NovelToon NovelToon
Terperangkap Dimensi Lain

Terperangkap Dimensi Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Akademi Sihir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:806
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Elara dan teman-temannya terlempar ke dimensi lain, dimana mereka memiliki perjanjian yang tidak bisa di tolak karena mereka akan otomatis ke tarik oleh ikatan perjanjian itu itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Pagi itu, kabut lembut menutupi lembah tempat mereka berlima berlatih. Udara di dunia leluhur terasa berbeda lebih padat, seolah setiap tarikan napas mengandung sihir.

Elara berdiri di tengah lingkar latihan, napasnya berat, wajahnya basah keringat.

“Dorion! Jangan cuma nonton, bantu sini!” teriaknya sambil menahan serangan energi dari Brian.

Dorion bersandar di batu sambil menguap. “Kamu gak bilang mau bantu bagian mana. Kalau bantu ngeliatin, aku udah dari tadi.”

“Dorion!!!” teriak Elara sambil melempar bola energi ungu yang langsung meledak di depan kakinya.

Lyviane tertawa kecil di sisi lapangan. “Kalian masih sama saja… bahkan di dunia leluhur pun masih seperti anak-anak.”

Kaen, ayah Elara, berdiri di sampingnya dengan ekspresi lebih serius. “Tapi kekuatan mereka mulai terbangun. Lihat aura Elara… warnanya sudah mulai bergabung ungu kehitaman, tanda perpaduan antara Luminara, Veyra, dan Noctyra.”

“Hebat,” gumam Mira terengah-engah setelah menangkis serangan Lysandra.

Lysandra menatapnya sinis, tapi ada senyum samar di wajahnya. “Kamu cepat belajar. Mungkin karena sering dikelilingi orang aneh.”

“Elara?” Mira menunjuk ke arah sahabatnya.

“Siapa lagi.” jawab Lysandra datar, membuat Brian terkekeh.

Lyviane melangkah ke tengah arena, dan seketika semua berhenti. Udara berubah hening.

“Cukup. Kalian sudah mulai bisa mengendalikan energi campuran, tapi ada hal yang harus kalian tahu,” ucap Lyviane, suaranya tenang namun penuh wibawa.

Semua langsung menatap ke arahnya.

“Dunia ini , dunia leluhur diciptakan bukan hanya sebagai tempat pelarian, tapi juga tempat penyatuan. Dulu, saat kegelapan pertama muncul, hanya ada satu cara menghentikannya, penggabungan kekuatan antar klan melalui pernikahan roh.”

Elara berkedip cepat. “Heh, tunggu dulu, pernikahan lagi? Apa dunia ini gak bisa diselamatin tanpa kawin-kawin dulu?”

Dorion menahan tawa, tapi Kaen langsung menatap tajam.

“Bukan sembarang pernikahan, Nak,” ucap Lyviane sabar. “Ini bukan tentang cinta atau ikatan duniawi. Pernikahan leluhur adalah penggabungan energi dua jiwa yang diakui oleh leluhur masing-masing akan menjadi poros keseimbangan.”

Brian melipat tangan. “Dan kalau salah pilih pasangan?”

Kaen menatapnya dalam. “Maka dunia ini akan hancur sebelum waktunya. Energi mereka saling menolak dan menciptakan pusaran baru seperti yang kalian lihat di Akademi.”

Lysandra menggigit bibir. “Berarti pernikahan tolak bala kemarin… itu salah pasangan?”

Lyviane mengangguk. “Ya. Mereka bukan yang terpilih. Itu sebabnya keseimbangan malah rusak, bukan membaik.”

Elara mendengus. “Jadi, maksudnya sekarang kami harus cari pasangan yang ‘terikat oleh leluhur’? Apa itu maksudnya, kayak di Tinder versi roh?”

Dorion langsung ngakak. Mira menepuk dahinya, sementara Brian hampir tersedak menahan tawa.

“Elara!” tegur Lyviane tapi dengan senyum samar. “Kamu selalu saja memelintir kata-kata ibu. Tapi intinya, hanya kalian berlima yang tersisa dengan darah murni dari garis leluhur utama. Kalian harus menemukan siapa di antara kalian yang memiliki ikatan roh yang sama.”

Elara terdiam. “Dan kalau gak ditemukan?”

“Dunia ini akan hancur… termasuk kalian. Mungkin kamu gak akan bisa kembali ke duniamu ,Elara ."jawab Kaen tanpa ragu.

Hening. Angin lembut lewat di antara mereka, tapi suasananya menegang.

Brian melirik Elara sekilas, lalu berpaling cepat. Lysandra menatap tanah, sementara Dorion dan Mira bertukar pandang singkat ada sesuatu di tatapan mereka yang belum diucapkan.

Lyviane melanjutkan, “Mulai besok, kalian akan menjalani Ujian Ikatan Leluhur. Tempat ini akan memperlihatkan siapa yang sebenarnya satu frekuensi dengan kalian bukan hanya dari hati, tapi dari jiwa.”

