Perpisahan selalu mengajarkan kita untuk menghargai, bahwa setiap saat bersama orang yang kita cintai adalah anugrah yang tidak boleh di sia-siakan.
Sama seperti gadis cantik yang sederhana bernama Lidya Anggraeni, gadis mandiri yang harus hidup sebatang kara setelah kepergian kedua orang tuanya. Sampai pada suatu keadaan mempertemukan dia dan seorang pengusaha muda Anggara Pradipta.
Perlahan-lahan kehidupan keduanya mulai berubah, mulai di warnai oleh cinta. Ketika masa lalu dari orang tua mereka terungkap, membuat keduanya berada dalam di lema. Ditambah dengan munculnya orang dari masa lalu Angga, kekuatan cinta mereka mulai di uji. Semuanya tahu bahwa Angga begitu mencintai orang dari masa lalu, Bahkan setelah 2 tahun perpisahan sangat sulit untuk melupakan nya.
Cinta memang memberikan kenangan indah, tapi cinta juga memberikan luka yang bisa menjadi kenangan. Di sinilah kepercayaan dan kekuatan cinta itu di uji, memilih kembali pada orang di masa lalu, ataukah memuali dengan orang baru dan mulai membuka lembaran baru pula.
Sedalam apa kekuatan cinta Lidya dan Angga? Sekuat apa mereka bisa bertahan?
Akankah Angga memilih Lidya ataukah kembali kepada dia, wanita di masa lalunya?
Penasaran kisah mereka seperti apa?
Yuk! ikuti kisah Angga dan Lidya, perjuangan Lidya untuk cintanya.
Let's go!! Mulai baca Guys!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Setiap detik sangatlah berharga, karena waktu mengetahui banyak hal. Termasuk rahasia hati.
...~Sarah Yehanna Haeri~...
***
Ditempat lain dua orang yang berbeda gendre tengah bersama, situasi yang sangat jauh berbeda dengan situasi Angga dan Lidya. Jika Angga dan Lidya sedang berada dalam situasi yang begitu romantis, lain halnya dengan dua orang ini.
Mereka bersama tapi bukan untuk qualiti time, melainkan beradu mulut. Yufs, siapa lagi jika bukan Sarah dan Rifki.
Setelah Sarah yang pergi begitu saja dari taman, ternyata Rifki mengejar nya sampai toko kue Lidya. Ya Sarah hari ini ada janji dengan Lidya, dia akan membantu di toko. Sesampainya di toko Sarah di buat geram, lantara tidak adanya Lidya. Satu hal yang membuat Sarah semakin geram saja, Lidya pergi dengan Angga, lalu bagaimana dengan nya apa iya harus jaga toko membantu Nina? Sedangkan yang punya sedang asyik berduaan.
"Bener-bener ya si Lidya!" Geram Sarah. Meski terus menggerutu kesal pada Lidya, dia tetap membantu di toko seperti tujuan awalnya.
"Jangan membantu, jika tidak ikhlas." Kata Rifki santai, namun begitu tajam bagi Sarah.
"Ngapain ngikutin hah?" Tanya Sarah ketus. Dia menatap Rifki dengan tatapan membunuh nya.
Sedangkan Rifki terlihat biasa saja, dia seakan acuh dengan sikap Sarah yang ketus padanya.
"Siapa juga yang ngikutin. Orang kesini punya perlu sama yang punya toko." Jawab Rifki masih dengan santainya, dia mendudukkan dirinya di kursi.
Sarah menatap Rifki lagi, kali ini tatapan matanya penuh dengan selidik.
"Sepertinya, saya mencium bau-bau kebohongan. Tapi siapa ya, yang sedang berbohong? Apa iya makhluk tidak kasat mata?" Sarah mengendus dan berkata seperti itu menyindir Rifki.
Rifki di buat geram dengan perkataan Sarah yang satu ini. 'Makhluk tidak kasat mata' katanya, benar-benar minta ditampol tuh mulut.
"Apa hah? Berani banget ngatain pria tampan seperti ku makhluk tidak kasat mata." Sahut Rifki kesal.
"Siapa juga yang ngatain. Tapi kalo memang merasa seperti itu, berarti bener dong ngikutin aku? Buktinya ke sindir dengan ucapan ku barusan." Jawab Sarah.
Rifki mendelik dia tidak akan bisa menandingi Sarah, selain suaranya yang cempreng rupanya Sarah juga pandai bermain kata. Ya, buktinya sekarang dia membuat Rifki gelagapan, karena ucapannya.
'Sial! Selalu saja seperti ini.' Batin Rifki geram.
Sarah menatap Rifki yang sedang kebingungan, dia masih mencari-cari alasan yang tepat pada Sarah. Manik Sarah terus menatap Rifki tanpa di sadari sang empunya, tidak terasa Sarah menyunggingkan senyum manis nya.
'Masih belum berubah. Masih sama seperti dulu, andai kita juga bisa kembali seperti dulu. Kemana-mana bersama, tertawa dan menangis bersama, saling menguatkan dan selalu ada satu sama lain. Tapi sayangnya semua itu dulu, sekarang dia pasti akan lebih memilih prioritas nya di bandingkan dengan solidaritas.' Batin Sarah, dan tiba-tiba saja rasa sesak kembali menghantam dadanya.
Ternyata rasa itu masih ada, belum berkurang apalagi menghilang. Rasa itu masih sama, meski selalu di bantah oleh ucapan dan otaknya, tapi hatinya ternyata masih sama.
"Kenapa diem? Kalah telak?" Tanya Sarah mencibir Rifki. Lagi-lagi Sarah selalu bisa bersikap biasa saja meski hatinya sedang tidak baik-baik saja.
"Apa? Kalah telak? No! Aku tidak merasa seperti itu, mungkin kamu terlalu percaya diri, jadi merasa seperti itu." Sanggah Rifki dan balik mencibir Sarah.
Sarah tertawa kecil, lalu menatap Rifki dengan tatapan meremehkan. Satu hal yang harus kalian ketahui, di balik sikap Sarah yang seperti itu terdapat luka yang begitu dalam di hatinya, harus berpura-pura baik-baik saja, dan berbohong pada perasaan nya sendiri.
"Oh ya. Hhmm baiklah, yang waras mah ngalah aja." Sarah kembali mencibir Rifki seenaknya.
"Perempuan selalu benar, dan laki-laki selalu salah!" Kata Rifki seraya memutar bola matanya jengah.
"Good!" Sahut Sarah mengacungkan kedua jempol nya.
Rifki menghela nafasnya panjang, ribut dengan Sarah tidak akan ada habisnya. Selain Rifki yang mengalah lebih dulu, maka tidak ada pilihan lain. Mana mungkin Sarah yang mengalah duluan, No! Soal ribut-ribut Sarah selalu jadi pemenang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next>>
...Mohon maaf sebelumnya baru up🙏 Dan mohon dukungan nya 🙏...
Happy reading 💕
Jika berkenan mampir di judul
"Cinta Devan Untuk Naya" semangat aku datang bawa like, rate dan bunga
mampir juga yok ke Hati Terbelah Di Ujung Senja 😊