Season ketiga dari novel (Psycho CEO) When the devil falls in love.
Dendam, Amarah, Putus asa, Cinta dan Pengkhianatan terus di rasakan oleh pria tampan itu hingga menjadikan nya penguasa dunia gelap dan pengendali di balik layar yang tak mengenal rasa ampun dan kasihan.
Saat tak lagi percaya dengan 'Cinta' pria itu bertemu dengan gadis yang mampu menggoyahkan hati nya.
Namun apa jadinya jika gadis yang mengisi hati nya tersebut ternyata memiliki hubungan dengan orang yang menjadi sasaran balas dendam nya?
...
"Gila! Kau pikir kau akan bisa membunyikan ku berapa lama?!" umpat gadis itu menatap tajam wajah datar pria di depan nya.
"Entahlah, Mungkin...
Selamanya?" jawab pria itu tanpa ekspresi sembari menyentuh wajah gadis yang sudah ia klaim sebagai milik nya.
"Aku akan membunuh mu! Sungguh!" balas gadis itu dengan amarah yang menumpuk di mata nya.
"Do it! I'll be waiting for that," pria itu mengeluarkan smirk licik nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hurts!
JBS Hospital.
Jantung pria itu berdegup kencang, para dokter yang segera mengerumuni di sekitar adik nya, menyuntikkan obat dan memeriksa kondisi gadis itu.
Setelah beberapa saat semua proses sudah di lakukan, salah satu dokter keluar dan menatap pria yang kini menjadi pemilik sah rumah sakit tersebut.
"Kandungan nona sangat lemah, nona Louise juga mengalami anemia dan detak jantung melambat saat ini." terang wanita yang dulunya merawat ibu gadis itu ketika masih hidup.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Louis lirih.
"Saat ini nona Louise tidak bisa menerima tekanan yang berat karna di khawatirkan akan memiliki kondisi yang sama ketika nyonya Alyss dulu mengandung," ucap prof. Siska
"Mamah? Apa dulu kondisi Mamah sangat sulit? Terus Louise punya kondisi yang sama?" tanya Louis mengernyit.
Ia tak pernah dengar sang ibu mengatakan betapa sulit nya saat mengandung ia dan adik nya, Ibu nya hanya mengatakan betapa beruntung nya ia bisa memiliki putra dan putri nya.
Wanita yang kini sudah menjadi profesor yang berbakat itu pun menggeleng pelan, "Tidak, kondisi kedua nya berbeda, kondisi nona Louise saat ini 10 kali lipat lebih baik dari pada kondisi nyonya dulu." jawab wanita itu.
"Lalu kenapa di bilang akan memiliki kondisi yang sama?" tanya Louis tak mengerti.
"Akan terjadi kekebalan obat, karna akan di lakukan penambahan dosis dalam kondisi seperti ini dan jika terus berlanjut maka obat-obatan harus di hentikan agar tidak menekan janin," terang prof. Siska pada pria itu.
Louis masih belum begitu mengerti, ia masih bingung sekaligus khawatir membuat nya tak bisa mencerna perkataan wanita yang sudah menunjukkan wajah tua nya itu.
"Maksud nya?"
"Kondisi yang sama dengan nyonya Alyss adalah penghentian obat-obatan dan tentu nya hal itu akan memperburuk kondisi nona seperti nyonya Alyss dahulu," prof Siska menjelaskan sebisa nya oada pria yang tengah panik tersebut.
Louis mengernyit, "Kenapa di hentikan?! Bukan nya obat yang di siapkan untuk nya sudah jauh hari sebelum dia hamil atau dalam kondisi lain?!"
"Jika kekebalan obat terjadi tentu nya harus di temukan obat dengan formula baru, dan itu membutuhkan waktu selama kurung waktu itu nona tidak akan mendapatkan obat nya, janin mungkin bisa bertahan tapi nona Louise?" terang prof. Siska.
"Kalau mengugurkan kandungan nya? Apa dia akan baik-baik saja?" tanya Louis lirih mendengar penjelasan yang sama saja mungkin adik nya akan meninggal setelah melahirkan.
"Mungkin akan membaik, tapi apa itu yang nona Louise inginkan?" tanya prof Siska.
Louis diam sejenak mendengar pertanyaan tersebut.
Ia pernah membunuh anak nya sendiri dan membuat istri nya mandul karna ulah nya dan mungkin penerus yang akan ia miliki adalah anak yang di lahirkan adik nya kelak.
