Wanitaku Sayangku

Hari berganti, waktu berlalu, apa yg terjadi akan tetap terjadi, seperti pernikahan Kenzo dan Keyra yg hanya tinggal dalam hitungan hari. Segala sesuatu dan persiapannya pun berjalan sangat lancar. Kedua keluarga nampak sangat bahagia, begitu pula dengan sang mempelai pria.

Setelah penantian yg amat menyakitkan, kejadian2 dimasa lalu yg memilukan, akhirnya beberapa hari lagi akan berbuah manis. Tidak ada yg lebih membahagiakan daripada bisa menikahi seseorang yg sangat dicintai.

Namun disisi lain, nampak seorang gadis tengah terduduk lesu, memeluk erat kedua kakinya bermaksud menyembunyikan air mata yg mengalir begitu saja. Entah apa isi pikirannya, bukankah dulu ia sempat memiliki perasaan untuk pria itu, tapi mengapa ketika mereka akan benar2 bersatu ia justru merasa sedih.

Dalam beberapa hari ini ia sama sekali tak melawan juga membantah Kenzo. Bahkan menuruti semua perkataan pria itu dengan patuh, yg kadang kala hal itu malah membuat Kenzo heran dan tak suka. Ia justru merindukan sosok Keyra yg pemarah, pembangkang dan suka membantah dirinya seperti dulu.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, tak nampak sedikitpun sosok Keyra berkeliaran didalam rumah. Bahkan sarapan yg sebelumnya sudah disiapkan masih utuh dimeja. Kenzo yg menyadari hal itu merasa khawatir, dan segera menghampiri Keyra yg sepertinya masih enggan keluar kamar.

Tokk tokk tokk

"Sayang kau sudah bangun?". Tanya Kenzo sambil terus mengetuk pintu kamar Keyra.

"..." Tidak ada jawaban.

Tokk tokk tokk

"Sayang buka pintunya!!". Sahutnya lagi.

Setelah mencoba beberapa kali akhirnya pintu kamar Keyra terbuka. Terlihat sosok gadis dengan wajah sendunya, dengan mata sedikit bengkak dan bibir putih pucat yg masih nampak cantik.

Ia berjalan melewati Kenzo yg masih berdiri menatapnya disana, ia terus berjalan dengan tatapan kosong. Lalu beranjak ke meja makan dan mulai memakan sarapannya tanpa suara.

"Ada apa denganmu?". Satu pertanyaan berjuta makna keluar dari mulut Kenzo, berusaha memecah keheningan diantara mereka.

Keyra hanya diam, seakan tak mendengar dan memang tak mau mendengar.

"Apa kau berencana diam dan menurut seperti robot? benar begitu?". Tanyanya sekali lagi, dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

Respon Keyra masih sama, dia mengacuhkan Kenzo dan tetap melanjutkan sarapannya.

Kenzo tentu merasa geram, dia tidak suka ada yg mendiamkannya seperti ini. Meskipun Keyra berubah menjadi lebih patuh dan menurut, namun dengan Keyra yg membisu seperti ini rasanya lebih menyiksa bagi Kenzo. Dia ingin menikahi seorang gadis yg ia cintai, bukan robot penurut seperti Keyra yg saat ini duduk didepannya.

"Sudah cukup, kesabaranku sudah habis. Apa kamu sungguh tak menginginkan pernikahan ini? Apa kamu akan senang jika aku melepaskanmu?". Tanya Kenzo lagi yg kini berlutut didepan Keyra, berusaha membuat gadis itu mau berbicara padanya.

Aku mohon jawablah jika kamu mau menikah denganku. Harap Kenzo dalam hati sambil menunggu jawaban dari Keyra.

"Jawab aku!!". Teriak Ken yg sudah tak sabar lagi.

"Yaa, aku harap kau bisa melepasku." Jawab Keyra tanpa menatap Kenzo.

Brug... Bagai tersambar petir, tubuh Kenzo langsung tergulai lemas dihadapan Keyra. Ia tak menyangka jika gadis itu sangat membenci pernikahan ini. Bahkan memintanya untuk segera melepaskan.

Kenzo hanya mampu menghela nafasnya, hingga sedetik kemudian ia mengatakan keputusan yg sama sekali tak pernah ia bayangkan.

"Baiklah, mungkin ini saatnya aku benar2 harus melepasmu. Jika ini yg bisa membuatmu bahagia, maka pergilah. Pergilah kemana pun kau suka. Dan setelah ini anggap saja tidak pernah ada yg terjadi diantara kita. Aku akan berusaha melupakanmu."

"Pergilah! Jaga dirimu baik2, karena mulai hari ini aku tidak bisa menjagamu lagi".

Itulah ciuman dan kata perpisahan yg Kenzo ucapkan untuk gadis pujaannya. Ia merasa akan percuma jika tetap memaksa gadis itu untuk tetap tinggal. Meskipun ia akan menderita sekali lagi, ia rela asal Keyra bahagia.