“Dan kalau ternyata… gak ada yang cocok?” tanya Elara pelan.

Lyviane menatap anaknya lama, lalu menjawab lirih, “Maka kamu harus membuat pilihan yang tak seorang pun pernah lakukan menggabungkan semua kekuatan klan dalam satu tubuh.”

Dorion menatap Elara. “Itu artinya… kamu sendiri bisa jadi kunci kehancuran, sekaligus penyelamat dunia.”

Elara menghela napas panjang, menatap langit yang memantulkan kilatan ungu dan merah. “Kenapa nasib dunia ini harus selalu di tangan orang yang cuma mau makan ayam bakar damai aja sih…”

Mira tertawa pelan, “Ya sudah, penyelamat dunia. Setelah ini kita bakar daging lagi aja biar semangat.”

Brian hanya mendecak, tapi di ujung bibirnya muncul senyum samar sesuatu yang jarang terlihat.

Kaen menatap mereka semua, suaranya tegas. “Mulailah besok pagi. Dunia ini menunggu jawaban kalian.”

**

Matahari sore menembus kabut lembah, menciptakan cahaya keemasan di arena latihan dunia leluhur. Arsen melangkah keluar dari bayangan pohon, membawa aura yang berbeda lebih ringan, tidak lagi kaku dan dingin seperti biasanya.

“Maaf telat,” ucapnya sederhana, tapi kali ini ada senyum samar yang menyertai suaranya.

Elara menoleh, dan tanpa sadar pipinya memerah. “Telat? Hah, akhirnya kamu ikut juga, penyelamat dunia!”

Arsen melangkah mendekat, matanya menatap langsung ke arah Elara tanpa tatapan jaim. “Kau terlalu banyak bicara, tapi aku suka energi itu.”

Elara menelan ludah, setengah gemetar tapi tetap dengan gaya sok cuek. “Energi? Hah, itu cuma karena aku belum sarapan tadi.”

Mira menatap mereka berdua dari sisi lapangan, senyum kecil muncul di wajahnya. Dorion duduk di batu, menyilangkan tangan, menahan tawa. “Ya ampun, Arsen sekarang normal… dan jantungku ikut deg-degan lihat mereka berdua.”

Lysandra duduk agak jauh, wajahnya memerah tapi bibirnya menekuk ke bawah, jelas kesal. “Kenapa dia bisa begitu cair ke dia? Apa aku harus… marah?” gumamnya pelan.

Brian berdiri di dekat danau, matanya menyipit menatap Elara dan Arsen. Tangan Elara bergerak mengikuti Arsen saat ia menunjukkan teknik sihir yang tepat. Brian merasa aneh, hampir sakit di dada saat melihat Elara tertawa kecil saat Arsen menepuk bahunya ringan sebagai bentuk pujian.

“Ini… menyebalkan,” gumam Brian, suara dalam hati, tapi tak bisa ia ungkapkan.

Lysandra mendesah. “Rasanya… seperti dicubit tapi di hati.”

Arsen memutar bola energi ungu, lalu tanpa sengaja terlalu dekat dengan Elara. Kedua tangan mereka hampir bersentuhan. Elara tersenyum nakal. “Eh, jangan terlalu dekat, nanti aku tersetrum lagi.”

Arsen hanya tersenyum, matanya lembut. “Kalau kau tersetrum, aku yang menahan.”

Elara menatapnya sejenak, jantungnya berdebar, sementara Brian menatap dari kejauhan, menegakkan tubuh tapi tetap terasa sakit di dada. Lysandra menepuk dahinya pelan, menahan rasa iri yang aneh.

“Kenapa mereka bisa begitu… enak kelihatan bahagia berdua?” bisik Lysandra.

Brian hanya menggigit bibir. “Hah, aku gak mau bilang apa-apa, tapi… ini kenapa rasanya aneh."

Sementara itu, Mira menepuk bahu Dorion. “Kamu lihat kan? Dia mulai berubah. Arsen… dia nyaman dengan Elara.”

Dorion mengangguk, sedikit senyum kecil. “Iya… tapi aku lebih penasaran reaksi Brian nanti.”

Arsen melangkah menjauh, menunjuk ke arah target latihan. “Oke, kita mulai latihan. Tapi kali ini… jangan lari dari energi kalian. Aku akan bantu.”

Elara menatapnya, senyum nakal muncul di wajahnya. “Nah, ini baru benar-benar pelatih yang asik.”

Brian dan Lysandra hanya bisa menggeram pelan, menahan rasa dongkol dan sakit di hati yang tidak mereka mengerti sepenuhnya.

Dorion hanya tersenyum sinis tapi menikmati pertunjukan itu dari jauh, sementara Mira hanya bisa menahan tawa kecil.

1
Flynn
Ngakak!
Melanie
Romantis banget!
Android 17
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!