NovelToon NovelToon
Senandung Hening Di Lembah Bintang

Senandung Hening Di Lembah Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Romansa Fantasi
Popularitas:437
Nilai: 5
Nama Author:

Berada di titik jenuh nya dalam pekerjaan Kania memutuskan resign dari pekerjaan dan menetap ke sebuah desa. Di mana di desa tersebut ada rumah peninggalan sang Kakek yang sudah lama Kania tinggalkan. Di desa tersebutlah Kania merasakan kedamaian dan ketenangan hati. Dan di desa itu jugalah, Kania bertemu dengan seorang, Bara.

Season 2 : 31

Beberapa hari kemudian. Bara dan Kania sedang Rapat darurat.

Setelah kepergian Tuan Dirga yang penuh ancaman. Ia mulai menggunakan taktik kotor : ia menaikkan harga pasokan packaging di kota, dan rumor buruk tentang kualitas kopi Bara mulai menyebar di media sosial—semua jelas pasti ini ulah Tuan Dirga.

Dengan penuh amarah, Bara menggebrak meja. “Dia mencoba membunuh kita, Kani! Dia menaikkan harga pasokan bahan baku dan menyebar berita tidak benar tentang kopi kita! Dia menyerang akarku!”

Kania dengan tenang memegang tablet-nya. “Dia menyerang akarmu, dan aku akan menyerang pemasarannya. Dia menggunakan uang, kita akan menggunakan kejujuran dan branding yang lebih bagus lagi.”

Kania merancang strategi: membuat live di kebun kopi, menunjukkan proses pemetikan dan roasting yang transparan, melawan hoaks dengan fakta dan narasi yang tulus.

Kania dan Bara juga menyadari mereka tidak bisa melawan Tuan Dirga sendirian. Mereka harus melibatkan semua komunitas.

Mereka mengadakan pertemuan besar, mengusulkan Program Kemitraan Desa Ranu Asri. Program ini mengintegrasikan komunitas tenun Dini, petani sayur, dan semua pemilik kebun kopi kecil ke dalam brand ‘AKar Kencana’.

Laras yang sudah menerima dan berdamai dengan dirinya sendiri menjadi penasihat Bara dan Kania dalam urusan logistik dan jaringan lokal, murni sebagai sahabat seperti dahulu kala.

Bara di depan para warga. “Kita tidak hanya menjual kopi, kita menjual Desa Ranu Asri. Kita tidak akan dikalahkan oleh uang besar dari kota. Kita akan menang dengan kejujuran dan solidaritas kita!”

Warga bersorak setuju.

Setelah itu, Bara, Kania, Radit, Dini, kembali ke Kedai Senja, mereka semua duduk di teras kedai dalam keheningan yang dingin.

Radit mengambil napas, memecah keheningan. “Pria itu tidak main-main, Bar. Dia bisa memblokir semua suplai kita. Itu bisa membunuh ‘Akar Kencana’ bahkan sebelum kita sempat melawan.”

Dini dengan wajahnya yang khawatir. “Aku setuju dengan Mas Radit. Harga pasokan packaging dari kota sudah melonjak tinggi sejak sebulan lalu. Kalau dia ikut bermain, kita tidak akan mampu membayar biaya produksi tas tenun ibu-ibu.”

Bara dan Kania saling berpandangan. Tidak ada panik, hanya ketegasan yang dingin.

“Dia tidak akan bisa membunuh bisnis kita. Anggap saja dia sedang menguji kita.”ujar Bara tegas.

Menguatkan kata-kata Bara, Kania menunjuk ke tabletnya. “Dia menguji apakah pondasi kita hanya sebatas angka atau memang berakar kuat pada komunitas. Dia menyerang dari jalur bisnis, jadi kita akan membalasnya di sana.”

“Balas bagaimana? Dia punya modal jutaan. Kita hanya punya kopi yang enak.”ujar Radit.

“Kita punya lebih dari kopi, Dit. Kita punya Cerita dan Kejujuran. Kita punya orang-orang yang tulus.”

Bara melihat Kania. Ini adalah momen krusial untuk membuktikan bahwa kepercayaan mereka tidak goyah.

“Kania, apa rencana kita? Kita lawan dia secara langsung? Atau gimana?” Tanya Bara.

