NovelToon NovelToon
Suami Suka Selingkuh (S3)

Suami Suka Selingkuh (S3)

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Balas Dendam / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

"Aku istrimu, Aditya! Bukan dia!" Aurelia menatap suaminya yang berdiri di ambang pintu, tangan masih menggenggam jemari Karina. Hatinya robek. Lima tahun pernikahan dihancurkan dalam sekejap.

Aditya mendesah. "Aku mencintainya, Aurel. Kau harus mengerti."

Mengerti? Bagaimana mungkin? Rumah tangga yang ia bangun dengan cinta kini menjadi puing. Karina tersenyum menang, seolah Aurelia hanya bayang-bayang masa lalu.

Tapi Aurelia bukan wanita lemah. Jika Aditya pikir ia akan meratap dan menerima, ia salah besar. Pengkhianatan ini harus dibayar—dengan cara yang tak akan pernah mereka duga.

Jangan lupa like, komentar, subscribe ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Bahaya yang Mengintai

"Kamu yakin dia masih di sini?" tanya Reyhan, suaranya tajam saat ia menuruni anak tangga darurat di sisi barat rumah sakit.

Raka yang berjalan di belakangnya hanya mengangguk. "Aku yakin. CCTV lantai dua menangkap sosok berjaket hitam itu masuk ke lorong yang menuju kamar Aditya. Tapi kamera di lorong itu—mati."

Reyhan mengeratkan rahang. Ia tahu ini bukan sekadar kebetulan. Seseorang, entah siapa, mencoba menerobos sistem rumah sakit hanya untuk menyelinap ke ruangan tempat Aditya dirawat. Sejak kondisi Aditya lumpuh, aura ketegangan di sekelilingnya tak kunjung surut.

Sementara itu, di dalam ruangan, Aurelia duduk di sisi ranjang Aditya. Tangannya merapikan selimut yang sedikit tergeser.

"Kau harus kuat... Bukan demi aku, tapi demi semua yang pernah kau rusak dan kau lupakan," bisiknya lirih, namun penuh luka.

Tiba-tiba, suara gaduh terdengar dari luar.

BRAAAKK!!

Pintu ruangan terbuka lebar. Seorang pria berpakaian serba hitam, mengenakan topi dan masker, menerobos masuk dengan cepat sambil membawa sesuatu di balik jaketnya.

"AURELIA, TIARAP!" teriak Reyhan sambil menerjang dari belakang pria itu.

Raka menyusul, menahan pria itu ke lantai. Perlawanan terjadi. Tangan si penyerang hampir saja menyentuh benda seperti jarum suntik kecil yang disembunyikan di balik jaketnya.

"Itu racun neuro!" teriak Raka saat berhasil merebutnya.

Aurelia terdiam membeku. Ia menggenggam tangan Aditya yang masih terbaring tak berdaya. Air matanya tumpah perlahan.

"Kau... kenapa mereka masih menyerangmu? Apa belum cukup semua ini?" desisnya lirih.

Tim keamanan rumah sakit masuk, diikuti polisi. Sosok bertopeng itu diborgol dan digiring keluar.

"Kami akan periksa identitasnya, Bu. Tapi tampaknya ini bukan orang biasa. Gerakannya terlalu terlatih," kata salah satu petugas.

Reyhan mendekat. "Dia bukan bekerja sendiri. Ada dalangnya. Dan aku curiga Vania bukan satu-satunya."

Sore menjelang malam. Raka dan Reyhan mengamankan semua rekaman CCTV. Namun satu hal aneh tertangkap.

"Lihat ini," kata Reyhan sambil menunjuk layar laptopnya. Di salah satu rekaman sebelum sistem mati, terlihat Vania tengah berbicara dengan seseorang yang wajahnya tertutup syal merah tua.

"Dia lagi! Sosok bersyal itu juga muncul waktu ledakan di parkiran dulu," kata Raka tegang.

Di tempat berbeda, di sebuah ruangan remang dan penuh layar, seseorang menonton semua itu dari kejauhan.

"Mereka mulai curiga... Tapi itu baru permulaan," gumamnya. Di sampingnya, Vania berdiri dengan wajah letih tapi matanya menyala dendam.

