NovelToon NovelToon
Ishen World

Ishen World

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjadi Pengusaha / Fantasi Isekai / Anime
Popularitas:65
Nilai: 5
Nama Author: A.K. Amrullah

Cerita Mengenai Para Siswa SMA Jepang yang terpanggil ke dunia lain sebagai pahlawan, namun Zetsuya dikeluarkan karena dia dianggap memiliki role yang tidak berguna. Cerita ini mengikuti dua POV, yaitu Zetsuya dan Anggota Party Pahlawan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.K. Amrullah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengkhianatan yang tidak terduga

Haruto menatap Kouji dengan mata yang merah menyala, napasnya berat dan terengah-engah, tapi bukan karena takut, ini kemarahan yang mendidih dari dasar hatinya. Tangan yang memegang sabitnya bergetar, energi gelap menyelimuti lengan dan tubuhnya, seolah bersiap untuk meledak kapan saja.

"BUKANKAH KAU DULU BERJANJI BAJINGAN!?" Haruto berteriak, suaranya bergema di antara pepohonan dan memantul di udara. "KAU BILANG TIDAK AKAN MENJADIKAN YUI KEKASIHMU APAPUN ALASANNYA!!"

Semua orang membeku. Lisa dan Sena mengamati dengan mata lebar, sementara Akari dan Yui terlihat gelisah. Kouji tetap tenang, tatapan birunya fokus pada sahabatnya yang kini menjadi musuh. Dalam hatinya, ia tahu, ini bentrokan tak terelakkan.

"Dunia ini berbeda, Haruto," Kouji menjawab dengan nada datar, tapi tegas. "Janji itu sudah tidak berlaku lagi."

"APA!?" Haruto hampir meledak, urat lehernya menegang, tubuhnya bergetar.

"Dulu, aku memang menolak Yui," Kouji melanjutkan, suaranya tetap dingin dan meremehkan, "tapi di sini, segalanya berbeda. Aku tidak membatasi perasaanku karena janji lama yang sepeleh itu. Yui dan Akari mencintaiku, dan aku… mencintai mereka berdua."

Haruto seperti tertusuk pisau. Dunia lama yang ia kenal runtuh di hadapannya. Tangan yang menggenggam sabitnya semakin keras, darah menetes di ujung jari.

"Jadi kau mengkhianati ku, Kouji!?" suaranya pecah. Amarah dan kebencian tercampur menjadi satu.

Kouji hanya menatap tajam, tak ada rasa bersalah. "Ini salahmu sendiri, Haruto."

Haruto mengerutkan kening, tatapannya berubah menjadi dingin, penuh kemarahan dan frustrasi. "Apa maksudmu?"

Kouji tersenyum tipis, mencondongkan dagu sedikit ke bawah. "Kau tidak menarik. Kau terlalu lemah, terlalu sampah, terlalu biasa. Tidak ada yang memandangmu kecuali aku… tapi itu sudah cukup."

Semua orang yang mendengar itu terdiam. Bahkan Ryunosuke, yang biasanya sombong, hanya bisa menatap dengan mata melebar. Kata-kata Kouji menampar Haruto lebih keras daripada serangan mana pun.

"Kau tahu kenapa Yui memilihku?" lanjut Kouji, tatapannya tajam. "Karena aku lebih baik darimu dalam segala hal, lebih tampan, lebih kuat, lebih karismatik, lebih diinginkan."

Haruto menggertakkan gigi, napasnya memburu. Kekesalannya tidak hanya datang dari kata-kata Kouji, tapi dari rasa tidak berdaya yang dulu selalu ia sembunyikan. Dia ingin menang. Dia ingin diakui. Dia ingin Yui melihatnya sebagai satu-satunya.

"Kau akan menyesal, Kouji," bisiknya penuh dendam. "Aku akan membuktikan kalau aku lebih baik darimu… bahkan jika harus menebas kepalamu disini!"

Udara di sekitar mereka mencekam. Daun-daun bergetar, debu beterbangan, dan bayangan pohon menari diterpa cahaya pagi. Yui dan Akari menahan napas, sementara Lisa dan Sena tetap mengamati dari kejauhan, tak berani campur tangan. Kaede dan Ryunosuke saling bertukar pandang, senyum licik menyelimuti wajah mereka, rencana mereka berjalan dengan sempurna.

Haruto melesat maju, sabitnya berkilat gelap di bawah sinar matahari. Aura kegelapan yang menyelimuti tubuhnya bergelombang seperti ombak hitam.

"Aku akan membunuhmu, Kouji!!" teriaknya, setiap kata mengandung kebencian yang murni.

Kouji mengangkat pedangnya, matanya tajam dan fokus. "Kalau kau ingin bertarung, Haruto… aku tidak akan menahan diri."

Bentrok dimulai.

Haruto menyerang bertubi-tubi. Setiap ayunan sabitnya memotong udara dengan suara mengerikan, swish, slash, CLANG. Tanah bergetar di bawah kaki mereka, debu dan pecahan kayu beterbangan dari benturan tajam. Kouji tetap tenang, menghindar dan menangkis dengan kecepatan refleks luar biasa, tapi serangan Haruto kini lebih cepat, lebih berbahaya.

"Hahaha! Kau takut, Kouji?" Haruto tertawa gila, matanya bersinar merah. "Aku merasakan kekuatan ini! Dengan ini, aku pasti bisa menang!"

"Jadi ini efek sabit aneh itu, ya?" Kouji bergumam, menyadari aura gelap yang kini menyelimuti sahabatnya.

Sabit Haruto berputar, memotong udara, hampir mengenai wajah Kouji. Kouji menangkisnya dengan pedang, percikan api menyala di udara, suara benturan logam memenuhi seluruh area.

