NovelToon NovelToon
Amor

Amor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Dark Romance
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jonjuwi

Asila Ayu Tahara. Perempuan yang tiba-tiba dituduh membunuh keluarganya, kata penyidik ini adalah perbuatan dendam ia sendiri karna sering di kucilkan oleh keluarganya . Apa benar? Ikut Hara mencari tahu siapa sih yang bunuh keluarga nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jonjuwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana

Hara berjalan cepat dengan menenteng belanjaan di kedua tangannya ia berjalan penuh dengan amarah yang menggejolak dalam hatinya, mata merah dengan nafas memburunya.

"Kamu ini apa-apaan, Dewi!"

Bentaknya sesaat sampai di hadapan Dewi yang tengah menonton TV, belanjaan yang ia tenteng tadi sudah lepas dari tangannya tak peduli di dalam nya ada telur atau makanan mudah pecah dan hancur lainnya.

Dewi yang terkejut itu langsung berdiri dan menatap heran kepada Hara.

"Kamu apain Kak Hakim?!"

Dewi mengerutkan alisnya dengan terheran-heran.

"Aku gak ngapa-ngapain," bingung nya

"Gak usah bohong Dewi!!"

"Hara? Aku bener gak tau apa-apa."

"Kamu teror keluarganya lagi kan?!"

Dewi berhenti mengerutkan keningnya kini ia kembali menjatuhkan dirinya diatas sofa empuk sambil menatap film yang baru ia abaikan.

"Jadi si tua itu ngadu?" ucap nya santai

Hara ikut mendudukkan diri diatas sofa itu dengan perasaan tambah kesal karna respon Dewi yang terlihat sangat santai.

"Dewi, kamu bilang kamu bakal berubah."

Dewi mematikan TV nya dan memberikan perhatian lebih kepada Hara.

"Aku beneran ga bunuh siapapun lagi Hara!"

"Kamu celakain Kak Hakim!" teriak nya

Yang di teriaki itu sontak membelalakkan matanya, bukan karna kaget dengan bentakan Hara namun kaget terkait kecelakaan Hakim yang bukan di sebabkan olehnya.

"Aku gak celakain siapapun Hara!"

"Kak Hakim kecelakaan, itu pasti ulah kamu kan!"

"Nggak Hara!"

"Aku tau Dewi, stop bohong!"

"Hara! Aku benar-benar gak ngelakuin itu!"

"Kak Hakim gak salah Dewi, dia gak apa-apain aku."

Nada bicara Hara sudah melemas ia mengurut pelipisnya.

"Hara, tapi kali ini aku serius. Aku gak lakuin itu, aku gak lakuin itu ke si Hakim."

Hara tak mengindahkan omongan Dewi, ia malah berjalan memasuki kamarnya dan mengambil handphone.

Ia menggulir kontaknya mencari nama Hakim disana, ibu jarinya terhenti saat akan menekan panggilan kepada Hakim ia ingat perkataan Ayah Hakim tadi bahwa benar kehadirannya benar-benar membawa sial siapapun.

Air matanya jatuh lagi ia menangis tersedu-sedu hatinya sangat khawatir kepada Hakim namun ia tak mampu apapun.

Tiba-tiba pintu kamarnya di ketok dengan berantakan agar Hara bisa segera membukanya.

"Apa?" Hara membuka pintu itu

Yang ia lihat adalah Dewi yang membawa handphonenya dengan layar yang terang menampakkan sebuah berita yang tengah dibawakan oleh seorang perempuan.

"Nih, Hakim kecelakaan bukan karna aku!" sulut Dewi

Hara meraih handphone itu untuk melihat dan mendengar lebih jelas, kini keduanya masih berdiri di ambang pintu.

"Hakim celaka karna orang yang lagi latihan mobil."

Hara menatap wajah Dewi yang tampak merajuk, namun ia tak peduli setelahnya ia langsung berjalan ke arah ranjang dengan Dewi yang mengikutinya.

Ia mendudukkan dirinya sambil menonton berita seberapa parah kejadian tersebut.

"Kamu telepon lah si Hakim itu."

Hara menggeleng ribut dengan mata yang merah dan sembab, hidung yang juga memerah, juga cegukan yang tiba-tiba menghampiri Hara.

Dewi yang melihat itu tersenyum kecil lalu menangkup kedua pipi Hara diarahkan agar Hara menatapnya sebentar.

"Ayah Hakim bilang apa ke kamu?" tanya Dewi

Hara menggeleng lagi dengan mulut yang mencebik.

Dewi kini terkekeh "Nggak, gak bakal aku apa-apain."

"Gak bilang apa-apa, Dewi."

"Hara, aku yakin pasti Ayah Hakim bilang sesuatu ke kamu."

Hara terdiam dengan kedua pipi yang masih di topang oleh kedua telapak tangan Dewi, Dewi juga telaten mengusap air mata yang Hara keluarkan.

"Aku benar-benar gak celakain siapapun lagi,"

"Tapi kamu teror keluarganya."

"Hehehe, ya karna aku gak bisa apa-apa"

"Udah stop Dewi,"

Dewi mengangkat bahunya "Tergantung,"

Hara melepaskan kedua lengan Dewi dari pipinya, ia menggenggam keduanya sambil memohon dengan sangat.

