NovelToon NovelToon
Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Ayo Kita Cerai, Suamiku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: YoungLady

Selama lima tahun pernikahan, Niken dan Damar tampak seperti pasangan sempurna di mata semua orang. Di balik senyum yang mereka pamerkan, ada luka yang mereka sembunyikan—ketidakmampuan untuk memiliki anak. Niken tetap bertahan, meski setiap bisikan tajam dari keluarga mertua dan orang sekitar menusuk hatinya.

Hingga badai besar datang menghantam. Seorang wanita bernama Tania, dengan perut yang mulai membuncit, muncul di depan rumah mereka membawa kabar yang mengguncang, dia adalah selingkuhan Damar dan sedang mengandung darah dagingnya. Dunia Niken seketika runtuh. Suami yang selama ini ia percayai sepenuh hati ternyata menusuknya dari belakang.

Terseret rasa malu dan hancur, Niken tetap berdiri tegak. Demi menjaga nama baik Damar dan keluarganya, ia dengan pahit mengizinkan Damar menikahi Tania secara siri. Tapi ketegarannya hanya bertahan sebentar. Saat rasa sakit itu tak tertahankan lagi, Niken mengambil keputusan yang mengguncang. Ia memutuskan untuk bercerai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Tangis Tania pecah di dalam kamar sempit berdebu yang nyaris tak punya ventilasi. Tubuhnya terguncang, lututnya tertekuk lemas di lantai kayu reyot yang mulai lapuk dimakan usia. Rambut panjangnya menjuntai kusut, membingkai wajah sendunya yang penuh luka batin. Air mata menetes tanpa henti, membasahi pipi dan baju lusuh yang melekat di tubuhnya. Di balik pintu yang setengah terbuka, suara neneknya, Lestari, menggelegar seperti petir yang tak henti-henti.

"Dasar anak bodoh! Kau pikir cinta bisa bikin perut kenyang, ha?!" teriak Lestari, menyeruak masuk ke kamar, wajahnya memerah karena emosi. "Kau tinggalkan Damar padahal kita belum dapat apa-apa! Rumah ini masih begini-begini saja! Lihat! Atap bocor, tembok retak, kamar mandi amblas! Belum lagi sawah dan kebun—mana?! Semua masih mimpi!"

Tania hanya bisa menangis, tubuhnya mengerut di sudut kamar. "Aku tidak tahan, Nek... Damar kasar... Dia juga belum bisa move on dari mantan istrinya..."

"Dan kau kira hidup itu adil?" bentak Lestari, mendekat dan mencengkeram lengan cucunya. "Saat nenek seusiamu, nenek rela jadi simpanan pejabat tua demi biaya berobat orang tuamu. Semua uang hasil peluh dan hinaan itu habis buat orang tua kamu! Lalu kau sekarang enak saja mau kabur, ninggalin kewajiban? Kau harus mengganti semua itu!"

Tania menoleh pelan. Matanya sembab, tapi dalam tatapannya mulai tumbuh perlawanan. "Aku mengerti nek, tapi aku juga butuh istirahat sebentar."

Lestari mendengus kasar. "Kau pikir hidup bisa kau pilih sesukamu? Dunia ini milik orang yang licik dan tega! Kalau kau tidak bisa manfaatkan laki-laki kaya itu, berarti kau sama saja buang hidupmu ke tong sampah."

Hening sejenak. Tania memalingkan wajahnya, menahan isak.

Lestari menghela napas panjang. Suaranya mulai melunak, penuh racun yang disamarkan dengan kelembutan. "Kembalilah ke Damar. Minta maaf, menangislah kalau perlu. Dekati dia pelan-pelan, pura-pura cinta. Baru setelah dia percaya, mulai atur strategi. Pindahkan sertifikat. Minta kartu ATM. Bangun kepercayaan, lalu ambil semuanya."

Tania menunduk. Batinnya koyak. Antara jijik dan pasrah. Ia tahu, selama hidup dalam rumah reyot ini, neneknya adalah segalanya. Tapi juga musuh terbesar hatinya.

Baru saja Lestari hendak membuka mulut kembali, suara mobil berhenti di depan rumah mereka. Suara mesin menderu, lalu mati.

Mereka berdua saling menatap.

"Siapa itu?" tanya Tania pelan.

Lestari, dengan langkah cepat yang mengejutkan untuk usia senjanya, membuka pintu depan rumah mereka. Tania mengikutinya dengan jantung berdebar.

Di halaman kecil yang hanya ditumbuhi rumput liar, sebuah mobil hitam mengilap terparkir. Pintu pengemudi terbuka perlahan.

Sosok pria keluar, mengenakan kemeja mahal dan jam tangan mencolok. Damar.

Tania tercekat. Lestari tersenyum penuh kemenangan.

"Nah, lihat siapa yang datang menjemputmu," bisik Lestari, setengah tertawa. "Kesempatan kedua tak datang dua kali, Tan. Mainkan peranmu."

Tania menelan ludah. Napasnya sesak. Kali ini, bukan hanya karena tangis—tapi karena ketakutan akan masa depan yang mulai menjelma neraka.

Damar melangkah menemui Tania dan lestari. Kemeja biru tuanya tertiup angin sore, sementara tatapan matanya langsung mengarah pada Tania yang berdiri mematung di sisi Lestari. Wajah pria itu tampak letih, tapi di balik sorot matanya terselip kerinduan yang tak bisa disembunyikan.