"Menarik…" Ryunosuke berbisik, menyeringai. "Kekuatan Kultus Kehancuran benar-benar bisa menyaingi Kouji."

Haruto tersenyum gila, kegembiraannya terlihat jelas. "Aku akan menunjukkan padamu, Kouji! Aku bukan lagi yang dulu!"

Kouji menghilang tiba-tiba dari pandangan. Haruto terkejut. "Apa?!!!, "

DUARRR!!

Tendangan keras menghantam perut Haruto, menghantam tanah dengan keras, sabitnya hampir terlepas dari genggamannya. Dia terbatuk, merasakan rasa sakit membakar dari perut ke dada.

Kouji berdiri tegap, menatap sahabatnya yang kini menjadi musuh. "Kau masih terlalu lemah, Haruto."

Haruto bangkit, darah menetes dari bibirnya, wajahnya memerah karena amarah dan sakit. Aura hitamnya membesar, memutar di sekeliling tubuhnya.

Kaede tersenyum, menggigit bibir. "Masih belum cukup… dia masih butuh lebih banyak kebencian."

Ryunosuke tertawa kecil. "Kouji baru saja mempercepat proses perekrutannya."

Akari mengangkat tongkatnya. "Fire Lance!!"

Sihir api melesat menuju Haruto, tapi ia menangkis dengan satu ayunan sabitnya, gelombang energi hitam menebas Fire Lance hingga lenyap.

Haruto menatap Akari, matanya merah menyala. "Coba lakukan itu lagi, dan kepalamu akan melayang, wanita jalang!."

Yui menelan ludah, gemetar. Lisa dan Sena hanya bisa menatap, masih mencoba mencerna kekuatan yang baru saja mereka saksikan.

Kouji tidak berhenti. Serangan bertubi-tubi datang dari segala arah: "[Flashing Strikes!]", "[Sword Dance!]", tapi Haruto membalas dengan "[Reaper's Waltz!]", sabithnya berputar, menangkis setiap serangan dengan kecepatan luar biasa.

CLANG! CLANG! SWISH!

Percikan api menyala, tanah retak di bawah kaki mereka. Takeshi menutup mulutnya, tidak percaya dengan kecepatan dan kekuatan yang dimiliki kedua pria ini.

Haruto tertawa gila. "Kau pikir kau masih bisa jadi pahlawan yang sempurna, Kouji?!" Ia menghilang sekejap.

Shadow Dash. BRUGH!!

Hantaman keras mengenai Kouji, yang terpental jauh, berguling beberapa meter di tanah. Debu beterbangan. Yui menutup mulut, matanya membesar. "K-Kouji?!"

Haruto berdiri tegak, tersenyum penuh kepuasan. "Jangan mati dulu, Kouji! Aku belum puas!"

Kouji bangkit, wajahnya pucat tapi matanya tetap tajam. "[Holy Regeneration]!"

Cahaya keemasan menyelimuti tubuh Kouji, menutup luka-lukanya dalam hitungan detik. Namun, mana-nya terkuras drastis.

Haruto menggertakkan gigi. "Sial, bahkan kalau kau terluka, kau bisa sembuh total? Ini tidak adil!"

Kouji menghela napas. "Sudah kubilang, ini bukan salahku."

Haruto menggenggam sabitnya, energi gelap berkumpul di sekelilingnya. "Kalau begitu, aku pastikan kau tak bisa sembuh lagi!"

Ia melompat, serangan pamungkas mengarah ke Kouji. "[Reaper's Judgment!]"

Kouji bersinar, "[Holy Slash!]"

BRUAKK!!

Gelombang cahaya suci menelan serangan Haruto, memantulkan energi gelapnya. Sabit terpental, tangan kanan Haruto terputus.

"A-ARGHH!! DEMI ANARKIA!!!!"

Darah memercik, tubuhnya jatuh tersungkur. Tapi aura gelap tidak berhenti. Tubuhnya bertransformasi, urat-urat hitam muncul di kulitnya, mata menyala merah, taring tajam muncul dari mulutnya. Sebuah tangan baru, hitam dan ber-cakar, tumbuh menggantikan yang hilang.

Kaede tersenyum puas. "Tepat waktu."

Lisa dan Sena menatap ngeri. "Itu… sumpah dari Kultus Kehancuran!"

Kouji menatap Haruto, tubuhnya menghadap angin yang berhembus kencang, membawa hawa mencekam. Haruto berdiri, aura gelapnya berdenyut liar. "MATI KAU, KOUJI!!!!"

Tiba-tiba, lingkaran sihir emas bersinar di bawah kaki Haruto. "Eh?!"

"Teleportation!!" Yui teriak, cahaya menyilaukan memenuhi area. Haruto menghilang, meninggalkan keheningan yang mencekam.

Akari menangkap Yui yang goyah. "Yui!"

"Aku… hanya butuh istirahat sebentar…" gumam Yui sebelum pingsan di pelukan Akari.

Kaede mengepalkan tinjunya. "Tsk… kita kehilangan Haruto."

Ryunosuke menatap Kaede. "Menarik… aku tidak menyangka Yui memiliki kartu truf seperti itu."

Kaede menghela napas, menyembunyikan senyum. "Tidak apa-apa… ini hanya sementara. Haruto pasti bisa bertahan… dan ketika dia kembali, dia akan lebih kuat dari sebelumnya."

Debu beterbangan, daun-daun bergoyang, dan udara masih dipenuhi aroma pertarungan yang baru saja menggetarkan seluruh area. Semua orang terdiam, menyadari bahwa Haruto bukan lagi sahabat yang mereka kenal, dia telah berubah menjadi kekuatan gelap yang menakutkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!