Namun jika keponakan nya membuat nya kehilangan saudara satu-satunya yang ia miliki lebih baik ia tak memiliki nya.
"Aku akan bicara pada nya," ucap nya lirih pada wanita yang memakai kaca mata tersebut.
Prof. Siska diam sejenak sembari menarik napas sebelum ia mengatakan kalimat yang belum sempat ia katakan.
"Kandungan nona Louise melemah juga di sebabkan karna hubungan yang kasar, seharusnya dalam masa seperti ini hubungan seperti di lakukan dengan lebih pelan." ucap wanita itu memberi tau tentang salah satu kondisi yang menyebabkan bagaimana kandungan nya bisa melemah.
Louis tersentak, namun bibir nya terlalu berat ingin mengatakan sesuatu.
...
Wajah pucat yang tadi nya masih menangis itu kini terpejam dengan lelap.
"Kalau dia mau mencampakkan mu seharusnya dia tidak melakukan nya kan?! Aku saja dulu tidak separah itu!" ucap nya kesal mengingat pria yang membuat adik nya menjadi seperti saat ini.
"Aku dulu..." gumam nya sembari mengingat perlakukan nya dulu pada wanita yang kini ia jadikan istri.
"Apa Clara dulu juga seperti ini?" ucap nya dengan lirih dan merasa pasti gadis itu dulu pernah mengalami fase hancur yang sama seperti adik perempuan nya walau dengan cara yang berbeda.
Louis meraih tangan adik nya, menggenggam nya sejenak.
"Aku harap kau tetap tersenyum..."
"Jangan menangis lagi, aku masih ada, kau kan masih punya kakak mu..." ucap nya sembari menatap penuh harapan akan kebahagian adik nya.
...
Keesokkan hari nya.
Kediaman Rai.
Greb!
Clara tersentak saat seseorang memeluk tubuh nya dari belakang.
"Rai?" panggil nya saat ia merasakan pelukan yang mendekap nya.
"Kau semalam tidak pulang? Ada apa?" tanya Clara mengingat ia yang mengunggu suaminya semalaman namun pria itu tak kunjung kembali.
Louis lupa memberi tau karna ia masih di lab khawatir dan gelisah akan kondisi adik nya.
"Aku sedang sibuk, maaf..." jawab pria itu lirih sembari terus memeluk tubuh kecil istrinya.
"Tapi setidaknya harus mengabari ku, kan?" tanya Clara lirih, ia merasa khawatir saat pria itu hilang kabar.
"Maaf..."
"Aku minta maaf..." ucap Louis lirih.
"Terjadi sesuatu?" tanya gadis itu pada suaminya.
Louis tak menjawab ia memeluk gadis itu dengan erat, entah mengapa ia seperti merasa bersalah pada gadis manis itu saat melihat kondisi adik nya.
Apa dulu kau juga terluka seperti itu?
Bagaimana perasaan mu dulu?
Maaf...
Batin nya yang tak bisa mengatakan langsung.
"Maaf..." ucap nya lirih.
"Kenapa minta maaf nya berlebihan? Kau melakukan kesalahan?" tanya Clara yang tak mengerti suasana suami nya.
"Hm, Aku melakukan kesalahan, makanya maaf..." jawab Louis lirih.
"Kau selingkuh?" tanya Clara pelan dengan takut.
Louis melepaskan pelukan nya lalu membalik tubuh istrinya dan melihat ke arah wajah sayu itu.
"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Louis mengernyit.
Ia memang berbuat salah, tapi bukan kesalahan dengan mengkhianati melainkan kesalahan fatal yang merusak hidup gadis di depan nya.
"Kau bersikap berbeda, jadi mungkin kau sudah punya yang lain..." jawab Clara lirih.
"Aku melakukan kesalahan, tapi aku tidak akan pernah mengkhianati mu, jangan khawatir..." ucap pria itu lirih lalu menjatuhkan kepala nha di pundak istri nya yang membuat nya menjadi membungkuk.
"Kenapa?" tanya Clara lagi pada pria itu.
"Aku lelah..." jawab Louis lirih sembari bersandar pada istri nya.
"Kalau begitu istirahatlah..." jawab Clara pada suami nya.
......................
Dua hari kemudian.
Karna kondisi yang sebelum nya tak menyakinkan, para dokter pun memiliki rencana untuk menidurkan gadis itu sementara waktu selagi menjaga kestabilan janin nya dengan teknologi yang mereka miliki.
