NovelToon NovelToon
Crazy Rich Mencari Cinta

Crazy Rich Mencari Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Mengisahkan seorang crazy rich, Ditya Halim Hadinata yang memperjuangakan cinta seorang gadis dari keluarga biasa, Frolline Gunawan yang tidak lain adalah kekasih keponakannya sendiri, Firstan Samudra.

Ikuti terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 : Mengugat cerai

Frolline duduk di pinggir kolam mengenakan kaos Ditya yang sedikit kebesaran dengan kaki menjuntai mengaduk-aduk air kolam. Pantulan rembulan malam beradu dengan lampu sorot membuat susasana kolam menguning terkesan hangat dan romantis.

Di tengah kolam, tampak Ditya yang bertelanjang dada mempertontonkan pahatan otot kekarnya, mengarungi kolam dari ujung ke ujung dengan kelincahan tangannya bak kupu-kupu mengepakan sayapnya.

Pria tampan itu sedang mengekpresikan kebahagiaannya dengan caranya sendiri. Entah sudah berapa putaran Ditya mengepakan kedua tangan dan kakinya, memecah air kolam. Sampai akhirnya dia lelah sendiri, menghampiri Frolline yang sedang memeluk tangan di dada. Mengigil kedinginan terkena sapuan angin malam di udara terbuka.

“Dingin Fro?” tanya Ditya, meloncat naik sembari meraih handuknya yang berada di pangkuan Frolline.

Lelaki itu melirik sejenak, kala tangannya bersentuhan dengan paha mulus yang sedikit tersingkap.

“Iya..”

Kembali Frolline menjawab singkat, sambil menengadah ke langit, menghitung bintang yang bertebaran indah di atas sana.

Tidak lama Ditya sudah kembali dengan batrobe menyelimuti tubuh kekarnya, mengangkat gelas wine dan mengajak gadisnya bersulang.

“Cheers!”

“Aku tidak bisa minum dan tidak mau,” tolak Frolline.

“Mulai sekarang, kamu harus terbiasa dengan kehidupanku,” jelas Ditya, menyesap isi gelas.

Frolline mengalihkan pandangannya, menatap tajam ke arah pria yang masih memegang gelas kristal di tangannya.

“Mulai sekarang, kamu yang harus terbiasa dengan kehidupanku,” tegas Frolline, tidak mau kalah.

“Aku tidak bisa minum, tidak mau minum dan tidak suka laki-laki tukang minum,” lanjut Frolline, membuat Ditya bergidik ngeri. Tatapan Frolline begitu mendominasi.

Dengan cekatan, Ditya menuang anggur yang tersisa di dalam gelas ke dalam kolam renang. Beralih ke gelas milik Frolline yang masih utuh, belum tersentuh. Ditya melakukan hal yang sama.

“Aku tidak akan minum di depanmu, tetapi tolong sedikit bertoleransi saat aku berkumpul dengan teman-temanku atau keluargaku,” pinta Ditya tersenyum. Memilih mengalah untuk ketegasan yang ditunjukan Frolline di depannya. Saat ini, tidak ada yang lebih penting selain Frolline.

Lelaki tampan itu tampak tersenyum menatap pada gadis yang duduk di sisinya. Tampilan Frolline saat ini menarik perhatiannya. Sedikit menggoda dengan kesederhanaannya. Tentunya, jauh berbeda dengan para gadis yang mengelilingi kehidupan glamournya, yang perlahan akan dikenalkannya kepada Frolline.

“Kenapa?” tanya Frolline, menarik turun kaosnya, menutupi pahamnya yang terekpos sempurna.

“Tidak, aku hanya..”

Ditya menggantungkan kalimatnya, merengkuh pundak Frolline, mendekat kepadanya. Keduanya sedang menerawang ke langit malam yang bertabur bintang. Merajut impian dan mimpi masa depan. Tentunya hanya Ditya, Frolline tidak memiliki mimpi apa pun. Saat ini hanya menjalani hidip yang digariskan dan siapkan Tuhan untuknya.

Senyum terukir di wajah tampan Ditya, kala teringat kelakuan Matt barusan. Asistennya itu dengan lancangnya membeli lingerie seksi untuk calon istrinya. Sampai-sampai membuat Frolline memekik terkejut saat mengeluarkannya dari kantong belanjaan dan malu-malu mengadu pada Ditya.

“Jangan katakan kamu masih mengingat benda aneh yang dibeli asistenmu itu,” omel Frolline, kesal.

