Rumah yang baru dibangun diujung desa kini menjadi kosong setelah beberapa tahun yang lalu menjadi tempat meninggalnya seorang ibu dan anak laki-laki nya..
meninggal tanpa sakit dan tiba-tiba menjadi perbincangan masyarakat setempat karna mereka meninggalnya ditahun yang sama
tapi, ini bukan tentang seorang ibu dan anak laki-laki nya,
namun, ini tentang sepasang pengantin baru yang lebih memilih untuk menempati rumah tersebut.. dan disitulah awal malapetaka bagi sepasang pengantin baru itu terjadi terus menerus...
penasaran..?
yukk ikuti kisahnya..
ini karya perdana author ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NauraAini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbangun sendirian
Ceklek.
Niah mengunci pintu rumah karena Nabil sudah di kamar, seperti biasa dia duduk di atas motor nya sampai rasa kantuk datang dan tidak bisa lagi di tahan, baru dia pindah ke kamar.
Dua jam berlalu Niah sudah pegal dan mengantuk parah ia pun masuk ke dalam kamar untuk tidur.
Nabil memeluk Niah untuk segera tidur. "Mas kamu udah pasang dupa kan.?" tanya Niah sambil memejamkan mata dalam pelukan Nabil.
"Sudah lah dari tadi memang kamu enggak nyium bau nya apa." Jawab Nabil mengeratkan pelukan nya karena enggak mungkin Niah tidak tau orang bau nya saja sudah menyebar di dalam rumah itu.
"hmmm" Niah sengaja menanyakan itu supaya Nabil jangan langsung tidur, karena dia tidak mau Nabil terlelap duluan sementara dia masih terjaga, karena Niah sering insomnia di tambah rasa was-was nya sejak di rumah ini.
Nabil membeli dupa bakar aromatik kayu gaharu di online beberapa hari yang lalu, supaya bau kotoran ayam tidak terlalu menyengat sampai ke dalam rumah dan untuk mencegah hewan-hewan kecil itu.
Namun tetap saja untuk hewan-hewan kecil itu tetap muncul seperti tidak ada habis-habisnya.
Jam menunjukkan pukul setengah dua dini hari. Niah terbangun dari tidur nya dan ia bingung karena ia sendirian tidak ada Nabil di sisi nya.
"mas Nabil kemana ya kok tidak ada, lagi ke kamar mandi apa" ucap Niah dalam hati, menunggu tanpa beranjak dari tempat tidur.
Satu menit
lima menit.
sepuluh menit.
Hingga setengah jam berlalu Nabil belum juga kembali membuat Niah cemas, ia pun beranjak keluar dari kamar mencari Nabil.
"Mas.."
"Mas Nabil." Niah mengecek kamar sholat tidak ada Nabil di sana.
Lanjut ke kamar mandi " Kosong kok ini" dan menoleh ke arah dapur pun tidak ada.
"Mas.. Kamu dimana mas Nabil.?" Niah agak ketar ketir juga ini karena di tinggal sendirian malam-malam walau pun di dalam rumah.
Niah kembali melihat ke kamar sholat dan kamar tidur, "tetap kosong tidak ada mas Nabil. Apa dia keluar ya.?"
Tanpa lama lagi Niah membuka gorden jendela dulu untuk melihat keadaan di luar sebelum membuka pintu. "Loh kok ini tidak di kunci sih, mas Nabil pasti ini dia kan tidak pernah mau kunci pintu orang nya." Niah berdecak kesal sambil membuka pintu
Ceklek.
"hehhhh"
Niah sampai menarik nafas terkejut bukan main karena di sambut angin kencang yang menerpa tubuh nya kecil nya. Tapi yang membuat nya terkejut adalah pemandangan yang di depan mata nya berbeda dengan yang di lihat nya tadi dari kaca jendela.
sriinggg...
Wuusshhh
Bau anyir tercium bersama angin kencang membuat Niah mual, namun di tahan sebisa mungkin.
"Mas Nabil.." Niah mulai melangkahkan kaki nya dan menoleh ke segala arah, dan saat menengok ke belakang ia kembali terkejut sampai membelalakkan mata menutup mulut dengan kedua tangan nya. "Tidak mungkin, bagaimana bisa ini".