Namun di hari kedua gadis itu mulai bangun, semenjak ia bangun tak ada satupun sepatah kata yang di bicarakan oleh gadis cantik itu.
"Kau mau makan sesuatu?" tanya Louis pada adik nya.
Hening, masih tak ada satupun jawaban dari gadis itu.
"Kau mau mengugurkan nya?" tanya Louis dan langsung membuat gadis itu menoleh.
Louise menyentuh perut nya, tidak ia tak menyentuh namun memeluk perut nya dengan erat.
"Aku tidak mau," ucap nya lirih sembari menggelengkan kepala nya.
"Bukan nya kau membenci nya?" tanya Louis pada adik nya.
"Hm, aku benci dia! Benci sekali! Tapi bukan benci anak ku..." jawab nya pada pria itu.
"Kau mau mempertahankan nya?" tanya Louis menghela napas nya.
"Iya," jawab Louise lirih.
"Kalau begitu kau harus kuat, kalau kau mau dia bertahan, bukan hanya kau tapi kalian." ucap pria itu membenarkan ucapan nya.
"Kakak gak kecewa sama aku? Gak marah?" tanya Louise pada sang kakak.
"Marah iya, kecewa juga, tapi gak mungkin juga kan aku ninggalin adik yang bawel ini..." ucap Louis tersenyum.
"Maaf..." jawab Louise lirih.
"Kenapa minta maaf? Kau kan tidak salah apapun, yang salah itu yang meninggalkan mu." jawab Louis pada adik nya.
"Tapi kan kakak marah sama kecewa?" tanya Louise lirih.
"Bukan dengan mu, tapi dengan diri ku sendiri..." jawab Louis sembari mengusap rambut adik nya.
"Tapi kan aku yang melakukan kesalahan," Louise yang kembali menundukkan pandangan nya tak bisa menatap sang kakak.
"Kalau saja aku mendengar mu dari awal..."
"Tapi aku..." ucap nya tersendat-sendat.
"Aku menyukai nya, bodoh sekali kan? Aku suka padahal dia tidak pernah suka aku..." ucap gadis itu menangis.
Louis diam dan memeluk adik kesayangan nya yang kembali terisak, mengusap punggung dan rambut nya.
"Dia yang akan menyesal bukan kau, kau itu seperti berlian yang paling bersinar jadi dia yang akan menyesal karna meninggalkan mu." ucap pria itu memenangkan adik nya.
"Terus, A-anak ku?" tanya nya tersendat dalam tangis nya.
"Dia kan punya ibu seperti mu, punya paman seperti aku siapa yang bisa menyakiti nya? Hm?" tanya Louis pada adik nya.
"Maaf..." ucap gadis itu dengan tangis yang pecah.
Ia meraih pelukan sang kakak dengan erat, bersandar pada satu-satu nya saudara yang ia miliki.
Sandaran yang tidak akan pernah meninggalkan nya dalam kondisi dan keadaan apapun.
......................
Mansion Dachinko.
"Kau sudah siapkan? Beli saham perusahaan yang dekat dengan JBS grup dan lakukan akusisi," ucap pria tampan itu dengan bawahan nya.
Ia sudah bersiap untuk menghancurkan apa yang ia jatuhi sebagai musuh nya.
"Anda akan membunuh nona Louise?" tanya Nick lirih, ia tentu berharap tuan nya tak melakukan hal tersebut.
"Tidak, tidak sekarang tapi aku akan melakukan nya, untuk saat ini hancurkan dulu JBS grup dan aku akan menghabisi dulu kakak nya." jawab James pada Nick.
Ia tak bisa membunuh gadis itu namun ia bisa membunuh saudara kembar nya.
"Kirim file nya sekarang, dia perlu tau apa yang terjadi kan?" tanya James pada Nick.
"Baik, akan saya beri tau tuan." jawab pria itu pada atasan nya.
James pun diam sejenak lalu ia menghembuskan napas nya dengan kasar.
"Aku saja yang mengatakan nya," ucap James saat pria itu ingin pergi.
Nick pun mengangguk, dan beranjak keluar setelah mendengar ucapan tuan nya.
James pun membuka ponsel nya, mengetik nama gadis itu yang bahkan nomor nya belum di hapus dan mungkin jika ia menghapus nya ia juga akan mengingat nya.
......................
JBS Hospital.
Louise duduk diam di ruangan rawat nya menatap ke arah tirai yang terbuka dan melihat langit yang tampak cerah hari ini walaupun hati nya terasa mendung.
