NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Amrita Blanco

Nikah Paksa Amrita Blanco

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:52.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Amrita Blanco merupakan gadis bangsawan dari tanah perkebunan Lunah milik keluarganya yang sedang bermasalah sebab ayahnya Blanco Frederick akan menjualnya kepada orang lain.

Blanco berniat menjual aset perkebunan Lunah kepada seorang pengusaha estate karena dia sedang mengalami masalah ekonomi yang sulit sehingga dia akan menjual tanah perkebunannya.

Hanya saja pengusaha itu lebih tertarik pada Amrita Blanco dan menginginkan adanya pernikahan dengan syarat dia akan membantu tanah perkebunan Lunah dan membelinya jika pernikahannya berjalan tiga bulan dengan Amrita Blanco.

Blanco terpaksa menyetujuinya dan memenuhi permintaan sang pengusaha kaya raya itu dengan menikahkan Amrita Blanco dan pengusaha itu.

Namun pengusaha estate itu terkenal dingin dan berhati kejam bahkan dia sangat misterius. Mampukah Amrita Blanco menjalani pernikahan paksa ini dengan pengusaha itu dan menyelamatkan tanah perkebunannya dari kebangkrutan.

Mari simak kisah ceritanya di setiap babnya, ya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Bertemu Seseorang Di Kantin

Suasana di tanah perkebunan Luhan terlihat sepi sejak adanya insiden tewasnya salah satu pekerja disana.

Denzzel membawa Amrita ke kantin sesuai permintaannya. Dan keduanya sedang melihat-lihat bangunan kantin yang disegel itu.

"Nona Amrita...", panggil suara seseorang.

Amrita segera menoleh ke arah suara tersebut, dia melihat seorang wanita pemetik buah sedang berdiri di depan kantin.

"Ya...", sahutnya ramah namun Denzzel menahan langkah kaki Amrita agar dia maju lagi.

Tampak seorang wanita berbaju khas pekerja perkebunan dengan topi lebarnya serta kain celemek di depan dada berdiri menghadap lurus ke arah Amrita bersama Denzzel.

Wanita pekerja itu berkata lagi kepada Amrita Blanco.

"Saya mendengar kabar bahwa anda menikah di ibukota dengan pengusaha estate terkenal disana, apakah benar berita itu, nona Amrita", kata wanita pemetik buah.

"Ya, benar, kabar itu memang benar adanya, maafkan saya yang tidak sempat mengabari kabar bahagia ini", sahut Amrita dengan senyum manisnya.

"Akhirnya anda dapat bertemu pengusaha estate itu bahkan anda berhasil menikahinya sesuai keinginan nyonya Pamela yang mengatakan dia akan membawa nona bersamanya ke ibukota", kata wanita pekerja itu.

Amrita merasa tidak enak hati pada Denzzel Lambert yang berada disisinya, apalagi kata-kata pekerja buah itu membuat risih Amrita.

"Waktu itu sebelum nyonya Pamela hendak pergi menemui pengusaha estate atas anjuran teman saya, supaya ke ibukota, meminta bantuan pengusaha kaya raya itu", lanjut pekerja buah.

"Bagaimana kalian mengenal pengusaha estate terkenal itu ?" tanya Amrita sembari menautkan alisnya.

"Kami mendengar selentingan kabar dari beberapa orang pekerja diluar perkebunan bahwa mereka mengetahui ada seorang pengusaha estate paling terkenal dan terkaya di ibukota yang menyukai kebun dan tanaman", sahut wanita pekerja kebun.

"Dan kalian menyarankan pada Pamela untuk menemuinya, begitu ?" tanya Amrita.

Amrita memandang dengan wajah serius ke arah wanita pekerja di depannya.

"Kenapa kalian bisa menyarankan tanah perkebunan Luhan pada Pamela untuk menjualnya tanpa sepengetahuanku dulu ?" tanya Amrita dingin.

"Masalahnya bukan saya yang menyarankan pada nyonya besar untuk menjual tanah perkebunan Luhan pada pengusaha estate di ibukota melainkan teman satu kerja dengan saya yang memberi saran", sahut wanita pemetik buah.

