Pemuda itu mengacungkan pistolnya persis di dada sebelah kiri Arana. "Jika aku tidak bisa memilikimu, maka orang lain juga tidak bisa.
Dor!!
••••
Menjadi tunangan antagonis yang berakhir tragis, adalah mimpi buruk yang harus Nara telan.
Jatuh dari rooftop sekolahnya, membuat Nara tak sadarkan diri dengan darah yang menggenang di tempat dirinya terjatuh.
Nara pikir dia akan mati, namun saat gadis itu terbangun, ia begitu terkejut ketika mendapati jiwanya sudah berbeda raga.
Berpindah di raga tokoh novel yang merupakan tunangan dari antagonis cerita.
Ia bernama Arana Wilson.
Saat mencapai klimaks, tokoh ini akan mati tertembak.
Sialnya, karena terjatuh, Nara tidak tau siapa malaikat maut raga yang kini ia tempati.
Bagaimana kisah Nara di novel itu sebagai Arana. Akankah dia tetap mati tertembak atau justru ia mampu mengubah takdirnya.
🍒🍒🍒
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raintara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Arana mengernyitkan kening ketika melihat mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah saat mobil Hades memasuki gerbang. Masalahnya, ia seperti tidak asing dengan mobil itu. Namun, apa benar dia. Untuk apa dia kemari.
Seperti mobilnya Malvin. Tapi, untuk apa dia datang ke rumah orangtuanya Hades?
Pertanyaan itu hanya berani Arana ungkapkan di dalam hatinya. Mana mungkin ia berani mengucap nama Malvin sedangkan di sampingnya ada siluman singa.
Hades memarkirkan mobilnya berjejer bersama mobil-mobil lain di rumah itu. Mungkinkah itu semua koleksi ayahnya Hades. Arana berdecak kagum, memikirkan seberapa kaya orangtua dari tunangannya itu.
"Ayo."
Hades membuka pintu mobil. Buru-buru Arana mengikuti langkah pemuda itu. Saat berjalan mendekati pintu utama, Arana melihat seorang wanita paruh baya yang pandangannya terlihat...sayu.
Seperti sedang bersedih.
Namun itu hanya berapa saat saja. Karena saat wanita itu menyadari kehadiran dirinya dan Hades, matanya berubah berbinar. Senyum cantik tersungging dari bibir merah apelnya.
"Arana? Ya ampun, kamu--wah...mau datang kok nggak bilang-bilang dulu?" ujar Yuna, menarik Arana dalam pelukan singkatnya.
Selepas itu, Arana mencoba tersenyum senatural mungkin. Berusaha agar terlihat normal selayaknya calon menantu kepada calon mertuanya.
"Biar jadi kejutan. Lihat, tante terkejut kan?"
Yuna terkekeh kecil. Ia cubit pipi Arana karena gemas. "Iya, kejutannya berhasil."
"Jangan cubit." bukan Arana, melainkan Hades yang melarang. Pemuda itu tepis tangan Yuna dari pipi tembam Arana.
Yuna dan Arana terdiam. Yang satu merasa canggung, sedangkan yang satu merasa bingung.
Perlakuan Hades, seolah-olah dia tidak menyukai ibunya sendiri. Bahkan Arana baru menyadari bahwa tidak ada pelukan singkat ala ibu dan anak. Sebaliknya, Hades terlihat menampilkan wajah datarnya.
Apa hubungan Hades dan orangtuanya buruk? Apa mungkin ini alasannya sistem nyuruh gue ke sini?
"Eh, tante sampai lupa. Ayo masuk. Tante udah masak banyak." ajak Yuna mencairkan ketegangan yang ada.
Arana dan Hades mengikutinya dari belakang. Mengamati rumah besar itu, mata Arana membulat terkejut, saat menangkap sesuatu yang sangat tidak masuk akal.
Oke, itu hanyalah sebuah foto keluarga biasa. Tapi, Hades dan Malvin? Dalam satu frame? Astaga, plot twist macam apa ini!
Apakah Hades dan Malvin adalah saudara kembar? Tapi wajah mereka sangat tidak mirip. Oh, apakah---
Apakah Hades dan Malvin adalah...saudara tiri? Itu bisa saja kan.
"Arana."
"Eh?"
Arana gelagapan. Ia seperti ketahuan tengah menguntit. Padahal yang ia lihat hanyalah bingkai berisi foto keluarga.
Yuna mengikuti arah pandang Arana, menyadari dengan apa yang sedari gadis itu perlihatkan, Yuna tersenyum kecil.
"Om Kevin sama Stella lagi berlibur. Sudah tiga hari sih. Mungkin, lusa mereka pulang."
Walaupun masih bingung, Arana tetap mengangguk paham.
"Kamu masih suka cookies nggak? Kemarin tante bikin cookies banyak. Nanti kamu bawa ya?"
"Engg--nggak usah repot-repot tante." Arana merasa tidak enak.
"Nggak repot. Bawa yang banyak. Siapa tahu Hades mau makan nanti."
"Hades pasti mau. Kan tante ibunya." Arana mencoba memancing. Berharap mangsanya menangkap umpan yang diberikannya dengan baik. Dan---
"Andai saja itu terjadi sayang." Yuna tersenyum miris. "Tapi sampai sekarang, anak itu belum mau menerima tante sebagai ibunya."
"Padahal, walaupun tante hanya ibu tiri, tapi tante benar-benar sayang sama Hades."
Dapat. Tepat sasaran, Yuna akhirnya membeberkan informasi penting ini.
"Kadang tante sedih saja."
"Tante punya dua anak laki-laki, tapi dua-duanya membenci tante."
"Malvin dan Hades, apakah suatu hari nanti mereka akan menganggap tante ada Arana?"
Arana akan bersuara, tapi teriakan Hades dari lantai atas memanggil nama Arana berhasil menginfasi perhatian dua perempuan berbeda umur itu.
Sekilas, Yuna tersenyum simpul. "Hades udah kangen tuh. Sana samperin. Nanti tante suruh pelayan antar minuman untuk kalian."
Arana sendiri tersenyum menahan malu. Hades, kita lihat saja. Arana akan membuat perhitungan.
"Bukan seperti itu, aku--
"Tante maklum kok sayang. Tante juga pernah muda."
Sialan. Hades sialan!
.
.
Hades cuma teriak lho Arana, nggak cium kamu di depan umum👀