Ia mengusap perut nya dengan pelan dan lembut, "Maaf yah, kemarin kau terkejut karna Mommy pingsan? Hm?"
"Uncle mu juga suka dirimu, jadi sekarang walaupun kamu gak punya Daddy kamu kan punya Mommy sama Uncle," sambung sembari memaksa senyum nya dan mengusap pelan perut nya.
Ia kembali melihat ke arah luar lagi, namun ponsel nya bergetar dan membuat menoleh.
Mata nya mengernyit menatap nama yang menelpon nya.
"Mau urusan apa lagi dia?" Louise yang mengernyit melihat panggilan pria itu.
Ia pun mematikan nya, namun pria itu menelpon nya berulang.
Saat melihat nama pria itu, hati nya terasa sakit dan marah di saat yang bersamaan.
Jawab panggilan ku kalau mau tau yang terjadi.
James mengirim pesan pada gadis itu ketika panggilan nya berulang kali di tolak.
Setelah membaca pesan itu, James kembali menelpon dan kali ini Louise pun mengangkat nya.
"Kau mau tau kan? Alasan aku ingin menghancurkan mu? Baca data yang ku kirimkan setelah panggilan ini," ucap James dari telpon.
"Kenapa aku harus percaya perkataan dari orang yang br*ngsek seperti mu?!" tanya Louise sembari meremas kuat piyama pasien yang ia kenakan.
"Kau harus tau kenapa aku jadi br*ngsek sekarang, dan mungkin kita akan bertemu lagi dalam situasi berbeda." jawab James lalu mematikan ponsel nya.
Ting!
Tak lama kemudian ponsel gadis itu kembali bergetar dan mendapati pesan yang berisi data seperti yang di katakan James sebelum nya.
Gadis itu pun membuka data yang di kirimkan pada nya barusan mata Louise membulat sempurna saat ia membaca dan melihat nya.
"Tidak..." gumam nya lirih.
Tak berselang lama para dokter yang datang seperti biasa pun ingin segera mengecek kondisi gadis itu sesuai dengan jadwal nya, namun.
"Nona anda mau kemana?" tanya para dokter saat gadis itu langsung tergesa-gesa keluar dari ruangan nya.
Langkah nya langsung menuju ruangan sang kakak, tak peduli sedang ada tamu atau tidak gadis itu menerobos masuk ke dalam.
Brak!
Louis tersentak, tak hanya ia yang terkejut namun ia juga juga pria yang tengah berbicara pada nya saat ini.
"Louise? Ada apa?" tanya nya saat melihat adik nya yang menerobos masuk.
Louise menatap pria yang berada di ruangan sang kakak, "Keluar, kau tak mau dengar urusan keluarga orang lain kan?" ketus gadis itu.
Alex tampak terkejut sejenak namun kemudian ia tersenyum tipis dan beranjak keluar, "Baik, kita akan bicara lain waktu." ucap nya pada Louis sebelum ia bangun.
Ia pun melirik ke arah gadis berwajah pucat itu sejenak lalu tersenyum simpul, "Selamat siang nona."
Setelah Alex keluar kini hanya tinggal dua saudara kembar itu saja yang tersisa.
Louise menerobos dan langsung membuka komputer sang kakak lalu menghubungkan dengan data di ponsel nya yang baru di kirim.
"Itu maksud nya apa?" tanya nya sembari menunjuk data eksperimen dan perdagangan manusia yang di kirimkan pada nya.
"Aku pernah dengar tapi tidak sekuat ini bukti nya, lalu hubungan dengan perusahaan yang aku saja tidak tau kalau JBS ada hubungan nya?!" tanya Louise lagi.
Louis masih diam melihat nya, "Siapa yang kirim?" tanya pria itu pada adik nya.
"Papah memang melakukan hal seperti itu?" tanya Louise tanpa menjawab pertanyaan sang kakak.
"Siapa yang kirim?" tanya pria itu lagi sembari menatap lekat iris adik nya.
"Tidak peduli siapa yang kirim! Aku tanya! Itu memang benar?! Itu bohong kan?! Papah bukan orang seperti itu!" teriak gadis itu dengan mata yang mulai berair.
Ia terkejut, bahkan sangat terkejut dengan semua kejadian yang datang pada nya secara tiba-tiba.
Di campakkan saat tengah hamil lalu kebenaran sang ayah yang ia pikir sebagai pria yang baik.