Kania tersenyum tipis, matanya menyala penuh semangat dan rencana. “Kita akan melawan dia dengan keahlian terbaik yang aku miliki. Rencana kita adalah: Transparasi Total. Kita akan membuka setiap proses kita, membuktikan bahwa kita berbeda. Kita akan menggunakan platform digital untuk mengubah serangan Tuan Dirga menjadi Marketing gratis.”

Dini dan Radit saling pandang, terkejut namun kagum dengan kecepatan berpikir Kania.

Radit menggaruk kepala. “Jadi…kita akan membuat Tuan Dirga rugi karena sudah mengancam kita?”

“Tepat. Akar Kencana tidak akan bersembunyi. Kita akan bertumbuh dibawah tekanan.” Ujar Kania.

Bara menepuk bahu Radit dan Dini. “Kalian dengar Kania. Ini adalah perang. Tapi kita bertarung di sisi yang benar. Sekarang, Dit, hubungi semua petani. Kania dan aku akan menyusun strategi digital kita malam ini juga.”

Keempat anggota tim itu, dengan Bara dan Kania sebagai inti, kini bersatu menghadapi ancaman dari luar.

*****************************

Sibuk merancang strategi akibat serangan dari Tuan Dirga, akhirnya langkah selanjutnya sudah tersusun rapi. Ada jeda sejenak untuk beristirahat sebelum berperang melawan Tuan Dirga.

Bara dan Radit sedang mengawasi pekerja yang sibuk memasang pondasi kayu dan batu rumah baru Bara. Bara terlihat sibuk bekerja langsung, tangannya berlumuran lumpur dan semen.

Suara palu beradu, tawa pekerja, dan deru mesin pemotong kayu. Kania tiba di lokasi, membawa termos berisi teh hangat dan tablet-nya. Ia kini menjadi pengawas desain dan logistik.

Kania berjalan menyambut Bara. “Panas sekali! Jangan lupakan untuk beristirahat, Tuan Pemilik Kebun.”

Bara menyeka keringat, matanya bersinar bahagia. “Bagaimana aku bisa istirahat? Aku sedang membangu rumah untukmu! Pondasi ini harus kokoh. Aku tidak mau ada kesalahan sedikit pun.”

Radit menyindir sambil menggeser balok kayu. “Pondasi fisik sudah kuat, Kani. Pondasi emosionalnya saja yang sempat ambruk kemarin. Untung sekarang sudah dilas dengan cincin emas.”

Kania tertawa, lalu memberikan Bara teh yang dibawanya.

“Mas, aku sudah mengirim desain jendela ruang tamu kita. Jendela yang besar, menghadap langsung ke lembah. Aku ingin kita selalu melihat bintang saat kita minum kopi di malam hari.”

Bara mengambil desain, menunjuk area yang sudah tertanam tiang. “Jendela itu adalah tempat aku akan selalu melihatmu, Kani. Dan kau harus bisa melihat kebun kita. Jendela itu harus kokoh. Aku akan meminta tukang kayu terbaik untuk menopangnya.”

Bara meletakkan desain di tablet ke pangkuan Kania, meraih tangan Kania yang halus. “Pondasi rumah ini kita tanam di tanah yang kukenal, di atas akar pohon kopi yang kuat. Sama seperti pondasi hubungan kita. Ada batu, kayu, keringat, dan kejujuran. Aku janji, rumah ini akan menjadi tempat di mana kau akan selalu merasa aman.”

Kania menggenggam erat tangan Bara. “Aku tahu. Terima kasih, Mas Bara. Aku akan mengisi rumah ini dengan kehangatan dan ide-ide baru.”

Radit berteriak dari kejauhan. “Ide bagus! Tapi sekarang Nona Arsitek, tolong minggir! Aku harus menanam tiang penopang utama! Ini harus tegak lurus, seperti janji kalian!”

Kania dan Bara tertawa, saling berciuman singkat, lalu Kania mundur ke posisi pengawas, menyaksikan pondasi rumah mereka dibangun dengan cinta dan kerja keras.

1
Yuri/Yuriko
Aku merasa terseret ke dalam cerita ini, tak bisa berhenti membaca.
NP: Terima kasih kak sudah menikmati cerita ini 🙏
total 1 replies
Starling04
Membuatku terhanyut.
NP: Terima kasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!