Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hujan, Aku Cemburu
Hujan sore tiba-tiba mengguyur saat Lola dan juwi baru melangkah keluar dari pintu kelas.
"Anjirr, hujan lagi," celetuk Juwi.
"Husstt, pamali." ucap Lola mengingatkan.
"Hujan itu berkah beb jangan di umpat." sambung Lola lagi.
"Iya bu ustadzah maaf." saut Juwi.
"Istighfar beb bukan maaf," kritik Lola sambil merangkul pundak Juwi menyusuri koridor.
Koridor di penuhi oleh siswa yang menunggu hujan reda.
"Cumi, gue ke toilet dulu ya bentar, lo tunggu sini WA Lup lup sekalian." pesan Lola sambil berjalan cepat meninggalkan Juwi.
Untuk sampai ke toilet, Lola harus melewati beberapa kelas, salah satunya adalah kelas Daren yang sekelas dengan Palupi.
"Gue samper Lup Lup dulu lah, kali aja dia belum keluar dari kelasnya karena hujan." batin Lola mulai mempercepat langkahnya untuk menuju kelas Daren.
Langkah Lola terhenti saat dia mendengar suara khas Daren yang sudah hapal benar di gendang telinganya.
"Coba lu ngomong lebih jelas lagi," suara Daren sedang berbincang dengan seseorang.
Lola mengintip dari celah pintu, jiwa keponya seketika meronta dia pun menempelkan telinganya pada dinding pintu.
"Aku.. aku akan mengorbankan nyawa ku untuk menggantikan mu," ucap suara lembut seorang cewek dengan tenang dan yakin.
"Siapa cewek yang bener-bener suka sama Sueb ampe segitunya," batin Lola semakin penasaran.
"Jangan bodoh kamu, kalau kamu mati terus untuk apa aku hidup?" suara Daren terdengar cool dan berkarakter.
"Wuih, gila Sueb! Selama ini diam-diam Duren sawit udah punya gandengan. Awas saja bakal gue palak PJ habis tu orang." dengus Lola terlihat kesal.
"BTW siapa ceweknya ya? Gue penasaran banget." gumam Lola pelan.
Lola menggeser tubuhnya kearah pintu dan Dia pun melihat dengan sangat hati-hati siapa cewek yang sedang ada di dalam kelas bersama Daren.
Mata Lola langsung membulat penuh saat melihat dengan jelas bahwa cewek itu adalah Nabila, Lola beruntung Daren posisinya membelakangi pintu hingga tidak bis melihat Lola.
"Nabila?" gumam Lola seperti tidak percaya.
"Ngapain lo, katanya mau ke toilet." bisik Juwi persis di telinga Lola hingga membuat Lola tersentak kaget
DUKK
"Anj-!" teriak Lola terpotong saat kepalanya kejedot handle pintu yang terbuat dari besi lumayan tajam dan langsung terduduk di lantai.
Daren berbalik badan dan langsung berlari keluar pintu dengan mulut terbuka membentuk huruf O saat melihat Lola yang duduk di lantai depan pintu sambil mengusap kepalanya.
"Beb! Kamu kenapa? Kejedot pintu ya" tanya Daren berjongkok di dekat Lola.
"Udah tau nanya." jawab Lola lalu berdiri tapi tubuhnya limbung dan dia terduduk kembali.
"Sini gue bantu." ucap Daren membangunkan tubuh Lola, tapi Lola menolak dengan tangannya yang menahan.
"Cumi! Jangan bengong aja lu. Bantuin gue bangun!" pinta Lola sambil mengulurkan tangan kanannya.
Juwi menyambut uluran tangan dan menarik tubuh Lola
"Awwww!" Lola jatuh dalam pelukan Juwi dan saat itu juga manik matanya bersitatap dengan manik mata Nabila yang baru saja keluar dari kelasnya.
"Kalian mau cari palu ya? Doi udah duluan beb." kata Daren.
Lola merapikan roknya dia tidak menyahut omongan Daren, Entah mengapa setelah Mendengar pembicaraan Darren dan Nabila Lola nmenjadi sedikit Canggung untuk bersikap biasa sama Daren apalagi ada Nabila di samping nya.
Lola berbalik badan berjalan menuju parkiran di ikuti Juwi.
"Bay Sueb!" teriak Juwi melambaikan tangan ke arah Daren.
"Beb! Tunggu!" teriak daren lalu bergegas masuk ke dalam kelas untuk mengambil tasnya.
"Dar-" suara nabila terpotong.
"LO LANCARIN DULU DIALOG NYA!" teriak Daren sambil berlari tanpa melihat ke arah Nabila.
"Coba gue ada di posisi lu La." gumam Nabila tersenyum miris.
