Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 32 - Dia Menyayangiku?
Meisya tengah melihat berita rencana pernikahan Kenzo dan Bianca yang makin tersebar di media. Bahkan kini berita tersebut semakin tranding di media sosial yang sangat populer. “Apa Kenzo berniat mempoligami aku di saat aku sedang mengandung anaknya?” Meisya jadi kepikiran. Karena terlalu memikirkannya, membuat perutnya jadi terasa keram dan sakit.
“Kenapa perutku mudah sekali sakit kalau aku banyak pikiran?” Meisya berucap lirih sambil menahan rasa sakit yang teramat pada perutnya. Berusaha untuk tenang, Meisya mengatur nafas secara berulang.
“Aku harus ingat pesan dari dokter supaya gak banyak pikiran.” Meisya mengingatkan dirinya agar tak menyesal nantinya.
Dua hari berlalu semenjak berita itu viral di media, Kenzo belum pernah menemui Meisya. Dia disibukkan dengan jadwal manggung dan urusan keluarga yang tidak kunjung selesai.
“Kalau kamu mau menikah tak masalah. Tapi lepaskan karir kamu sebagai penyanyi!” Perkataan Papa Firman yang terdengar tak ingin ada bantahan membuat Kenzo kesal bukan main hingga membuatnya jadi kepikiran setiap waktu.
“Kenapa papa selalu memintaku harus jadi apa yang papa mau. Bukan seperti yang aku mau?!” Kenzo rasanya kesal bukan main. Ingin sekali rasanya dia mengamuk untuk menyalurkan rasa kesal di dalam hatinya. Meski hanya sebentar berbicara lewat panggilan telefon dengan papanya, tapi berhasil menguji kesabarannya. Kenzo bahkan dibuat tak bisa membantah perkataan papanya.
Menghela nafas, Kenzo berusaha untuk tenang. Dia tak ingin karena terlalu banyak pikiran membuatnya jadi semakin lama mengabaikan Meisya.
Pagi itu, Kenzo baru saja kembali dari luar kota. Untung saja kemarin dia tidak manggung denan Bianca hingga pagi itu dia pulang sendiri dan bisa langsung pergi ke apartemen Meisya untuk bertemu dengan Meisya.
“Kalau menurut jadwal, seharusnya Meisya ada di apartemen sekarang.” Gumam Kenzo. Dia berharap tebakannya benar. Selama berada di perjalana. Menuju apartemen, Kenzo menunggu Meisya membalas pesan darinya. Namun, jangankan dibalas. Pesan darinya saja masih belum terkirim pada Meisya.
Tok
Tok
Tok
Bunyi ketukan pintu membuat Meisya yang sedang berusaha untuk memasak terhenti. Sambil menahan rasa mual, Meisya beranjak membukakan pintu.
“Apa Mbak Eva yang datang bertamu?” Meisya sama sekali tidak kepikiran jika Kenzo yang datang. Karena dari yang ia ketahui, pria itu sedang berada di luar kota sekarang.
Ceklek
Pintu apartemen terbuka. Meisya dibuat kaget melihat sosok Kenzo berdiri di depannya.
“Kenzo, kamu ngapain ke sini?” Spontan Meisya bertanya seperti itu.
Kenzo mengerutkan dahi. “Pertanyaan kamu aneh banget, Mei. Memangnya harus ada pertanyaan kenapa suami pulang untuk menemui istrinya? Apa lagi pulang ke rumahnya sendiri?”
Meisya tertegun mendengarnya. Kenapa Kenzo sudah menanamkan pada dirinya sendiri jika dia adalah suami bagi Meisya? Sungguh tidak biasa dan membuat Meisya gugup saja jadinya.
“Gimana keadaan kamu dan anak kita. Baik-baik aja kan, Mei?” Tanya Kenzo. Raut wajahnya kini nampak penuh kekahwatiran. Kenzo memang selalu khawatir dengan kondisi Meisya di saat jauh dari dirinya.
“Aku pikir seharusnya kamu gak sering datang ke sini. Karena bisa aja ada orang lain yang mengetahuinya dan membuat rencana pernikahan kamu dan Bianca berantakan nantinya.” Bukannya menjawab, Meisya justru membahas hal lain.
Kenzo diam. Menatap dalam kedua bola mata Meisya. Tidak seperti biasanya, kali ini Meisya tidak berani menatap kedua bola mata Kenzo. Dia gugup dan memilih mengalihkan pandangan ke arah lain.
“Kamu marah sama aku, Mei?” Tanya Kenzo.
“Marah. Untuk apa aku marah?” Tanya Meisya tanpa melihat wajah Meisya.
“Kalau kamu gak marah, kenapa gak lihat wajah aku?” Tanya Kenzo lagi.