"Eksperimen? Perdagangan manusia? Mana mungkin Papah yang lalukan! Ini bohong kan? Papah aja gak pernah mukul atau marahin kita, mana mungkin Papah begitu, Iya kan?" tanya nya lirih dengan tangis nya.
Sedangkan ekspresi kakak nya hanya diam tanpa menjawab satupun pertanyaan nya.
"Ada beberapa hal yang harus nya tidak kau tau," ucap Louis pada adik nya.
Deg!
Louise membatu, kaki nya lemas dan tubuh nya langsung terduduk di lantai.
"Jadi ini sungguhan? Lalu orang-orang itu..." gumam nya lirih saat ia ingat beberapa yang berhubungan dengan ayah nya.
James? Jadi dia membenci ku karna ini?
Hubungan darah? Dia akan menghancurkan ku? Bukan! Bukan hanya aku tapi...
Mata nya menatap sang kakak, kini tak hanya rasa terkejut dengan perbuatan sang ayah yang ia anggap sebagai pria yang paling baik dan hebat di dunia namun juga rasa takut karna mungkin keluarga nya lah yang kali ini akan menjadi sasaran pria yang saat ini masih ia cintai.
Ia ingat dengan semua cerita yang pernah di katakan oleh James, semua tentang masa lalu nya dan keluarga nya yang hilang habis terbantai satu persatu dan tentu nya ia tau pria itu mengincar semua yang berhubungan dengan kematian keluarga nya.
"Kak..." panggil nya lirih dengan mata sembab.
"Louise? Jangan terlalu di pikirkan, Kakak yang cari siapa pengirim nya, yang perlu kau tau Papah itu sayang Louise sayang Mamah sayang kakak, Papah adalah ayah yang paling baik dari siapapun." ucap pria itu menenangkan rasa terkejut adik nya.
"Karna ini aku tidak bisa akses JBS farmasi?" tanya gadis itu lirih.
"Apa karna aku Papah jadi begitu? Karna aku sakit? Karna aku perlu obat?" tanya nya bergumam.
Louis menatap wajah sembab adik nya, gadis yang tak bisa tertekan itu kini malah semakin tertekan dari hari ke hari.
"Oh iya, Mamah juga sakit yah? Apa karna aku sama Mamah? Papah jadi orang yang jahat?" tanya gadis itu lirih dengan lelehan air mata nya.
"Kalau tau begini harus nya aku ikut Mamah aja? Aku takut..." sambung nya lirih dengan suara parau.
Kali ini ia semakin merindukan ibu nya, ibu yang hilang dan tak akan pernah ia lihat lagi.
"Louise!" bentak Louis pada adik nya yang mulai meracau tak jelas.
"Aku mau ketemu Mamah, aku mau sama Mamah aja kak..." ucap nya menangis sembari meraih jas yang di kenakan sang kakak.
"Lalu aku? Kau mau kemana?! Kau tidak pikirkan aku?!" tanya Louis pada adik nya.
Melihat tubuh gemetar adik nya, ia pun langsung meraih dan menangkup adik nya.
"Jangan kemanapun, masih ada aku." ucap nya lirih di telinga adik nya.
"Kau masih punya keluarga! Aku masih keluarga mu! Mamah juga pasti gak mau lihat kau seperti ini!" ucap pria itu memeluk adik nya dengan erat.
Sedangkan gadis itu menangis di dalam pelukan nya, menyembunyikan air mata nya dalam dekapan sang kakak.
Kebenaran dan perkataan pria yang ia cintai semua yang menghancurkan nya, mematikan nya dengan perlahan.
Keluarga?
Iya...
Aku masih punya Louis!
Dia..
Aku tidak akan biarkan dia melakukan apapun pada Louis...
Tapi aku takut...
Kenapa semua nya jadi hancur seperti ini...
Rasa nya terluka dan sakit tapi aku tidak tau cara mengobati nya...
...****************...
Athan James Dachinko / Xavier Haider Dachinko
Elouise Steinfeld Rai
Zayn Nathan Etrama
Elouis Steinfeld Rai
Clara Olivia
...
Selamat tahun baru🥳🥳🥳🥳
Maaf yah othor jarang up ataupun up nya lama, karna ada urusan pribadi yang memang gak bisa di tunda🙏🙏🙏
Tapi othor ttp luv kok sama para readers yang selalu setia dan suka dengan cerita othor💕💕💕
Semoga di tahun yang baru, keinginan yang belum tercapai akan segera tercapai yah♥️♥️😊😊
Happy reading💕💕