Rinjani

Tanpa Nurry sadari matanya yang mengunci netra Rinjani dengan warna hijaunya itu seolah menarik dalam Rinjani, membuat Rinjani tengelam dalam keindahan netra zamrud miliknya membawa aura positif dan sebuah keyakinan tiba-tiba muncul di hati Rinjani, dengan reflek kepala bersurai tebal itu mengangguk.

Jika tak ingat umur mungkin Nurry akan bersorak mendapati anggukan kepala Rinjani, tetapi sebagai seorang pria dewasa Nurry merasa terlalu tua jika bertingkah sekonyol itu, akhirnya yang Nurry lakukan lagi-lagi hanya mengelus lembut kepala Rinjani dan tak lupa ucapan terimakasih

" Seharusnya aku yang mengucapkan terimakasih kepada Kaka!!" Ungkap Rinjani memilin kemejanya

" Kalau begitu sama-sama!!" Nurry akan melanjutkan langkahnya tetapi lagi-lagi kakinya terhenti bukan karena pertanyaan Rinjani melainkan justru dirinyalah yang bertanya

" Apakah obat yang ku berikan untuk puncak dadamu manjur??"

Kali ini Rinjani tak mampu menahan rahangnya untuk tak terbuka lebar, jangan lupa matanya yang turut melotot horor, bagaimana bisa Nurry menanyakan hal semacam itu dengan terang-terangan bahkan saat mereka dalam situasi seperti ini??

" Diam mu ku anggap sebagai jawaban IYa Jani!!"

Iya apa?? kenapa Nurry begitu penuh misteri begini??

" Kalau kurang manjur kamu bisa katakan padaku biar ku minta Dokter untuk memberikan yang lebih mujarab lagi!!"

Hai jamiluuuunn jikapun Rinjani merasa obatnya tidak manjur Rinjani lebih memilih langsung mendatangi Dokter, ngapain pake acara ngomong sama Nurry, hadeeeh agak kongslet kali Kaka iparnya itu ohh dada Rinjani yang malang!!

Rinjani hanya bergumam lirih, gugup membuatnya kehilangan suara, beruntung setelah itu Nurry benar-benar meninggalkan diri nya yang bisa bernafas lega setelah tubuh jangkung itu hilang di balik pintu

______________________________________

Menerima karena terpaksa itu yang saat ini Keyra lakukan, Dirinya tidak mau di ceraikan oleh Akbar, dengan terpaksa Keyra menyetujui Nafkah Akbar untuk nya berubah turun drastis, tidak hanya itu kini segala perabotan elektronik sudah di angkatin para anak buah Akbar sebagai ganti gaji mereka

Keyra menatap wajah Pria yang kini tidur beralaskan karpet bersama sang putri, bagaimana Akbar bisa tidur nyenyak sedangkan saat ini mereka jatuh miskin seperti ini?? Fikirnya

Andai saja sebelum meninggal Papanya tidak meninggalkan banyak hutang mungkin saat ini Keyra memilih tinggal ke rumah orang tuanya, Sayang rumah keluarga nya harus di sita oleh bank Karena hutang sang Papa untuk modal pembangunan proyek baru, yang sayangnya harus putus sebelum berjalan karena sang Papa meninggal dunia karena kecelakaan bersama sang Mama

Sudah tidak ada lagi televisi, AC, kulkas, mesin cuci, dan elektronik lainnya, membuat Keyra tak tahu harus bagaimana, hidupnya yang biasanya enak kini harus terbiasa dengan tanpa fasilitas, yang tersisa hanya kompor, peralatan dapur dan motor tua Akbar

Saat ini dirinya takut sengsara, tetapi jika di ceraikan oleh Akbar dirinya akan lebih takut lagi, Keyra berharap hanya beberapa hari kehidupan nya akan kembali normal, Keyra akan berusaha membujuk rayu Akbar seperti biasanya, membuat Akbar tak tega karena keluhan nya dan akhirnya menuruti lagi setiap keinginan nya.

Kini moodnya kembali membaik setelah memikirkan rencana nya untuk kembali mengambil hati Akbar

Sedangkan Akbar sebenarnya masih memiliki uang dua ratus juta pemberian Rinjani di tambah lagi uang santunan sang Ibu dan sisa-sisa penjualan aset ke-dua orang tua nya dan juga hasil penjualan barang keday nya.

Akbar memang berniat menceraikan Keyra setelah mulai menyadari sosok seperti apa wanita yang begitu di cintai nya itu, tetapi karena rengekan Keyra dan kelakuannya yang histeris membuat Akbar mengubah rencananya, bermain halus memberi syarat yang akan membuat wanitanya jenuh dan memilih menyerah.

Mengingat rencana yang di lakukan nya untuk Keyra, Akbar seperti terperangkap jebakan nya sendiri, dulu dirinya dan Keyra yang merencanakan hal seperti ini untuk Rinjani, sekarang justru dirinya melakukannya untuk wanita yang pernah di perjuangan sampai mengorbankan banyak hal

Akbar menyadari keburukan Keyra Setelah kepergian Rinjani, seolah Allah membuka lebar matanya siapa yang sebenarnya terbaik untuk nya, tetapi dirinya tak juga langsung menyadari, sampai pada akhirnya satu persatu orang yang dicintainya meninggal dan orang yang tulus mencintai nya juga sudah tak lagi milik nya, semua sudah terlambat, satu Minggu lagi proses perceraian nya berakhir Akbar hanya menyakinkan diri semua hanya mimpi buruk berharap saat matanya terbuka Rinjani masih berada di sisinya

Lagi-lagi author tak pernah bosan mengingatkan untuk meminta dukungan like dan komentar nya karena apa?? karena ini novel lomba , jadi like dan komentar pembaca sangat berarti untuk author

Ok 🤭

Salam manis dari author

'Risqi Yurike'

happy reading ❤️❤️❤️