Enam Tahun yang lalu,Bagaskara seorang CEO muda yang tampan menjalin kasih dengan seorang perempuan bernama Indah karyawan disebuah Butik.
Aryo Hadiningrat yang tak lain adalah Ayah dari Bagaskara menentang hubungan mereka,kisah asmara Bagas dan Indah yang berlangsung Enam Bulan itu menghasilkan benih yang berumur "8"Minggu,karena tidak direstui itulah mereka menikah diam-diam yang disaksikan oleh Kakek,Adik dan "2"sahabatnya.Saat melahirkan bodyguard Aryo membawa pergi Bagas dan bayinya,namun yang tidak mereka ketahui adalah bayi itu kembar.
Saat usia anak itu 3 Tahun Indah di bunuh oleh Aryo dirumahnya saat tengah malam.
"Apakah nanti saudara kembar itu akan bisa bertemu?
"Apakah nanti pembunuhan demi pembunuhan yang sudah terjadi akan terungkap?
Simak dan pantau terus Novel aku ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32. Zavier Cemburu
"Akhirnya Aku tidak mendengar teriakannya lagi." Ucap Akbar duduk santai di meja kerja Zavier dengan senyum mengembang.
Akbar setelah mengisi perut nya yang kosong siang Harinya menuju Hotel untuk menggantikan Bosnya mengecek berkas-berkas penting yang nantinya akan dibawa pulang untuk ditanda tangani. Biasanya jika tidak kepepet semua berkas yang dibawa oleh Akbar pasti ditanda tangani oleh Zavier langsung, tapi jika saat itu juga harus ditanda tangani maka jika ada Zayn yang berperan sebagai Zavier maka Zayn lah yang menandatanganinya kebetulan tanda tangan mereka hampir sama persis beda nya sangat tipis sekali kalau bukan ahli maka tidak akan bisa membedakannya.
Zavier sore ini sedang berada di sebuah Bandara Internasional Zavier akan ke luar Negeri bersama Sakti seorang detektif dan tiga orang anggota polisi yang berpakaian preman tepatnya ke Negara tujuan Melisa semua yang bersama Zavier merupakan teman kenalannya Zayn. Menurut informasi kemungkinan besar Melisa bersama dengan Aryo.
"Apa Kamu yakin Sakti." Tanya Zavier dengan dahi yang mengkerut saat menunggu keberangkatan.
"Insyaallah Yakin, Melisa tahu Dia sedang di buntuti i waktu itu tapi Ia tetap santai dan pada saat yang sama ada anggota yang lain yang berada disana karena Dia sedang mengajukan cuti karena akan pergi berbulan madu lalu orang yang membuntuti i Melisa menghubungi anggota yang cuti tersebut agar mengikuti kemana tujuan Melisa Alhamdulillah nya Ia mau dan juga tujuan mereka kebetulan sama lalu barusan bilang setelah pesawatnya mendarat Melisa menunggu beberapa saat kemudian dijemput oleh sebuah mobil berwarna hitam dan berlalu pergi." Jelas Sakti sambil semua berjalan masuk ke pesawat.
"Apa rekanmu yakin itu Aryo." Zavier bertanya dengan nada sinis.
"Tidak jelas mukanya yang jelas dua orang laki-laki yang menjemputnya, karena sewaktu akan mendekat mobilnya sudah pergi.'' Sahut A seorang anggota yang lain.
"Kalau belum yakin kenapa Kau ajak Aku kesana." Zavier berkata dengan sengit.
"Huft, Rekan bisnismu kan ada yang berpengaruh dalam kepolisian Negara tersebut karena dulu nya Kamu dan Kakek Iskandar tinggal disana Dia juga banyak menikmati kebaikan dari Kakek Iskandar, mintalah bantuannya agar Aku dapat bekerja sama dengan kepolisian di Negara tersebut dan mempermudah penyelidikan." Sakti menghela nafas berat dan dengan sabar menjelaskan.
"Oh, iya ya." Kata Zavier sekenanya.
"Apa yang sedang Kamu pikirkan Zavier sampai-sampai lemot gini biasanya Kamu langsung nangkap." B salah satu anggota yang lain mengejek.