"Tolong, Dewi."

"Kamu sayang banget ya sama si Hakim?"

Hara lambat menjawab pertanyaan itu "Kak Hakim baik sama aku Dewi."

Dewi tersenyum "Tergantung kelakuan Hakim sendiri sih."

"Dewiiiii."

"Kamu tau gak sesayang apa aku sama kamu Hara?"

Hara mengangguk

"Sampe aku frustasi kalo kamu di jahatin, dulu aku benar-benar kesel banget gelap mata dan pikiran. Aku ngerasa kalo aku harus jadi yang paling lindungi kamu di dunia ini, karna gak ada siapapun yang lindungi kamu selama ini kamu hanya lindungi diri sendiri dan itu bikin hati aku sakit banget Hara liat kamu bertahan hidup sendirian di dunia yang sialan penuh orang jahat ini."

"Hara, aku tahu cara nya salah. Dan semua udah terjadi, tapi Hara, untuk yang kali ini tolong berkorban buat aku. Tolong sayangin aku juga." Dewi kini mulai mengeluarkan suara lirih dengan mata yang berair

Hara yang tak mengerti omongan Dewi itu kini mengangkat alisnya seolah bertanya maksud semua ini.

"Semuanya udah terlanjur hancur Hara."

Hara tetap mendengarkan omongan Dewi meskipun sejujurnya ia masih tak mengerti maksudnya.

"Ayo kita mulai hidup baru Hara."

"M-maksud kamu?"

"Ayo kita mulai hidup baru, dengan nama baru, wajah baru dan lingkungan baru."

Mata Hara semakin membulat mendengar pernyataan itu.

"Aku ngobrol sama Mama dan Papa mereka sepakat ikut rencanaku."

"Apa rencana kamu?"

"Ganti wajah, ganti nama dan kita pindah."

"Apa!" sentak Hara

Hara berdiri kali ini "Gak semudah itu Dewi."

"Mudah Hara! Semuanya mudah untuk aku, Papa dan Mama, asalkan kamu nurut dan ikut aja rencana kita!"

"Dewi? Keluarga kamu bener-bener gila." suara Hara terdengar lemas

"Ayo Hara, kita mulai kehidupan baru lagi."

"Gila Dewi, kamu bener-bener gila."

Hara pergi meninggalkan Dewi di kamar itu, ia pergi mengambil minum dan meneguknya dengan cepat

"Hara, tolong kali ini aja kamu nurut sama aku."

Dewi kini menghampiri Hara lagi sambil memohon.

"Kita bakal ganti wajah? Ganti nama, kamu bilang?" Hara memajukan tubuhnya sambil mengerut

Dewi mengangguk

"Kenapa gak kamu aja? Kan kamu yang buronan."

Omongan Hara seolah sebuah penolakan dengan kasar di telinga Dewi.

"Karna kamu juga akan di cari Hara! Orang-orang tau kalo kamu selalu sama aku! Dan kamu juga akan di cari, apalagi sama Hakim."

"Dewi, tapi ini bener-bener diluar dugaan aku."

"Baiklah, kamu boleh pikir-pikir dulu soal ini. Itu hanya satu-satunya cara untuk kita bisa pergi dari sini, Hara."

Hara beralih pandang menatap sekitar "Meskipun begitu, Papa dan Mama kamu pasti juga akan di cari oleh Kak Hakim."

Dewi mendengus terkekeh "Apa Hakim udah temuin orang tuaku selama aku di tahan kemaren?"

Hara mengingat-ingat saat itu, benar juga orang tua Dewi sama sekali tak datang ke kantor polisi saat itu dan mereka malah menemui dirinya di banding anaknya sendiri.

"Oh iya, bukannya dulu aku pernah tunjukin web yang menyediakan biodata orang tuaku ya ke kamu?" tanya Dewi

Hara ingat kali ini ia pernah melihat web yang berisi biodata lengkap keluarga Dewi namun,

Oh!

Dewi tak ada dalam daftar biodata tersebut!

Hara menoleh dengan mata yang membola "Dewi?"

Dewi terkekeh lagi "Gak ada yang tahu, kalo aku adalah anak pasangan fenomenal di daerah sini. Dan gak ada yang tahu kalo aku adalah cucu orang paling kaya di daerah ini."

Apa alasan kehidupan Dewi di sembunyikan oleh orang tuanya karna kelainannya atau memang ada hal lain yang tak Hara ketahui.

"Semuanya akan beres Hara, kamu cukup nurut dan mainin aja peran mu." ujar Dewi

"Semuanya akan berakhir Hara, ayo kita mulai kehidupan baru lagi."

Hara menghela nafas kasar sambil meringis dan mengelus dadanya.

1
Ulla Hullasoh
keluarga yang kejam..... apa hara itu anak tiri?
lin
wah seru nih lanjutkan thorr jangan lupa buat mampir
Ryohei Sasagawa
Thor, ceritanya seru banget! Aku suka banget sama karakternya.
Jonjuwi: Kakaaa makasi banyak, trs dukung aku yaa🥺❤️
total 1 replies
Nadeshiko Gamez
Terperangkap dalam cerita ini.
Jonjuwi: Makasih kaaa udah mampir, dukung aku trs yaa🥺❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!