Tidak pernah terbayang jika malam yang dia habiskan bersama pria asing yang memberinya uang 1M akan menumbuhkan janin didalam rahimnya.
Salsabila, gadis cantik berusia 26 tahun itu memutuskan merawat calon anaknya seorang diri. Selain tidak mengenal ayah dari calon anaknya. Rupanya pria itu sudah memiliki tunangan dan akan segera menikah.
Mampukah Salsabila menghadapi kerasnya hidup saat dia hamil tanpa suami?. Apalagi dia hamil diluar nikah!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Anakku
Pagi setelah dokter melakukan pemeriksaan, Azka membantu Salsa mengemas pakaiannya karena hari ini Salsa sudah diizinkan pulang.
"Ka, wajahnya jangan cemberut begitu!," tegur Salsa
Azka menatap sekilas lalu tersenyum, "Wajahku biasa saja, sayang. Aku tidak cemberut!."
Salsa menghela nafas, "Kamu harus belajar yang namanya ilmu sabar. Bayangkan kalau kamu Abdi Negara-!."
"Aku pengusaha. Bukan Abdi Negara!," sahut Azka cepat
Salsa terkekeh, "Ya tahu. Tapi tetap saja, ilmu sabar itu penting. Kita bisa belajar menahan diri dan mengerti apa yang disebut perjuangan. Kalau berhasil, akan ada bahagia yang kita dapatkan!."
Azka menghela nafas panjang, "Kamu benar," lalu dia menggenggam tangan istrinya. "Terima kasih karena kamu mau menerimaku apa adanya. Karenamu, aku belajar banyak hal. Aku mulai memahami bagaimana hidup yang sebenarnya. Selama ini hidupku monoton, aku menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Tak jarang aku abai dengan hal - hal di sekelilingku. Tapi sejak kamu hadir dalam hidupku, aku mulai mengenal apa arti hidup yang sebenarnya. Menjalani hidup layaknya orang biasa lainnya. Aku berharap, rumah tangga kita akan selalu bahagia. Walau masalah pasti akan selalu ada. Tapi aku janji, apapun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu!."
"Sok romantis!," cibir Saga yang baru datang.
Wajah Azka berubah kesal, saat dirinya sedang serius dengan Salsa, kenapa bocah itu malah datang.
"Kamu selalu datang diwaktu yang tidak tepat!."
Saga tertawa, dia mengambil tas milik kakak iparnya lalu pergi begitu saja. Azka membantu Salsa turun dari ranjang, pria itu ingin memapah istrinya, namun Salsa menolak.
"Aku sudah sehat, kok. Bisa jalan sendiri!." Azka hanya mengiyakan perkataan istrinya. Setelah selesai, mereka langsung menuju mobil dimana Saga sebagai sopirnya.
"Aku sampai jamuran menunggu kalian datang", ucapnya saat Azka dan Salsa memasuki mobil.
"Maaf ya, kami kelamaan!."
Azka berdecak, "Dia hanya membesar-besarkan masalah. Menunggu hanya beberapa menit saja sudah mengeluh. Bagaimana dengan menunggu jodoh yang tak kunjung datang!."
"Weis, mentang-mentang sudah menikah. Awasa saja nanti kalau aku sudah dapat jodoh. Kalian pasti kalah!."
"Jangan meledek Saga terus. Kasihan dia!," ucap Salsa.
"Kakak ipar saja membelaku, harusnya Abang juga begitu!."
Azka tertawa, "Cari dulu jodohmu, Bung. Baru bicara. Sudah, ayo jalan. Istriku sudah lelah!."
Saga mencebik namun tak urung melaksanakan perintah Abangnya.
Perjalanan dari rumah sakit menuju rumah lumayan lama. Sebab Azka tak membawa Salsa pulang kerumah orang tuanya, melainkan rumah baru mereka yang sempat ditunda kepindahannya.
"Ini rumah siapa?," tanya Salsa takjub. Rumah berlantai dua tersebut terlihat begitu mewah.
"Ini rumah kita," Azka menggandeng tangan Salsa memasuki rumah. Setelah pintu dibuka, Salsa dibuang menganga dengan kejutan yang Azka berikan.
"Ka, ini?."
"Kejutan untukmu, sayang!."
Perempuan itu terharu, matanya berkaca-kaca. Dia menoleh pada suaminya, "Terima kasih banyak, Ka. Kamu tahu, aku memang merindukan mereka!."
Bunda Maria, Pak Ali, Dirga, Gita dan juga anak-anak panti berkumpul menyambut kedatangannya.
"Bunda, aku kangen!," Salsa memeluk Maria, sungguh dia merindukan ibu asuhnya
"Bunda juga kangen. Anak-anak juga kangen!."
Para anak panti mengerubungi Salsa. Dengan senyuman, Salsa menyapa semua adik-adiknya.
"Kak Salsa, kami kangen pada kakak!."
"Ayo main kak, sudah lama kakak tidak bermain bersama kami.
Salsa menatap suaminya, Azka mengangguk tanda memperbolehkan Salsa bermain dengan adik-adiknya. Lagipula, saat ini yang Salsa butuhkan adalah perhatian.
*
*
"Bagaimana hasilnya dok?," tanya Danar. Anya yang berada disamping suaminya hanya bisa menunggu dengan perasaan tak menentu. Jika Salsa benar anaknya, apakah dia mau memaafkan kesalahan Papanya yang sudah membuatnya kehilangan buah hati mereka.
"Kami belum tahu hasilnya, Pak. Silahkan anda baca sendiri!," Dokter memberikan amplop itu kepada Danar. Pria itu terlihat gemetar,
Mata Danar menatap kata demi kata yang merupakan hasil tes DNA antara dirinya dan Salsa.
Tatapan Danar berubah sendu, hal itu membuat Anya bertanya-tanya. "Bagaimana hasilnya, Mas?."
Danar menatap istrinya lekat, tiba-tiba Danar menangis. "Mas kenapa kamu menangis? Apa hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita?."
Danar menggeleng, "D-dia anakku. Salsa adalah anak kandung kita?."
semangat thor