"Siapa orangnya, dia juga bekerja di tanah perkebunan Luhan ini sama denganmu ?" tanya Amrita yang masih berdiri agak jauh dari posisi wanita pemetik buah itu.

"Namanya Clover, dia salah satu pekerja disini", sahut wanita itu.

"Kau tahu dimana alamat rumahnya ?" tanya Amrita.

Denzzel menarik tangan Amrita supaya perhatian istrinya teralihkan kepadanya.

"Untuk apa kamu menanyakan alamat rumahnya, kurasa tidak penting", sambungnya.

"Aku hanya ingin memastikan saja, apa benar Clover berkata pada Pamela seperti yang diceritakan oleh pekerja ini", sahut Amrita mencoba menjelaskan pada Denzzel.

"Aritnya kau tidak mempercayainya ?" tanya Denzzel.

"Tidak juga, aku ingin mendapatkan sebuah bukti dan mencari tahu alasan dibalik niat Pamela membawaku ke ibukota, berdalih untuk menemuimu", sahut Amrita.

"Kau meragukannya", kata Denzzel.

"Mungkin saja aku meragukan ucapan Clover maupun ucapan pekerja ini, tidak ada yang namanya kita bisa mempercayai seseorang dengan mudahnya apalagi kita baru mengenalnya", ucap Amrita.

"Tidak sepertiku terhadapmu karena aku percaya pada ketulusanmu itu, Amrita", sahut Denzzel.

"Itu sangat bagus jika kau menaruh rasa kepercayaan yang besar terhadapku selama aku memang jujur padamu, Lambert", ucap Amrita.

Amrita mengedipkan salah satu matanya ke arah Denzzel.

"Tapi kau juga tidak bisa mudah percaya pada pasanganmu", lanjutnya.

"Mengapa ?" tanya Denzzel.

"Kau tahu suatu hal terpenting saat ini, bahwa ada dua kemungkinan yang ada di dunia ini sewaktu-waktu terjadi pada kita", sahut Amrita.

"Apa itu, kalau aku boleh tahu, Amrita ?" tanya Denzzel.

"Tuhan memberikan seorang suami pada kita tapi suami hanyalah sebuah titipan", sahut Amrita.

"Bagaimana bisa status seorang suami hanyalah sebuah titipan dari Tuhan ?" kata Denzzel semakin bingung.

"Kau mau tahu maknanya dari arti suami itu untuk seorang istri", sahut Amrita.

"Ya, katakanlah padaku", jawab Denzzel dengan anggukkan ringan.

"Status suami itu adalah titipan karena jika tidak diambil perempuan tidak tahu malu lainnya, ya, kemungkinan diambil oleh Tuhan !" sahut Amrita.

Denzzel lantas terdiam, hanya memandang kaku ke arah Amrita sedangkan wajahnya terbungkus oleh topeng kain hitam seluruhnya.

Terlihat dari sorot mata Denzzel jika dia sedang malas untuk menanggapi bantahan Amrita padanya, dan dia lebih memilih diam.

Mungkin saat ini, Denzzep merasa lelah harus bersilat lidah dengan Amrita.

Amrita menoleh ke arah wanita pemetik buah yang berbicara dengannya tadi.

Pada saat perhatian Amrita kembali tertuju pada pekerja perkebunan itu, ternyata wanita yang mengaku dirinya sebagai pemetik buah disini telah pergi.

Amrita tertegun diam ketika dia tidak lagi menjumpai kehadiran wanita pemetik buah itu di depannya.

"Mana dia ???" tanyanya keheranan sembari mencari-cari jejak pekerja itu.

Namun Amrita tidak menemukan sosok wanita pekerja perkebunan di area sekitar kantin.

"Ternyata dia sudah pergi...", kata Amrita.

"Siapa yang kau maksudkan itu ?" sahut Denzzel.

"Apa kau tidak melihat barusan, sosok wanita pemetik buah disini yang berbicara denganku semenit yang lalu, Lambert ?" tanya Amrita.

Denzzel masih terdiam saja, tidak ingin mengatakan apa-apa mengenai wanita pekerja itu pada istrinya, Amrita.