Niah langsung membalik badan dan berlari menjauh karena rumah yang baru saja ia keluar dari dalam nya kini berubah menjadi rumah tua dengan di kelilingi pohon mati dan kabut tipis yang sering di mimpikan.
"Mas Nabil kamu dimana mas..
jangan tinggalin aku sendirian mas.. Huhuhu" Niah menangis sambil berlari-lari kecil mencari Nabil. Karena ia sedang hamil jadi tidak berani berlari kencang.
"Mas Nabil..."
"Kenapa kamu tega ninggalin aku sendirian malam-malam begini.. Huhuhu
aku ingin pergi dari rumah sialan itu tapi kamu larang-larang terus.. tapi kini kamu yang pergi sendiri tanpa mengajak aku.. Huhuhuhu.." Niah menangis sampai tersedu-sedu memikirkan ini semua.
"Aku harus bagaimana huhuhu.." Niah bingung tidak tau arah karena kabut yang semula tipis kini mulai menebal membatasi penglihatan.
"Cahh ayuuh.."
"Cahh manissh"
Degg
Menegang tubuh Niah mendengar suara yang sangat di kenal nya. Ia menoleh ke belakang tapi tidak ada siapa-siapa.
Plakkk
"hahh"
Niah tersentak kaget karena pundak nya ada yang menepuk, Ia pun menoleh tapi tidak ada siapa-siapa lagi.
"kekekekekkkk ....... hihihihihihihihihi...."
Suara nyaring sosok jubah hitam yang sedang nangkring di atas pohon mati.
"Kamuh mencarih kuhh cahh ayuuukk"..
sosok berjubah hitam turun dari pohon sambil menjilati kuku nya yang penuh darah.
"hhueekkk "
Niah tidak bisa menahan nya lagi pantas sedari tadi bau nya sangat anyir sekali.
Sosok berjubah hitam itu terhenti dari tawa nya menoleh dan menatap Niah lekat.
Ia menelisik dari ujung kepala sampai kaki, dan saat ia kembali melihat ke arah perut Niah seketika mata nya yang besar itu berbinar dengan seringai lebar sampai menunjukkan gigi dan taring nya yang di penuhi oleh darah merah kehitaman.
"Cahh ayuuh membawahh makanan".
Hahhh
Niah terbangun dengan tarikan nafas berat. Ia terkejut karena Nabil tidak ada di samping nya, takut apa yang barusan ia alami itu nyata.
Gemericik suara air terdengar di telinga Niah dan tidak lama kemudian Nabil datang dengan wajah basah oleh air wudhu. "Kamu sudah bangun Niah, tadi mas bangunin kamu bilang lagi Ndak sholat karena flek kemarin itu"
"Mas mau sholat subuh dulu ya ". Ucap Nabil memulai sholat subuh nya di rumah , karena melihat Niah yang masih melongo sedang mengumpulkan nyawa.
"Mas aku kepingin makan sayur kangkung sama jengkol." Ucap Niah sambil membayangkan makanan itu.
Nabil menoleh dengan tegas berkata. " Tidak boleh, kamu tidak boleh makan itu yang lain saja yang banyak vitamin nya."
Niah langsung memasang wajah cemberut nya "iisshh kamu mah kebanyakan enggak boleh nya, ini enggak boleh itu enggak boleh, terus aku makan apa, masa aku makan telor terus setiap hari."
"Ini kan buat kebaikan kamu dan si Dede, kan masih banyak juga yang lain, nanti kalau sudah lahiran terserah kamu mau makan apa pun juga" ujar Nabil berusaha selembut mungkin membujuk nya.
"kangkung juga ada vitamin nya mas, kamu mah enggak peduli sama aku peduli nya sama anak kamu doang, ya udah kalau enggak boleh kamu beliin aku makanan jadi saja aku enggak mau masak." Niah merajuk sudah.
"Ya sudah kamu boleh makan itu tapi jangan banyak-banyak yah" Nabil menghela nafas mengalah juga.
Setelah selesai makan, Nabil beranjak mencuci tangan. Niah menggeser galon air minum nya sebelum ke kamar mandi.
"Mas Nabil...."