Ditya terkekeh. “Suatu saat aku ingin melihatmu memakainya,” bisik Ditya.

“Jangan bermimpi!” ucap Frolline dengan ketus.

Kembali tawa Ditya pecah. Namun, bukan Ditya kalau kalah dalam berargumen. Bukan Ditya kalau kalah dalam bersilat lidah.

“Semuanya harus dimulai dari mimpi,” ucap Ditya.

“Seperti membawamu ke kehidupanku. Aku memulainya dari mimpi. Sejak pertama aku melihatmu berjalan di karpet merah, saat kakakmu menikah,” bisik Ditya.

“Kamu terlihat cantik dengan gaun putihmu. Saat itu aku bermimpi membawamu ke pernikahan,” ucap Ditya pelan.

***

Hampir seminggu Frolline tinggal di tempat Ditya. Pria itu tidak mengizinkannya pulang ke rumah sebelum memastikan Nyonya Gunawan pulang dari rumah sakit. Bukan tanpa alasan, Ditya tidak mau di tengah malam, keponakannya akan berbuat curang dan mendatangi Frolline yang sekarang menjadi calon istrinya.

Hari ini, sesuai dengan informasi dari pihak rumah sakit, mama Frolline sudah diizinkan pulang. Sejak pukul lima pagi, gadis itu sudah bergelut di dapur. Dengan mata setengah terpejam, menyiapkan sarapan yang juga akan dibawanya ke rumah sakit. Belakangan, sang mama sudah tidak betah dengan makanan rumah sakit, memaksanya membawakan sarapan dari rumah.

Terlihat Frolline mengiris sayuran dan menyiapakan bahan-bahan untuk membuat nasi goreng. Ditya masih belum bangun, bergelung di kamarnya. Pria itu selalu tidur malam dan bangun saat matahari menerobos masuk dari jendela kamar.

Apalagi semalam, Ditya pulang tengah malam. Membiarkannya menunggu di penthouse mewah seorang diri. Entah apa yang dilakukannya, menurut informasi dari Matt, calon suaminya itu baru selesai menjamu klien perusahaan di salah satu hotel bintang lima.

Selesai dengan nasi gorengnya, Frolline segera melepas celemek putihnya. Menatap jam di dinding, waktu sudah menunjukan pukul enam pagi.

Berjalan perlahan menuju kamar Ditya untuk membangunkan sang tuan rumah. Hampir seminggu tinggal disini, Frolline sudah hafal dengan tugasnya membangunkan Ditya.

Hal yang paling membuatnya panik dan bergidik. Bukannya apa-apa, dia masih takut dengan pria yang katanya sebentar lagi akan menjadi suaminya. Bahkan dia belum menceritakannya pada sang mama.

Pintu kamar itu sengaja tidak dikunci. Terlihat Ditya dengan kaos tidur itu terlelap di balik selimut hangatnya.

“Dit.. Ditya,” panggilnya pelan. Menguncang tubuh kekar yang masih tertidur pulas. Frolline sengaja berdiri di ujung kaki.

“Dit.. Ditya,” panggilnya lagi, memukul kasar tubuh laki-laki itu sehingga terbangun. Terkejut dalam tidurnya, Ditya langsung bangkit duduk. Mengusap kasar wajahnya, menguap beberapa kali.

“Jam berapa Fro?” tanyanya saat nyawanya sudah mengumpul sempurna.

“Jam enam. Kamu harus mengantarku ke rumah sakit,” jelas Frolline, mengingatkan.

“Aku masih mengantuk,” keluh Ditya.

“Matt sudah datang?” tanyanya lagi.

Frolline menggeleng, bergegas keluar dari kamar. Berada di dalam kamar Ditya rasanya seperti di kandang macan. Nyawanya sewaktu-waktu bisa saja terancam, berakhir menjadi santapan.

Baru saja kakinya melangkah, Ditya tiba-tiba mencekal pergelangan tangannya. Membuat gadis itu terduduk di sisi tempat tidur,

“Fro, kamu masih belum membicarakan dengan mamamu?” tanya Ditya. Selama seminggu ini, dia selalu mendesak Frolline untuk membahas lamarannya pada sang mama, tetapi Frolline selalu beralasan. Bahkan tadinya dia ingin menemui mama Frolline secara langsung, untuk menunjukan keseriusannya. Namun, lagi-lagi Frolline memintanya menunggu.

“Nanti, aku akan membicarakannya dengan mama kalau sudah di rumah,” jelas Frolline.

