reeva dipaksa menikahi seorang pria dewasa penerus grup naratama, kehidupan reeva berubah 180°, entah kehidupan bagaimana yang akan reeva jalani.
dukung karya saya yah 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua puluh empat
reeva berangkat kuliah sedikit kesiangan, karena menunggu pak lukman mengantarkan birru ke bandara, mau tak mau reeva mematuhi perintah birru untuk selalu pergi kemanapun dengan pak lukman. Seharusnya birru berangkat besok siang katanya, namun berhubung birru ada sedikit urusan di singapura, pria itu memutuskan untuk singgah terlebih dahulu ke singapura, baru keesokan harinya akan berangkat dari sana.
Reeva turun dari mobil merah metalik keluaran merc*dez b*nz maybach, salah satu koleksi dari puluhan mobil birru, mata reeva menatap nanar, dara sahabatnya itu ternyata menyambutnya dengan wajah penuh kekepoannya. Tangannya yang bersidekap dengan kening yang berkerut, cukup membuat reeva menarik nafasnya berat.
"neng..,bapak jemput jam berapa?" suara pak lukman menyadarkan reeva yang masih berdiri di depan pintu mobilnya yang belum menutup.
Tergeragap reeva menoleh ke arah pak lukman yang masih berdiri sopan di seberangnya.
" jam 4 sore nanti, kelas terakhir saya pak, jemput jam segituan aja"
Pak lukman mengangguk sopan dan pamit, " kalau begitu, bapak pulang yah neng" reeva mengangguk sopan ke arah supir pribadi yang seumuran dengan ayahnya itu.
"ree..." tepukan lembut di pundak reeva membuatnya menoleh, dara mengamati tubuh reeva dari atas ke bawah,
"dari pertama kali kamu kuliah, pakaian kamu juga terlihat mahal, kenapa aku nggak notice yah?" gumam dara memegang dagunya, sekali lagi mengamati reeva dari atas kebawah secara berulang.
"aku bisa jelasin ra.."
"harus dong" sambar dara cepat, tangannya menarik reeva dengan tergesa.
"Kelas masih 1 jam-an lagi, kita ke kantin..oh tidak, kita ke kafe depan aja, ntar kalau di kantin nggak nyaman"
Reeva berjalan terseok, mengikuti langkah panjang dara yang menyeretnya.
"kamu jelasin ke aku, tanpa ada kebohongan, sejujur-jujurnya" perintah dara begitu mereka duduk di cafe yang ada di depan kampus mereka,
"tunggu pesanan kita dulu yah..."
"no..no..." geleng dara cepat, tangannya memberi isyarat dengan telunjuknya.
"buruan...!"
Reeva menghembuskan nafasnya berat, entah darimana ia akan memulai ceritanya ini. Berulang kali reeva menarik nafasnya yang terasa semakin berat, mata dara yang menatapnya penasaran dan penuh selidik itu, membuat reeva mau tak mau mulai bicara.
"raa, sebenarnya aku sudah menikah!" bisik reeva lirih, sangat lirih.
"hah...apa?gue nggak dengar?"
"aku udah menikah raa, pria yang kamu lihat kemarin tuh suami aku"
"whaaat?" bola mata sahabatnya itu membelalak lebar, mulutnya menganga tak percaya.
"sumpah lo?, beneran ree?" terlihat matanya masih tak percaya, reeva mengangguk pelan.
"kok aku bisa nggak tahu?, trus apa artinya persahabatan kita selama ini?" omel dara dengan mata melotot marah,
"kamu kebangetan ree, segitunya ka—"
"raa.." panggil reeva sendu,
"gimana aku mau cerita ke kamu, pernikahan itu sangat mendadak, kamu ingat aku sebulan hanya bisa sekolah saja dan tidak mengikuti kegiatan lainnya?, itu saat-saat ibu memingitku..."
"kan kamu bisa jelasin lewat chat, atau telpon ree.." dara masih protes walau nadanya tak lagi marah.
"maaf, saat itu aku benar-benar bimbang dan takut ra, kamu tahu sebenarnya birru ingin melamar nia, bukan aku, tapi karena nia sudah tunangan, ayah memintaku untuk menggantikan nia, dan aku setuju ra.."
"ree..." panggil dara lembut, hatinya iba mendengar penjelasan menyedihkan sahabatnya itu.
"aku menikahi pria yang sama sekali belum pernah aku lihat sebelumnya, di akad nikahlah pertemuan pertama kami terjadi ra"
"dan pria itu, laki-laki yang kemarin menjemputmu ree?" tanya dara lembut.