***
Angga masih berteduh di canopy yang ada di area tempat parkir terbuka di depan halaman gedung sekolah. Hujan sangat deras membuat beberapa siswa lebih baik berteduh menunggu hingga reda daripada menerobos di bawah guyuran hujan yang sangat deras.
"LOBAR TUNGGU!" teriak melengking Juwi membuat Angga menoleh kebelakang.
"Yeee!" teriak Lola di bawah guyuran hujan Lola mengangkat tangannya ke atas sambil berlarian.
"Ck, ck, ck, masa kecil bener-bener gak bahagia setelah gue tinggal pergi 5 tahun," gumam Angga sambil geleng kepala.
"BEB JANGAN HUJAN-HUJANAN TAR LO SAKITT!" teriak Daren dari pintu masuk gedung sekolah yang menghadap ke halaman dan area parkir sekolah.
Lola tetap berlarian bersama Juwi sambil berpegangan tangan menyanyikan lagu Hujan by utopia.
Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karena aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri
O-o-ow ...
Selalu ada cerita
Tersimpan di hatiku
Tentang kau dan hujan
Tentang cinta kita
Yang mengalir seperti air
Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karena aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri
O-o-ow ...
Aku bsa tersenyum sepanjang hari
Karena hujan pernah menahanmu di sini
Untukku
"Norak, caper, wuih keren, sok pen viral," beberapa cuitan yang keluar dari mulut beberapa orang yang melihat kelakuan Lola dan Juwi.
Mata Daren berputar mencari sesuatu, begitu manik matanya menangkap sebuah payung warna pink yang ada di tangan Anjani Daren langsung merebut payung itu dari genggaman tangan Anjani hingga membuat Anjani kaget seketika.
"Pinjem!" Daren lalu membuka payung pink milik Anjani dan menerobos hujan deras menghampiri Lola.
Anjani menghentakkan kakinya dengan wajah cemberut kesal dan juga dengan bibir yang manyun.
"Payung Gueeee!' teriak Anjani melengking hingga beberapa siswa yang ada di kanan kirinya menutup daun telinga mereka.
"Lobar! Pakai payung nya kalian tar sakit!" teriak Daren sambil mengacungkan payung ke arah tapi Lola menolaknya.
"Suebbb! Kita main hujan ngapain pakai payung! Kasih aja payung lo ma pacal balu lo!" teriak Lola.
"HAH! NGOMONG APAAN LO BEB!" Daren mendekatkan wajahnya ke arah Lola.
"Gak ada! Jangan deket-deket gue, bahaya!" teriak Lola kembali.
"Ciee, cemburu bilang Bos!" saut Juwi.
"KALIAN NGOMONG APA SIH?" teriak Daren belum maksud dengan omongan mereka berdua.
Lola dan Juwi beberapa kali mengusap air hujan yang ada ada di wajah mereka.
"IYA SUEB KITA LAGI PERAWATAN AKUPUNKTUR KULIT WAJAH ALAMI TANPA JARUM!" teriak Juwi sambil menengadahkan wajahnya ke atas sehingga air hujan terasa seperti jarum yang menusuk-nusuk wajahnya untuk mengalihkan topik.
"Pinter lo beb, tos!" teriak Lola sambil tos dan tertawa menengadahkan wajahnya ke arah langit.
Angga yang melihat pemandangan tersenyum kecut dan sinis ke arah Daren.
"Mana mau Cendol suruh berhenti hujan-hujanan kalau belum ada kilat datang." gumam Angga sinis ke arah ketiganya.
Angga menutup kepala nya dengan tutup kepala hoodie lalu menyarungi tasnya dengan jas hujan tas. Angga pun lalu menerobos hujan deras.
"Kilat!" teriak Angga saat berjalan di sebelah Lola hingga membuat Lola seketika menghentikan uforia main hujannya.
"Mana kilat?" seru Lola mulai panik.
"Gak ada Beb, dia cuman iseng." ucap Daren menenangkan Lola
"Lobar cabut kuy!" Juwi menarik tangan Lola menuju parkiran.
Sementara Daren yang memegang payung Anjani bingung antara menyusul Lola dan Juwi atau mengembalikan payung Anjani.
"Suee tuh emang berdua." dengus Daren lalu kembali berlari ke arah pintu utama gedung sekolah untuk mengembalikan payung Anjani.
"Nih! payung lu nggak laku." Darren mengulurkan payung yang ada di tangannya pada Anjani dan dia pun langsung berbalik badan menerobos hujan menyusul Lola dan Juwi ke area parkir.
...Aku seperti hujan, mudah untuk jatuh tapi butuh waktu lama untuk kembali menjadi awan...