Hi readers, dukung terus penulis ya. ini karyaku yang kedua setelah ' Terimakasih untuk, lukaku'. berikan saran ya, supaya penulis bisa menulis lebih baik di tulisan berikutnya.
Tulisan ini bercerita tentang kehidupan seorang gadis dan seorang pria yang berbeda status soaial. Tapi meninggalkan satu tali yang harus mempertemukan mereka. Tanpa kesengajaan mereka sudah menyandang status orang tua.
Ira Kusuma, gadis desa yang pintar, tapi sangat pendiam dan tidak gampang untuk bergaul. Karena keadaan tidak sadar tuannya sudah meninggalkan satu nyawa dirahimnya, yang tidak diketahui oleh sang tuan.
Marcel Sanjaya, Seorang pengusaha sukses, kaya raya dan berwajah tampan. istrinya seorang wanita cantik model papan atas. Laki-laki yang sudah memporak - porandakan hidup Ira.
Satrio atau Rio, anak yang awalnya tidak diharapkan kehadirannya, ternyata berkah terindah buat semua keluarganya.
Bu Ani, ibu dari Ira yang selalu menemani anaknya dalam susah dan sedih.
Bu Clara, orang tua Marcel yang baik pada semua orang tanpa melihat status.
Pak Kamal, orang yang bekerja dirumah Marcel dan banyak membantu Ira dan ibunya.
SELAMAT MEMBACA YA, SEMOGA SUKA🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 32 MAAFKAN AKU
Marcel terus memeluk Ira sangat erat sambil bertangisan. Dia benar-benar bersyukur bisa memeluk Ira dan meminta maaf langsung sama Ira. Tidak ada ***** dalam pelukan itu, Marcel hanya sudah lama berharap bisa memeluk Ira, minta maaf sama Ira dan meyakinkan Ira bahwa dia sangat menyesal.
"maafin aku Ra, maafin aku" ucap Marcel disela-sela tangisnya. Ira masih membatu dipeluk Marcel, tidak menolak dan tidak memeluk balik. Hanya airmatanya yang terus mengalir yang bahkan mungkin tidak Ira sadari.
"Aku akan melakukan apapun Ra, untuk mendapatkan maafmu, aku akan lakukan" lanjut Marcel. Semua yang ada disana tidak kuasa menahan tangis.
Setelah beberapa waktu dipeluk Marcel Ira ingin melepas pelukannya. Merasakan gerakan Ira ingin melepas pelukannya, Marcel malah makin mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak akan melepaskan mu kalau kamu belum maafin aku Ra, aku takut, aku takut aku tidak bisa meyakinkanmu" Marcel masih mohon maaf disela-sela tangisnya.
Lagi-lagi tenaga Ira kalah dibanding Marcel, alhasil dia hanya bisa meringkuk dalam pelukan Marcel.
"Cel, jangan begini sayang, kasihan Ira, takutnya dia malah takut kamu peluk. pelan-pelan aja ya, karena mengobati luka itu pasti tidak bisa instan sayang" lalu tangan ibu Clara berusaha membuka tangan Marcel yang memeluk tubuh Ira dengan erat. Pelukan itu mulai mengendur dan Ira bisa mundur selangkah disebelah Bu Clara.
"Ra kamu tidak apa- apa kan" tanya Bu Clara lembut sambil membelai rambutnya. Merasakan kelembutan Bu Clara membuat Ira menoleh kewajah Bu clara. Wajah yang penuh ketulusan dan kelembutan. Lalu dia menggeleng mengatakan bahwa dia tidak apa-apa.
"Syukurlah nak, tadi ibu lihat kamu menegang, ibu takut kamu trauma lagi" kembali Ira menggelengkan kepalanya.
Melihat adegan dirumah itu siapapun pasti meneteskan airmata.
"ayo kita duduk dulu, masak berdiri terus" ucap Bu Ani yang ikut larut dengan adegan tersebut."Rio semua mainan yang baru dibeli papa rapikan sayang" perintah Bu Ani sama cucunya.
"iya nek" jawab Rio cepat dan merapikan mainannya. Dia memang anak yang penurut.
Begitu mereka duduk, Rio datang lagi setengah teriak.
"ma handphone mama mana, boleh main game ngga"? tanya Rio. semua orang menoleh kearah Rio.
" Dalam tas mama kerja nak" ucap Ira pelan.
Rio langsung meraba isi tas mamanya yang tergantung di dinding rumah itu, seperti biasa dia langsung mengambil handphone mamanya.
"Rio, kamu sering main game", tanya Bu Clara
"sering nek, kalau mama sudah pulang kerja, dan mama sedang tidak pakai handphone, sebelum belajar. kalau sudah jam tujuh harus belajar nek, Rio bisa main game 1 jam setengah ya ma?" jelas Rio.
"anak pintar" Bu Clara sudah mengusap kepala rio."nanti papa akan beliin kamu handphone, tapi tetap harus utamakan belajar ya"
"emang iya nek, pa"? tanya Rio senang melirik keduannya.
"iya nak, " jawab Marcel. "tanya mama kalau mama mau sekarang kita beli sebentar di mal x itu" ucap Marcel melirik Ira. Sontak Ira kaget, dia senang Rio akan dapat handphone baru tapi kenapa Marcel melibatkan dirinya untuk membelinya'?
