Queen Li tumbuh dalam kekacauan—dikejar rentenir, hidup dari perkelahian, dan dikenal sebagai gadis barbar yang tidak takut siapa pun. Tapi di balik keberaniannya, tersimpan rahasia masa kecil yang bisa menghancurkan segalanya.
Jason Shu, CEO dingin yang menyelesaikan masalah dengan kekerasan, diam-diam telah mengawasinya sejak lama. Ia satu-satunya yang tahu sisi rapuh Queen… dan lelaki yang paling ingin memilikinya.
Ketika rahasia itu terungkap, hidup Queen terancam.
Dan hanya Jason yang berdiri di sisinya—siap menghancurkan dunia demi gadis barbar tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Beberapa hari kemudian.
Malam turun perlahan di kota itu. Lampu-lampu jalan menyala satu per satu, memantulkan bayangan panjang di aspal basah.
Di dalam mobil hitam yang melaju pelan, Roy Chen menyandarkan punggungnya dengan santai. Di tangannya, sebuah tablet menampilkan foto Queen—keluar dari penjara bersama Jason Shu.
“Jadi ingatannya benar-benar sudah pulih,” gumam Roy, sudut bibirnya terangkat sinis.
“Bos,” kata Tom yang duduk di kursi depan, “pengawasan kita menunjukkan Jason meningkatkan keamanan. Gadis itu selalu dijemput dan diantar. Sulit mendekat.”
Roy tertawa kecil.
“Siapa bilang aku harus mendekatinya secara langsung?”
Tom menoleh lewat kaca spion.
“Bos maksudnya…?”
“Tentu saja kita akan bertindak di saat ada kesempatan," jawab Roy.
Keesokan harinya
RUANG SIDANG PENGADILAN RAKYAT
Suara palu hakim bergema, memecah keheningan ruang sidang.
“Sidang perkara pidana atas nama terdakwa Zoanna Mu dinyatakan dibuka.”
Semua hadirin berdiri.
Hakim ketua, seorang pria berusia lima puluhan dengan raut tegas, menatap langsung ke arah kursi terdakwa. Zoanna berdiri dengan borgol di kedua tangan, wajahnya pucat namun sorot matanya keras—tanpa penyesalan.
“Terdakwa Zoanna Mu, apakah saudari mengerti dakwaan yang akan dibacakan?”
Zoanna menelan ludah.
“Aku mengerti.”
Jaksa penuntut umum berdiri.
“Yang Mulia, berdasarkan hasil penyelidikan dan bukti sah, terdakwa Zoanna Mu didakwa atas kejahatan berikut."
"Pertama. Pembunuhan dengan sengaja. Terdakwa secara sadar dan terencana membunuh suaminya, Lin Fan, pada sepuluh tahun lalu,
tanpa adanya keadaan pembelaan diri yang sah."
"Kedua. Melakukan pembunuhan di hadapan anak di bawah umur. Tindak pidana dilakukan di depan putri kandung korban yang saat itu berusia dua belas tahun, menyebabkan trauma psikologis berat dan kehilangan ingatan jangka panjang pada korban anak."
"Ketiga, Terdakwa terbukti aktif melakukan perjudian ilegal dalam jangka waktu lama,
hingga menimbulkan utang besar."
"Keempat. Eksploitasi dan penelantaran anak
Terdakwa memaksa anak kandungnya menanggung serta membayar utang judi,
menggunakan tekanan psikologis, dan gagal menjalankan kewajiban sebagai orang tua."
"Kelima, Tidak menunjukkan penyesalan
Hingga proses persidangan, terdakwa menolak mengakui kesalahan
dan justru menyalahkan korban."
Jaksa menutup berkas.
“Atas dasar itu, kami menuntut hukuman maksimal sesuai hukum pidana Republik Rakyat Tiongkok.”
Hakim menatap Zoanna.
“Zoanna Mu, apakah saudari mengakui seluruh dakwaan ini?”
Zoanna mengepalkan tangannya.
“Tidak! Aku hanya ingin kebebasan. Lin Fan mencampakkanku!”
Hakim mengetukkan palu ringan.
“Keinginan pribadi bukan alasan pembenaran untuk menghilangkan nyawa seseorang.”
Hakim menoleh ke arah bangku saksi.
“Saksi Queen Lin, silakan berdiri.”
Queen bangkit perlahan. Seluruh ruang sidang menahan napas.
“Apakah benar saudari menyaksikan langsung kematian ayah saudari?”
Queen mengangguk, suaranya bergetar tapi tegas.
“Benar, Yang Mulia.”
“Apakah terdakwa adalah pelakunya?”
“Benar.”
Zoanna berteriak,
“Dia anakku! Dia pasti berbohong!”
Hakim mengetukkan palu dengan keras.
“Terdakwa diperingatkan untuk menjaga ketertiban!”
Beberapa saat kemudian
Setelah jeda singkat, hakim kembali ke ruang sidang.
Semua berdiri.
Hakim membuka putusan dengan suara dingin dan berwibawa.
“Pengadilan telah mempertimbangkan seluruh bukti, kesaksian, serta sikap terdakwa.”
“Menimbang bahwa terdakwa melakukan pembunuhan sengaja dengan dampak psikologis luar biasa terhadap anak di bawah umur.”
“Menimbang bahwa terdakwa melakukan perjudian ilegal, eksploitasi anak, serta tidak menunjukkan penyesalan.”