"Aditya harus membayar. Dan Aurelia harus lenyap... demi anak ini."

Tangan Vania menyentuh perutnya yang mulai membesar.

Kembali ke rumah sakit.

Aurelia berjalan menuju taman di belakang bangunan utama. Ia butuh udara. Butuh ketenangan. Namun baru beberapa langkah, Reyhan menghampirinya.

"Kau tidak boleh sendiri. Orang-orang itu masih di luar sana."

Aurelia menatapnya. Wajahnya lelah tapi tatapannya tajam.

"Mereka boleh menyerang dari mana saja... Tapi aku juga punya kekuatan: kebenaran, dan semua bukti yang akan menghancurkan mereka."

Reyhan mengangguk. Tapi sebelum mereka kembali ke dalam, ponsel Reyhan berbunyi.

Sebuah video dikirim dari nomor tak dikenal.

Dalam video itu terlihat kamar rumah sakit kosong—tapi di sudut ruangan, bayangan seseorang bersyal merah terlihat mengendap-endap.

"Dia masuk lagi... malam ini," bisik Reyhan. Matanya menyipit.

Dan di akhir video, satu pesan muncul dalam teks putih:

"Lain kali, tidak akan gagal. Dan tidak akan ada pengampunan."

Aurelia menatap layar itu. Hatinya berdebar tak menentu.

"Siapapun kau... aku akan menemukanmu. Dan kali ini, aku takkan diam."

Hujan deras mengguyur halaman rumah sakit sore itu, menciptakan bayangan yang samar di balik jendela kaca ruang rawat Aditya. Aura ketegangan belum juga surut setelah insiden sebelumnya. Aurelia duduk diam di samping tempat tidur Aditya yang masih dalam pemulihan. Luka-lukanya telah ditangani, namun trauma yang tertanam dalam dirinya belum hilang. Pandangannya kosong, tak lagi menyiratkan kemarahan, melainkan kehampaan.

Di luar kamar, Reyhan dan Raka berjaga. Komunikasi keduanya singkat, namun padat makna.

"Kita tak boleh lengah sedikit pun, Rey," ucap Raka pelan sambil memperhatikan monitor CCTV dari tablet di tangannya.

Reyhan mengangguk. "Mereka mencoba lagi. Pihak Vania belum selesai. Ada seseorang yang jauh lebih besar dari sekadar wanita itu yang menggerakkan semua ini."

Tiba-tiba, alarm darurat kembali menyala. Tapi kali ini tak seperti sebelumnya. Ledakan kecil terdengar dari arah taman belakang rumah sakit.

"Bang!"

Reyhan dan Raka langsung bereaksi. Mereka berlari ke arah sumber suara, sementara Aurelia segera memanggil perawat untuk mengamankan Aditya.

Namun saat itu terjadi, sosok bertudung merah kembali terekam kamera—kali ini lebih jelas. Wajahnya masih tersembunyi, namun posturnya mencurigakan. Ia tak tampak panik, justru berjalan tenang menjauh dari lokasi ledakan.

"Kita harus tangkap dia kali ini," seru Raka sambil mempercepat langkahnya.

Namun saat mereka mengejar, sosok itu seolah lenyap di antara lorong-lorong sempit dan lorong perawatan pasien. Jejaknya kembali menghilang. Tak satu pun dari kamera berhasil menangkap ke mana ia kabur.

Sementara itu, Aurelia yang tetap tinggal bersama Aditya mendengar suara seseorang memanggil dari balik pintu.

"Nyonya Aurelia... kiriman untuk Anda."

Aurelia membuka pintu dan menerima amplop coklat besar. Tidak ada nama pengirim. Di dalamnya, terdapat satu foto yang mencengangkan: foto Vania bersama sosok bertudung merah—tengah berbicara dengan seseorang di kursi roda yang tidak lain adalah...

"Pak Surya?" bisik Aurelia, gemetar.

Reyhan dan Raka kembali dengan napas terengah. Reyhan segera melihat isi amplop itu.

"Ini... mustahil. Pak Surya sudah meninggal. Aku sendiri menyaksikannya..."