"iya ra, kamu mungkin pernah dengar namanya, Albirru naratama"
"wahhh birru yang memiliki grup argatama itu ree?, pria yang paling di minati wanita-wanita indonesia saat ini ?pria yang paling di gandrungi karena kegantengan dan kekayaannya? laki-laki itu maksudmu?" dara nyerocos tanpa henti, mulutnya tak henti berdecak kagum.
Reeva hanya mengangguk, informasi yang diucapkan dara barusan adalah informasi yang cukup akurat.
"astaga ree..kamu menikahi seorang chaebol, dan kamu ngerahasiain itu dari aku?"
"bukan gitu raa.." sahut reeva merasa bersalah.
"dan ree...suami kamu itu luar biasa banget tampannya.." dara sampai histeris meneriakkan kata tampan itu barusan.
"dan kamu nggak pernah cerita sama sekali,"
"maaf ra, karena aku pikir pernikahanku bukanlah hal yang penting, aku hanya pengantin pengganti ra, menggantikan nia yang sudah bertunangan dengan mas arka" jelas reeva dengan raut wajah sendu, suaranya pun terdengar pilu. Dara yang tadi bersemangat, merasa tersentuh. Ia tahu bagaimana sahabatnya itu berjuang melawan ke insecurenya itu dengan susah payah, walau reeva selalu tersenyum, dara tahu jauh di dalam hatinya, reeva pasti sedih selalu di bandingkan dengan rania, kakaknya.
"udah deh..nggak usah sedih, kamu tuh istri salah satu pria yang paling diminati di negara ini, kamu itu menantu keluarga dan grup yang menjadi salah satu pilar ekonomi negara kita ree..., kak nia nggak ada apa-apanya di bandingkan ama kamu saat ini, begitu juga mas arka, bagai seekor semut kalau mau di bandingkan dengan suami kamu" dara menyemangati reeva yang langsung tersenyum manis mendengar ucapannya.
"makasih ra, kamu emang sahabat terbaikku!"
"nggak usah gombal deh, kamu tetap di hukum karena menyembunyikan hal sebesar ini dari aku" omel dara menyeruput ice lime teanya. Matanya masih melotot gemas.
"kamu traktir jajan siang aku selama seminggu"
"hahahaha" reeva tergelak lucu, hukumannya sesuai dengan minat besar dara, makan.
"oke deh.., aku jabanin, aku jadiin sebulan aja yah" dara membeliak bahagia, mulutnya yang sedang mengunyah terlihat lucu menggembung, gadis agak gemoy itu menunjukkan 2 ibu jarinya dengan semangat.
"tapi ree, aku tulus mendoakan kebahagiaanmu, kamu berhak bahagia ree"
"terima kasih ra.., kamu memang sahabat terbaikku" mata reeva berkaca-kaca, tangannya mengenggam lembut jemari dara, dara mengangguk mantap dengan senyum manisnya.
"Allah itu adil ree, disaat kamu merasa kasih sayang keluargamu tumpah untuk rania, tuhan memberimu ganti kasih sayang yang nggak pernah kamu rasakan itu dengan seorang suami yang luar biasa. Tidak semua orang bisa memiliki takdir baik sepertimu, kamu tahu itu ree?"
"aku tahu ra, dan aku bersyukur untuk itu, hal yang paling kusyukuri juga saat ini memiliki sahabat baik sepertimu" ujar reeva dengan raut wajah bersyukurnya.
"ehh..ree, karena elo udah menikah, nayaka buat gue aja yah" reeva tergelak lucu, celetukkan dara memang selalu absurd, gadis manis berhijab itu, juga tergelak lucu.
"buat kamu?, emang nayakanya doyan?"
"buset dah, dikata kita ini seblak apa?" dara semakin terbahak, wajah manisnya yang tertawa terlihat cantik, reeva juga masih tertawa.
"tapi ra, kalau ternyata barangnya nggak sebagus yang kamu bayangkan, kamu nggak boleh retur yah, dan nggak bisa minta uang kembali"
"hahahha...." tawa mereka pecah, dan dengan reflek reeva menutup mulutnya begitu melihat beberapa pengunjung cafe melirik terkejut menatap kesel ke arah mereka.
"udah ra.." pinta reeva tersenyum malu, reeva memberi isyarat telunjuknya di bibir. Pandangan para pengunjung membuatnya malu.
"oke deh..., bini sultan" celetuk dara asal, reeva menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tersenyum. Sahabatnya ini memang paling pintar mencari istilah-istilah aneh.
Mereka bergandengan berjalan menuju kampus, canda tawa dan gelak tawa masih terdengar dari bibir dara yang memang sangat usil.
Bersambung...