"terserah Rio aja, aku ngga usah ikut, aku cape", ucap Ira menunduk. tapi bagi Marcel ini luar biasa, akhirnya Ira mengeluarkan suara emasnya untuk menjawab ucapan Marcel.
"tapi sayakan belum tahu selera Rio Ra" bujuk Marcel sengaja mengajak Ira ngobrol.
"iya ma, mama ikut ya, enak lho ma di mall, adem banget, mama selalu kerja terus, kasihan",bujuk Rio sok tahu
"tapi mama lagi cape Rio" ucap Ira
"makanya jalan-jalan dulu mah, jangan kerja terus, nanti Rio traktir es cream, Rio banyak duit nih" ucap Rio sambil mengeluarkan uang yang dikantong ya. Melihat itu irapun luluh. Anaknya ini selalu berusaha buat dia senang sesuai cara berpikirnya.
"ya sudah mama ikut, simpan lagi duitmu",
"ya sudah Rio, kamu sudah ngantuk belum, masih kuat ngga ke mall x" ajak marcel sangat semangat.
"masih donk pa" jawab Rio sangat semangat juga mengingat akan dapat handphone baru.
"ma, kami beli sebentar ya, mama tunggu bentar, kami tidak lama kok" ucap Marcel ke Bu Clara.
"iya nak ngga apa-apa, pergilah, senangkan Rio dan Ira, Ra kamu jangan sungkan ya, kalian juga pergi sama pak Kamal kok" ibu Clara meyakinkan Ira, karena dia sangat senang kalau Marcel dan Ira bisa pergi bersama.
"iya bu" jawabnya sangat singkat.
"Ya sudah kamu ganti baju masa pake daster" ucap Bu Ani juga senang.
"iya bu'
Setelah mengganti pakaiannya dengan kaos oblong dan celana Levis, Ira mengambil tas yang biasa dia pakai kerja.
"ayo," ucap Marcel sangat senang. Rio jangan ditanya dia sudah berlari-larian diluar rumah dengan gembira.
Ira melangkah keluar dari rumahnya diikuti Marcel.
"ayo ma, kita naik mobil papa, mama belum pernah kan"? cerocos Rio sepanjang menuju parkiran mobil.
"iya, iya, kamu jangan pecicilan, takut jatuh"
"asiaapppp bos" ucap Rio dengan tangan sudah disebelah kepala seperti memberi hormat.
Melihat interaksi antara Rio dan Ira, Marcel sangat terharu.
'apa salah Tuhan kalau aku berharap keluarga kecilku ini berkumpul' batin Marcel. 'apa aku termasuk orang yang tidak tahu berterimakasih, dulu aku menginginkan anak, ternyata dikasih Tuhan dan sekarang aku ingin memiliki keluarga kecil' batin Marcel lagi sambil berjalan.
"sini ma, ini mobil papa, bagus kan" ucap Rio
"hmmm" balas Ira
"Pak Kamal, tolong antar kami ke mall x, dan kalian berdua tunggu disini, takut mama butuh sesuatu" perintah Marcel ke pengawal keluarganya.
"baik tuan" ucap pengawalnya serempak.
"ayo den, non Ira, den Rio" ucap Kamal sambil membuka pintu belakang.
Ira masih diam, sebenarnya menurut dia mendingan dia duduk sama pak Kamal daripada sebangku dengan Marcel, dia masih suka deg-degan.
"ayo Ra, kamu masuk dulu" perintah Marcel seperti kurang paham dengan kegalauan Ira.
Lalu Ira masuk disusul oleh Rio.
"pa, nanti disana ada yang jual baju juga ngga"? tanya Rio polos.
"ada sayang, kenapa, kamu ingin beli baju"?
"bukan Rio pa, tapi mama" jawab Rio sambil mengeluarkan semua uang yang ada di kantongnya lagi.
"ohhh" jawab Marcel pelan takut menyinggung Ira."nanti kita lihat disana ya nak" sambil mengusap-usap kepala anaknya.
"ma, uangku segini bisa beli baju buat mama kan"? baju yang dulu tidak jadi mama beli gara-gara penjualnya marah-marah di pasar", jelas Rio membuat Ira ingat kejadian itu dan merasa malu sama Marcel.
Mendengar celotehan anaknya yang bilang Ira dimarahi di pasar entah kenapa hati Marcel sakit dan tidak terima.
"emang kenapa penjualnya marah sayang" tanya Marcel hati-hati.
"mama minta dikurangi harga bajunya pa, terus penjualnya bilang jangan sok nawar barang kalau ngga punya duit, gitu pa. Terus baju yang mau dibeli mama langsung disimpan lagi sama dia. terus mama nangis dan kami langsung pulang.aku kasihan sama mama, waktu itu, tapi aku ngga punya duit." ceritanya panjang lebar.
Marcel sangat terharu lihat anaknya, yang sangat sayang sama ibunya. Dan dia juga sedih mengingat ibu dari anaknya sampai dikasari orang hanya untuk menawar pakaian di pasar.
'Maafkan aku ya Ra, aku belum bisa melindungi mu. tapi aku janji mulai sekarang tidak ada yang boleh membuat kalian menangis' batin Marcel.
klo g mau lg msk ke hotel prodeo