Hakim mengangkat palu.
VONIS
“Maka dengan ini, Pengadilan Rakyat memutuskan. Menyatakan terdakwa Zoanna Mu terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah. Menjatuhkan hukuman MATI DENGAN MASA TANGGUH DUA TAHUN."
"Setelah masa tangguh, hukuman dikomutasikan menjadi PENJARA SEUMUR HIDUP, tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat. Mencabut seluruh hak sipil terdakwa. Putusan ini bersifat final.”
“Sidang ditutup.”
BRAK!
REAKSI AKHIR
Zoanna terduduk lemas.
“Tidak… tidak mungkin… aku tidak mau mati…!”
Queen berdiri diam. Air matanya jatuh satu kali—bukan karena sedih, tapi karena luka yang akhirnya diberi nama: keadilan.
Jason berdiri di sampingnya, menepuk bahu Queen pelan.
“Sudah berakhir,” ucapnya lirih.
Queen mengangguk.
Zoanna mendadak bangkit dari kursi terdakwa.
“QUEEN—!!!”
Teriakannya menggema, membuat seluruh ruang sidang terkejut.
Petugas pengadilan langsung bergerak, namun Zoanna sudah lebih dulu menatap tajam ke arah bangku saksi.
“Kau puas sekarang?!” jeritnya dengan suara parau.
“Aku ibumu! Aku yang melahirkanmu!”
Queen berdiri terpaku. Wajahnya pucat, namun sorot matanya dingin—tanpa air mata.
Zoanna tertawa pendek, terdengar nyaris seperti tangisan.
“Kau pikir kau menang?!”
“Tanpa aku, kau bahkan tidak akan ada di dunia ini!”
Hakim mengetukkan palu keras.
“Terdakwa, jaga ketertiban!”
Namun Zoanna tak peduli.
“Lin Fan mencintaiku?!” teriaknya.
“Tidak! Dia hanya peduli pada pekerjaannya! Dan kau—kau selalu berada di antara kami!”
Tangannya yang diborgol bergetar hebat.
“Aku mengorbankan hidupku demi membesarkanmu!”
“Dan sekarang kau berdiri di sana, menjadi saksi yang mengubur ibumu sendiri!”
Queen akhirnya melangkah maju satu langkah.
Suaranya tenang, tapi setiap katanya menusuk.
“Zoanna Mu,” ucapnya perlahan,
“Ibu melindungi anaknya, bukan menjadikannya saksi pembunuhan.”
Zoanna terdiam.
Queen melanjutkan, matanya tak lepas dari wanita itu.
“Aku tidak menguburmu.”
“Kau sendiri yang menggali lubang itu—sepuluh tahun lalu, di depan mataku.”
Petugas menarik Zoanna mundur.
“Queen!” Zoanna menjerit putus asa.
“Aku tidak menyesal membunuh ayahmu! Kalau waktu bisa diulang, aku akan melakukannya lagi!”
Queen perlahan mengangkat tangannya.
“Yang Mulia,” ucapnya tenang, “izinkan saya mendekati terdakwa.”
Ruang sidang kembali hening. Hakim menatap Queen beberapa detik, lalu mengangguk singkat.
“Diizinkan. Tetapi singkat.”
Petugas membuka jalan. Queen melangkah mendekati Zoanna, berdiri tepat di hadapan wanita yang telah melahirkannya—kini hanya dipisahkan oleh borgol dan kehancuran.
Zoanna menatapnya dengan mata merah dan liar.
Queen menunduk sedikit, suaranya rendah, hanya cukup untuk mereka berdua.
“Zoanna Mu,” bisiknya dingin,
“nikmati saja sisa hidupmu di dalam penjara.”
Zoanna tersentak.
“Papa meninggal tanpa ketenangan selama bertahun-tahun,” lanjut Queen, nadanya tetap datar. “Jiwanya akan selalu mengikutimu—karena kau adalah pembunuhnya.”
Zoanna gemetar.
Queen mendekatkan wajahnya sedikit.
“Bagaimana rasanya hidup di ruangan sempit dan gelap? Tanpa kebebasan, tanpa siapa pun menunggumu.”
Ia menarik napas pelan.
“Jalan ini kau yang pilih sendiri.”
“Jalani saja.”
Queen melangkah mundur, menegakkan tubuhnya, lalu berbalik tanpa menoleh lagi.
Zoanna berteriak histeris, namun suaranya tenggelam oleh langkah Queen yang mantap meninggalkan ruang sidang.
Hakim mengetukkan palu.
“Sidang selesai.”
hai teman teman .... ayo ramaikan karya ini dgn follow tiap hari dan juga like, komen dan jangan ketinggalan beri hadiah yaaaaaaa
sungguh, kalian gak bakalan menyesal, membaca karya ini.
bagus banget👍👍👍👍
top markotop pokoknya
hapus donh🤭🤭
kau jangan pernah meragukan dia, queen
👍👍👌 Jason lindungi terus Queen jangan biarkan orang2 jahat mengincar Queen
.
ayoooooo tambah up nya.
jangan bikin reader setiamu ini penasaran menunggu kelanjutan ceritanya
ayo thor, up yg banyak dan kalau bisa up nya pagi, siang, sore dan malam😅❤️❤️❤️❤️❤️❤️💪💪💪💪💪🙏🙏🙏🙏🙏
kereeeeennn.......💪
di tunggu update nya....💪