“Kamu tahu kan Fro, aku tidak bisa membawamu pulang ke Surabaya kalau tidak mengantongi restu mamamu,” ucap Ditya, sedikit kesal.

“Iya..” Lagi-lagi jawaban singkat.

“Jangan katakan kamu berencana berubah pikiran,” todong Ditya.

“Tidak, aku hanya butuh waktu. Papaku baru meninggal. Mama hanya tinggal berdua denganku. Kalau aku memberitahunya akan menikah, aku khawatir mama terkejut,” jelas Frolline.

“Apalagi nanti maka akan tinggal sendirian. Tidak ada yang menjaga mama nantinya,” lanjut Frolline.

“Kamu bisa membawa mamami tinggal bersama kita,” sahut Ditya.

Pria itu sedang menangkup wajah Frolline dengan kedua tangannya, perlahan membubuhkan kecupan ringan di bibir tipis manis menggoda. Selama seminggu ini, Frolline banyak belajar bersabar dan menerima perlakuan manis Ditya. Setiap Dityaya bisa pasrah.

Jasa Ditya yang begitu besar pada keluarganya, membuat Frolline tidak bisa menolak. Dia bisa bernafas lega, Ditya tidak pernah meminta lebih dari kecupan . Kalau tidak, Frolline tidak bisa membayangkan apa yang harus dilakukannya.

***

Ditya sedang menggandeng tangan Frolline di koridor rumah sakit dengan Matt dan dua orang bobyguard tampak mengekor rapi di belakang keduanya.

Ditya yang sudah lengkap dengan setelan kerjanya itu tidak henti-hentinya melirik gadis cantik di sebelahnya, memandang dengan perasaan tidak rela. Mulai hari ini, Frolline sudah tidak tinggal di penthousenya lagi. Frolline akan kembali pulang ke rumahnya.

Entah dengan alasan apalagi dia menemui Frolline disana. Tidak ada Gunawan, membuatnya tidak punya kesempatan mendekat pada mama Frolline yang jelas-jelas menolaknya pada kesempatan pertama. Langkah keduanya terhenti, saat suara teriakan menggema terdengar dari arah belakang.

“Fro..!” pekik lembut Angella yang tiba-tiba.

“Kak Angell! Kamu sudah sehat?” tanya Frolline berbalik. Heran melihat Angella. Kakaknya sudah terlihat cantik dan rapi sepagi ini. Padahal belum lama, dia melihat Angella terbaring lemas di brankar rumah sakit saat keguguran.

“Sudah. Aku hanya mampir sebentar. Aku mau ke pengadilan untuk mengugat cerai Firstan,” ceritanya dengan wajah sumringah. Ikut menatap Ditya yang juga berbalik menatap ke arahnya.

Deg—

***

T b c

Love you all

Terima kasih

1
bibi
lanjut
堅監.
ini season 2 nya Wira sama naina kok ngilang ya 😢 padahal kangen pengen baca baca mereka lagi
堅監.: yahhh tapi gpp, makasih info nya kak author
total 2 replies
Astrii Zahra
menurutku fro ini bukan polos sih, tp tolol.. secara ga langsung jd pelakor di rumah tangga kk nya sendiri
Vivi Zenidar
wkwwkwk satpol PP
kalea rizuky
wah jd karena ini
Khairul Azam
perempuan bego fro ini
yuni
Luar biasa
yuni
Buruk
Ardiansyah Gg
gk bisa move on dari novel ce weti
ngulang baca lagi
Inan
aku suka semuanya... om pram.. ditya.. wira... aku sukaaaa... tp bara aku ngk begitu suka..
Lince Harni
karya yg bagus,sangat memghibur...ini baca ke 3 x...gs bosan2
reza indrayana
masih bingung nichh ..🤔🤔
AlfES
❤❤❤❤❤
Yuliza Angriani
kalau pram kayak kamu dulunya dit,,,, udah mati kamu ditangan pram
Hairiyani Nurul hairiyani
cerita mat sama rania ada gak kak
Sofwan 123 Muhammad
Biasa
Sofwan 123 Muhammad
Kecewa
Tismar Khadijah
banyak kata2 bijak,
Miss Tiya😊
Luar biasa
Ayu galih wulandari
Terima kak Wetty sayaang...untuk kisah Ditya & Fro...tetep sehat n semangat untuk berkarya lg...ku tunggu karyamu yg lain ...🤗🤗😘😘😘😘😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!