"Amrita, kita pergi saja dari sini", sahut Denzzel lalu memeluk pinggang Amrita.

"Apa kau benar-benar tidak melihatnya ? Wanita yang barusan bicara dengan kita, Denzzel ?" tanya Amrita saat Dennzel menariknya menuju motor royal enfield milik mandor Tobin.

"Ya, aku melihatnya", sahut Denzzel.

"Benarkah kau melihat wanita itu ?" tanya Amrita.

"Ya, aku melihatmu bicara dengan angin", sahut Denzzel.

"Jangan menggodaku, Lambert !" ucap Amrita sembari memukul pelan ke arah dada Denzzel ketika mereka berjalan pergi dari kantin.

"Untuk apa aku menggodaku, aku berkata sungguh-sungguh padamu, Amrita", sahut Denzzel.

"Kau bohong, Lambert !" ucap Amrita mulai merasa dipermainkan oleh Denzzel.

"Jangan banyak bergerak, perhatikan langkah kakimu, kau tidak ingin kakimu terkilir lagi seperti kemarin", kata Denzzel.

"Kau sengaja mengolok-olokku !" sahut Amrita kesal.

"Mana mungkin aku berterus terang padamu dengan mengatakan bahwa kita sedang berbicara dengan hantu, bukankah itu paranoid namanya", kata Denzzel.

"Apa ?!" ucap Amrita tersentak kaget seraya melotot tajam.

Amrita mengalihkan pandangannya kepada suaminya, termenung sejenak lalu berkata kembali.

"Hantu ?!" tanyanya.

"Tidakkah kau perhatikan wajahnya yang mirip dengan pekerja yang mati itu, seharusnya kamu menyadarinya sejak tadi, Amrita", kata Denzzel.

Tiba-tiba dentuman keras langsung menghujam ke dalam kepala Amrita setelah mendengar kata-kata Denzzel.

Seluruh pandangan mata Amrita mendadak berubah gelap gulita sedangkan kepalanya terasa pening bahkan perutnya seperti diaduk-aduk, sedetik kemudian, Amrita jatuh terkulai pingsan.

Ulah Amrita itu semakin membuat Denzzel kerepotan sehingga dia terpaksa berhenti.

"Amrita, sadarlah !" ucap Denzzel, ditepuknya pelan pipi Amrita yang dingin.

Amrita benar-benar tidak sadarkan diri, dia terpejam rapat bahkan tidak bergerak sama sekali.

"Amrita...", panggil Denzzel.

Denzzel menyadari bahwa istrinya sedang pingsan sekarang akibat candaan ucapannya pada Amrita yang menyebut wanita pekerja itu adalah sosok hantu.

"Sial...", gumamnya masih dengan suara paraunya sambil mendongak ke atas.

Denzzel mengangkat badan Amrita menuju motor royal enfield yang terparkir tak jauh darinya, sesampainya di dekat motor, ditaruhnya tubuh Amrita yang lemas karena pingsan ke atas dudukan motor sedangkan Denzzel sendiri naik, untuk menyetir kendaraan roda dua itu kembali ke bungalow.

1
Anonymous
up....
Anonymous
🍜
Anonymous
cerita misteri nih sama dengan protagonis prianya...
Bianca Nadia
next
Bianca Nadia
luar biasa
Reny Rizky Aryati, SE.
🧑‍🌾🧑‍🌾🧑‍🌾🧑‍🌾
Reny Rizky Aryati, SE.
/Casual//Casual//Casual//Casual/
Anonymous
/Good//Good//Good//Good/
Anonymous
/Ok/
Anonymous
🧑‍🤝‍🧑
Anonymous
/Doge//Doge//Doge/
Anonymous
/Gift//Gift//Gift/
Anonymous
/Pray//Pray//Pray/
Anonymous
/Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
Anonymous
/Coffee//Coffee//Coffee//Watermalon/
Anonymous
👩‍❤️‍💋‍👨
Anonymous
🧑‍⚕️🏨
Anonymous
/Rose//Rose//Rose/
Anonymous
🏞️🌳🌳🌳🍒🍎🍓🍊🍑🥝🍋🥭🍇🫐
Anonymous
/Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!