Meisya menghela nafas dan berusaha melihat wajah Kenzo meski sulit. “Aku gak marah. Aku cuma mau ada batasan di antara kita. Karena aku gak mau rencana kamu untuk menikah sama Bianca jadi berantakan. Aku ingin kalian bisa menikah tanpa ada drama.” Jelas Meisya.
“Aku gak akan menikah dengan Bianca selama kita masih menikah, Mei. Kalaupun aku menikahinya nanti, setelah satu tahun setelah anak kita lahir.”
“Apa?!” Meisya terkesiap mendengarnya. Kenapa jawaban Kenzo sama sekali tidak sesuai dengan pemikirannya?
“Aku mau setelah anak kita lahir nanti, aku bisa memberikan perhatian padanya tanpa beban karena memikirkan pernikahan aku dan Bianca.”
“Kamu ini bicara apa, Ken? Bukannya kita udah sepakat buat berpisah setelah anak kita lahir nanti?!”
Kenzo mengangguk. “Aku tahu itu. Meski kita berpisah nanti, tapi aku tetap tak ingin langsung menikahir Bianca.”
Meisya merasa tak habis pikir dengan jalan pemikiran Ken. Tanpa peduli dengan kebingungan Meisya, Kenzo melangkah masuk begitu saja ke dalam apartemen.
“Kamu masak, Mei?” Tanya Kenzo. Dia kaget karena melihat dapur dalam kondisi cukup berantakan
Meisya tak mendekati Kenzo yang berada dekat dengan dapur. Entah mengapa dia merasa mual meski hanya melihat bahan masakan saja
“Ya, aku lapar banget dan gak ada stok makanan di kulkas. Jadi aku ingin masak aja dari pada beli terus.”
Kenzo mengalihkan pandangan dari dapur ke arah Meisya. “Bukannya kamu masih mual cium aroma masakan? Kenapa masih keras mau masak?”
Meisya diam. Bukan karena tak bisa menjawab. Tapi karena rasa mualnya makin menjadi.
Kenzo yang memahami apa yang Meisya rasakan menghela nafas. “Lebih baik sekarang kamu duduk. Biar aku yang lanjutin masaknya.”
“Tapi, Ken. Kamu baru sampai dari luar kota.”
Kenzo sama sekali tidak peduli. Dia tetap saja melanjutkan kegiatan memasak Meisya. Meminta Meisya untuk tetap diam di posisinya dan membiarkannya yang bekerja sendiri.
“Kalau kamu terus seperti ini, aku takut gak bisa lepas dari kamu, Ken. Aku juga merasa kalau aku udah mulai tergantung dan jatuh hati sama kamu.” Gumam Meisya.
Sebenarnya Meisya juga tidak mengerti kenapa dia bisa seperti itu. Karena selama ini dia sangat sulit untuk jatuh hati pada pria. Bahkan dia paling anti jatuh hati pada kekasih orang lain.
Bukan hanya Meisya, sebenarnya Kenzo juga merasakan hal yang sama. Dia merasa ada perasaan yang berbeda setiap kali tak bertemu dan bertemu dengan Meisya. Bahkan perasaannya lebih aneh dibandingkan saat bersama dengan Bianca.
“Ken, aku harap setelah ini kita bisa saling menjaga jarak.” Kata Meisya tiba-tiba di saat baru saja selesai menyantap makanan yang Kenzo buat.
“Kenapa, Mei?” Tanya Kenzo. Dia cukup kaget mendengar permintaan Meisya barusan.
Meisya menghela nafas. “Aku gak mau Bianca sampai salah paham jika dia mengetahui kedekatan kita, Ken. Aku juga gak mau tergantung sama kamu meski kamu adalah suamiku sekarang.”
Tatapan mata Kenzo nampak tajam menatap wajah Meisya. “Jangan pernah memintaku untuk melakukan hal yang tidak mungkin aku lakukan, Mei. Selama kamu masih menjadi istriku, selama itu pula sikapku akan seperti ini. Aku akan menyayangi kamu dan anak kita. Bukan hanya itu saja, kamu dan anak kita akan selalu menjadi prioritasku!” Tegas Kenzo yang berhasil membuat Meisya bungkam.
“Sayang? Dia menyayangiku juga? Bukan hanya pada anak kami saja?”
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
Kenzo membela meisya bianca menuduh meisya, pdhal kenzo dan meisya sama2 terpengaruh obat merasa pd saat melakukannya....
Meisya terpaksa menikah sirih sm kenzo sudah hamidun....
Bianca merasa meisya merebut kenzo darinya.....
lanjut..
tambah seru
Bianca mendapati Kenzo sedang bersama Meisya.