Sistem: Games Novel

“Siapa yang aku bunuh?” tanyaku polos.

“Yang Mulia Permaisuri di racuni, saat ini beliau masih belum sadarkan diri dan Anda adalah tersangkanya.” Jelas salah satu penjaga.

“Apa maksud kalian, sejak pagi aku di tempat latihan bersama Yang Mulia dan Tuan Mu. Tunggu, apa Xiao Ya pelakunya?”

“Silahkan Yang Mulia Selir ikut dengan kami, Anda bisa menjelaskan segalanya saat Interogasi berjalan.”

Aku dibawa oleh mereka dan di masukkan kedalam tahanan. Brengsek, lengah sedikit saja aku telah masuk kedalam jebakan Selir Jiang dan Xiao Ya, sekarang aku harus bagaimana?

“Si Imut, bukankah kau mengawasi pergerakan Xiao Ya, kenapa ini semua bisa terjadi?”

“Nona, peta ini hanya menampilkan pergerakannya aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan.”

“Ck, kau benar. Sekarang bagaimana caranya aku bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah?”

Ding dong! Misi Level B telah aktif!

“Misi? Ck, kenapa harus sekarang,” aku berdecak pelan.

SILAHKAN PEMAIN MENYIAPKAN DIRI UNTUK MENERIMA MISI.

MISI KALI INI ADALAH, MENGALAHKAN SELIR JIANG! HADIAH MISI 2000 POIN, DURASI WAKTU 3 HARI. SILAHKAN PEMAIN MULAI MENJALANKAN TUGAS, JIKA MISI GAGAL AKAN MENDAPAT HUKUMAN DAN PEMBATALAN HADIAH MISI. SAMPAI JUMPA LAGI, SEMOGA HARIMU MENYENANGKAN!

“Si Imut hukuman apa yang akan aku dapat jika misi ini gagal?”

“Satu, pembatalan hadiah misi. Dua, tombol penghentian waktu akan nonaktif untuk satu Minggu, ke tiga, mungkin Nona akan hidup dalam penjara selamanya, atau kemungkinan yang terparah adalah hukuman mati, jika Nona terbukti bersalah.” Penjelasan si Imut membuat aku sedikit merinding.

“Kalau begitu Misi kali ini adalah untuk hidup dan matiku di dunia ini, benar?”

“Ya itu benar Nona! Jadi Misi kali ini tidak boleh gagal, kalau tidak–,”

Klontang!

Suara rantai besi di buka, membuat aku sontak terdiam pun pemandu Sistem kecilku itu, beruntung mereka tidak bisa melihat si Imut jadi dia tetap aman meski tetap disini.

Tiga orang penjaga masuk, yang satu membawa tali dan kursi. Aku menelan salivaku, darahku berdesir, aku harap mereka tak menginterogasi sambil menyiksaku itu saja.

“Silahkan yang Mulia duduk disini,” ucapnya setelah meletakkan kursi itu di lantai.

Aku menatap was-was pada mereka, namun aku tetap menurut dan duduk disana, salah satu dari mereka lalu mengikat tanganku ke belakang.

Plak...!!

Aku terkejut karena dia melayangkan cambuk, namun bukan padaku, tapi lantai yang kami pijak.

“Yang Mulia, mohon kerjasamanya.”

Aku mengangguk pelan, “Apa benar pelayan yang bernama Xiao Ya itu pelayan Yang Mulia?”

“I-iya,” sahutku gugup.

Plak...!

Dia kembali menghempaskan cambuk itu ke lantai, membuat aku meringis, kena sedikit saja pasti sakit sekali.

“Apa Anda menyuruhnya untuk meracuni Permaisuri?”

“Tidak. Untuk apa aku menyuruhnya melakukan itu.” Tegasku.

Interogasi berjalan cukup lama, mungkin sekitar satu atau dua jam, tapi beruntung mereka tak sampai menyiksaku, mereka hanya bertanya dimana akau di jam Permaisuri di racuni dan apa yang tengah aku lakukan.

Malam semakin larut, disini terasa begitu dingin, aku memeluk lututku untuk menjaga agar tubuhku tetap hangat.

Krek... Tap...Tap...Tap...

Suara langkah kaki seseorang, cepat namun samar, aku memicingkan telinga, takut jika itu orang jahat suruhan Selir Jiang, dari yang aku lihat di film-film tentang kerajaan disaat seperti ini akan ada pembunuh yang datang.

‘Tidak, aku tidak boleh mati di tempat ini. Aku masih belum menerbitkan buku Novel versi cetak jadi aku harus tetap hidup.’