Aurelia menggeleng. "Tapi ini foto yang baru. Latar belakangnya... itu ruang konsultasi khusus rumah sakit mental di Swiss."

Raka membeku. "Apa mungkin... beliau tidak benar-benar meninggal?"

Ketiganya saling berpandangan. Lalu ponsel Aurelia berbunyi.

Nomor tak dikenal.

Dengan tangan bergetar, Aurelia mengangkat. Sebuah suara berat terdengar dari seberang.

"Kalian semua hanya bidak di papan catur. Kalian pikir ini tentang balas dendam? Tidak, Aurelia. Ini tentang kekuasaan... dan semua yang pernah merasa menang... akan jatuh, satu demi satu."

Klik.

Panggilan terputus.

Sementara di ruang lain, seorang perawat berlari panik ke arah ICU.

"Pasien di ruang 15! Dia menghilang! Aditya tidak ada di tempat tidur!"

Aurelia, Reyhan, dan Raka langsung berlari menuju ruangan.

Namun saat mereka tiba, tempat tidur itu kosong... dan di atasnya hanya ada satu benda:

Syal merah.

(BERSAMBUNG KE BAB SELANJUTNYA)

1
Azahra Rahma
aku pusing lama² bacanya
Ah Serin
aditya dan karina sampah lebih baik mati. lanjut lagi
ziear: tunggu besok pagi kelanjutannya ya...
total 1 replies
Ria Karyawati
lanjut thor
Katherina Ajawaila
Luar biasa
ziear: terima kasih kak
total 1 replies
Katherina Ajawaila
awal cerita yg menarik, gemes kalau ada yg berbau pelakor atau pebinor🧐
ziear: sama kak, makanya aku angkat cerita ini
total 1 replies
Uthie
Thor... maaf sebelumnya, ada beberapa bagian yg suka bingung sy bacanya 😬🙏

kadang dituliskan "Aurelnya pergi meninggalkan ruangan tsb dengan Anggun"

Namun.. berlanjut, kalau Aurel masih ada kembali diruangan tsb 😁😁🙏
ziear: sesaat sebelum ia pergi menoleh lagi kak, blum benar benar keluar dari sana kak🙏
total 1 replies
Uthie
emang harus digituin laki2 peselingkuh 😏
ziear: di mentokin dan kumpukulin para pelakornya😁😁
total 1 replies
Uthie
Langsung jatuh hati saat awal mampir nya 👍👍👍👍
ziear: terima kasih kak🙏
total 1 replies
Uthie
Seruuuu.... saat si wanitanya bisa membalikkan keadaan dari pengkhianatan tsb 👍👍🤩
ziear: kekuatawan wanita jaman now kak🤗
total 1 replies
Uthie
sukurin.. pekor dibalas Pelakor lain nya lagiiii 😝
ziear: 🔥🔥🔥 siapa yg main api kebakar😁
total 1 replies
Uthie
Mampir untuk cerita yg selalu menguras emosi jiwa soal Pengkhianatan 👍😆
ziear: oke kak, semoga suka
total 1 replies
stela aza
rubes
ziear: artinya apa kak rubes?😁
total 1 replies
mama
bilang ny mencintai Aurelia dan gk mau kehilangannya, tp menahan karina harus tetep di samping ny.. wahai aditya anda masih waras kan, atau otakmu pindah ke dengkul.. bikin greget aj
mama: asiaap thor🥰
ziear: tunggu kelanjutnya ya mama....
pasti bikin tambah kesel dan penasaran lagi.
total 2 replies
mama
ora yg udah ngirim vidio ke Aurelia hebat bner..sat set😂, Aurelia jg tegas bgt suka sm Aurelia gk mudah ditindas, lnjt thor🥰
ziear: siap mama, di tunggu ya komentar selanjutnya.❤
total 1 replies
Ma Em
Bagus thor ceritanya baru awal saja sdh merasakan hati deg2an apalagi Aurelia yg merasakan suaminya punya wanita lain semoga Aurelia bisa melawan pelakor jgn diam saja dan kalah dari pelakor bila perlu buat Aditya menyesal karena sdh menyakiti hati seorang istri.
ziear: terima kasih kak, tunggu ya kelanjutannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!