Tania mundur setapak, seolah tak ingin didekati. Padahal hatinya berdebar keras, tak yakin harus lari atau bertahan. Tapi ketika Damar mendekat dan tanpa berkata apa-apa langsung memeluknya, tubuh Tania menegang. Pelukan itu hangat, namun menusuk di dada—antara nyaman dan penuh luka yang belum kering.

“Tidak semudah itu aku maafin kamu Mas,” gumam Tania pelan, berusaha terdengar merajuk seperti anak kecil. Ia tetap diam dalam pelukan, tidak memeluk balik, tapi juga tak menolak. “Kamu sudah mengatakan hal yang menyakiti aku, Mas Damarar... soal Niken…”

Damar melepas pelukannya perlahan. Wajahnya serius, sedikit tertunduk. “Aku tahu. Maaf, Tania. Aku terlalu jujur soal perasaanku ke masa lalu. Tapi itu bukan berarti aku tidak sayang kamu.”

Lestari berdiri di sisi mereka, tangan bersedekap, bibirnya mengulum senyum setengah puas. “Cinta itu tidak cukup, Damar,” katanya lantang. “Tania butuh rasa aman. Butuh kepastian. Kalau kamu masih nyebut-nyebut nama mantanmu, itu artinya kamu belum selesai sama masa lalu.”

Damar mengangguk, tak membantah. “Aku salah, Nek Lestari. Aku masih kebawa kenangan soal Niken. Tapi aku janji mulai sekarang, aku bakal jaga omonganku. Tidak akan nyakitin Tania lagi, apalagi nyebut-nyebut dia sembarangan.”

Tania menunduk. Dalam hati, ia mencibir pelan. *Janji? Bukankah semua lelaki berjanji sebelum kembali mengulang kesalahan yang sama?*

Tapi wajah Damar terlihat tulus, dan Tania tahu, inilah saat yang diinginkan neneknya. Saat ia harus memaafkan, atau setidaknya berpura-pura.

“Aku juga minta maaf,” ujar Tania lirih, memain-mainkan ujung bajunya. “Aku pergi karena aku takut... takut kalau aku cuma pelarian kamu dari Niken.”

Damar mendekat lagi, menggenggam tangan Tania. “Bukan, Tan. Kamu bukan pelarian. Kamu penyelamat.”

Tania menahan diri agar tidak tertawa sinis. Ia menunduk, pura-pura terharu, dan mengangguk pelan. “Ya sudah, asal kamu janji tidak akan nyakitin aku lagi…”

“Aku janji.” Suara Damar terdengar mantap.

Lestari ikut tersenyum, menepuk-nepuk bahu Damar. “Bagus. Sudah saatnya kalian berdamai. Hidup ini terlalu singkat buat terus berantem.”

“Besok ikut aku ke rumah,” lanjut Damar. “Kita mulai dari awal. Aku akan urus semuanya buat kamu, Tan.”

Tania mengangguk. Dalam hatinya, badai belum berhenti. Tapi senyum tipis sudah ia siapkan, sebagaimana yang diajarkan Lestari. Dunia tak memberi ruang bagi perempuan lemah—dan kepura-puraan kadang adalah senjata paling ampuh untuk bertahan hidup.

Di dalam pelukan Damar yang kedua, Tania masih bisa mencium aroma kenangan yang belum sepenuhnya mati—aroma Niken. Tapi dia menahannya. Karena kini, perang belum selesai. Ini baru permulaan.

Bersambung....

1
Rahmawati
bagus ceritanya
Rahmawati
baru dua hari loh pacarannya, udah di lamar aja
Rahmawati
semoga ortu Bastian berubah pikiran dan menerima niken sbg calon mantu
Rahmawati
td salah ketik nama, yg ngobrol dengan Bastian masak Tania thor
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺: terimakasih atas koreksinya. author keder, sudah di revisi ya😂🙏😘
total 1 replies
Rahmawati
Bastian pasti ada rasa nih sm niken makanya mau bantu niken
Rahmawati
ini nih tipe perempuannya yg gk mau dia ajak berjuang, maunya langsung sukses
Rahmawati
jgn ke pede an km damar,, gk mgkin niken ngemis minta rujuk sm km
Daneen
Semangat Thomas
Azizah Hazli
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih🙏
Rahmawati
km masih muda Tania seharusnya km bisa bekerja keras agar gk hidup susah
Rahmawati
ternyata damar cuma numpang dirumah niken
Rahmawati
aku mampir Thor
Daneen
Kapok lu damar
Uba Muhammad Al-varo
bagus
Vien Habib
Luar biasa
🌺🏵️YoungLady🏵️🌺
terimakasih sudah datang berkunjung🙏
Ma Em
Makanya Damar kalau sdh punya istri yg baik itu jgn bertingkah sekarang kerasa sama kamu kan perbedaannya antara Niken dan Tania, kalau sama Niken kamu dihargai dan di hormati tapi dgn Tani Kamu cuma dijadikan babu.
Ma Em
Semangat Niken mungkin kamu akan mendapatkan lelaki yg lebih baik dari Damar, bkn Niken yg akan menyesal tapi Damar yg akan menyesal karena sdh menduakan mu Niken.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!