Zavier tidak menggubris perkataanya Ia duduk dengan sedikit gelisah menghadap ke jendela pesawat mengedarkan pandangan ke luar Ia bergumam sendiri.
"Lagi ngapain mereka ya.." Gumam Zavier saat sudah duduk di dalam pesawat sambil melihat cctv di kamar nya.
Seketika Sakti dan tiga anggota yang lain terkejut karena Zavier berteriak keras.
"Apa! Apa-apaan ini, waduh kurangajar Zayn." Teriak Zavier ketika melihat Zayn yang tertidur pulas mendekap tubuh mungil Thalia.
"Ngapain berteriak Zavier jantungku serasa mau copot." Sakti yang duduk disamping Zavier marah.
"Iya nih, hampir keselek Aku." Anggota A bajunya basah karena air yang diminum sedikit tertumpah.
"Baru mau terpejam mataku." Keluh B.
"Coba Kamu lihat ini." Geram Zavier sambil menunjukkan rekaman cctv kamarnya.
"O..jadi ini tah yang sedari tadi bikin Kamu nggak tenang? Diajak ngomong nggak nyambung." Sakti agak sewot.
"Cemburu itu, hehe." Ejek A setelah melongok handphone Zavier.
"Itu kalau sicewek tahu kalian kembar gimana ya, bisa-bisanya suka sama cewek yang sama." B juga meledek setelah melongok.
Zavier yang terlihat marah tidak menggubris perkataan mereka meskipun diledek habis-habisan. Zavier duduk dikursi pesawat dengan perasaan yang dongkol karena Thalia yang Ia suruh hanya mengantarkan obat untuk Zayn agar tenang juga karena kehadirannya tapi malah Zayn kebablasan dan terlihat adegan berpelukan yang membuat Zavier geram. Sakti dan ketiga anggota polisi sudah tahu tentang cerita si kembar dan memang identitas salah satunya dirahasiakan, mereka jugalah yang menyelidiki kasus yang dibuka oleh Zayn.
*************************
Sedangkan tadi siang,
Ditempat lain di sebuah Bandara Internasional juga Melisa yang telah mendarat sekarang Ia sedang menunggu di depan pintu masuk, tidak lama kemudian sebuah mobil berwarna hitam berhenti dan Melisa pun mendekat kemudian masuk.
"Wow..penampilanmu berbeda sekali Ayah, habis berapa wajahmu, dan rambutmu kenapa Kau cet putih semuwa." Melisa yang duduk berkata sambil tersenyum dan mobil melaju dengan cepat.
"Hehehe, dengan hidung mancung ku dan andeng-andeng ini akan membuat polisi yang mencari jadi terkecoh, memang menghabiskan sisa uangku direkening tapi uang bisa dicari lagi masih ada satu lahan ganja yang sudah panen dan belum ditemukan dan juga sudah terjual pada pengepul uangnya lima menit yang lalu sudah masuk." Ucap Aryo sambil mengelus tangan Melisa.
"Lalu rencana selanjutnya bagaimana semua bisnis mu sudah hancur, hanya segini yang tersisa direkeningmu bagaimana nanti Kamu bertahan hidup." Ucap Melisa yang bersandar memeluk tangan Aryo sambil melihat buku tabungan milik Aryo.
"Di Negara ini Aku Masih punya satu bisnis gelap yang jaringannya luas Kamu nggak usah cemas, untung saat itu Kamu bilang bahwa polisi akan datang jadi Aku langsung bersiap pergi yang kubawa hanya emas batangan itu dan baru ku jual satu untuk operasi ini, Kamu sendiri apa yang membuatmu menginginkan untuk hidup denganku." Ucap Aryo dengan tangan yang mengelus pipi Melisa.
"Lebih baik Aku bersamamu ada yang bisa Aku sentuh dari pada sendiri, lagi pula dulu Ayahku karena bantuan mu jadi bangkit kembali meskipun pada akhir hidupnya mau mengkhianatimu dan Bagas nanti akan ku buat hancur saja." Melisa menunjukkan sorot mata yang tajam.