NovelToon NovelToon
PENDEKAR SINTING

PENDEKAR SINTING

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ikko Suwais

Pendekar Sinting adalah seorang pemuda berwajah tampan, bertubuh tegap dan kekar. Sipat nya baik terhadap sesama dan suka menolong orang yang kesusahan. Tingkah nya yang konyol dan gemar bergaul dengan siapapun itulah yang membuat dia sering berteman dengan bekas musuh atau lawan nya. Perjalanan nya mencari pembunuh keluarga nya itulah yang membuat sang pendekar berpetualang di rimba persilatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikko Suwais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMUNCULAN NYAI KIDUNG GETIH

CUACA Kala itu sudah mulai sore, Rangga sejak tadi sudah menyudahi belajar nya. Kala itu Jayengrama sedang membuat pedang-pedangan dari kayu untuk dipakai Rangga belajar memakai pedang. Jayengrama sempat bercerita pada Rangga, Bahwa dia dulunya suka membuat kerajinan dari kayu sebelum menjadi seorang Adipati. Hal itu diperkuat oleh Resi Jayabaya yang pernah mengajarkan dasar ilmu pedang pada Jayengrama ketika masih menjadi pemuda yang gagah.

"Jadi seorang pemimpin itu harus punya ilmu dan kekuatan, Rama." Ujar Resi Jayabaya kepada Jayengrama kala itu. Teringat sedikit pelajaran yang di ajarkan oleh Resi Jayabaya kepada Jayengrama dan akhirnya Jayengrama berguru pada seorang ahli pedang teman nya Resi Jayabaya.

Padahal Ayah Jayengrama memilih anak nya itu untuk di ajarkan ilmu berpedang sekaligus agar diangkat jadi murid nya Ki Jayabaya, Biar tidak kosong ilmu karena kala itu Jayengrama hanya pemuda biasa tak punya bekal ilmu Kanuragan. Resi Jayabaya sebelum menjadi Resi dan masih menyandang nama Ki Jayabaya memiliki nama gelar kependekaran. Nama gelar nya dulu cukup ditakuti dirimba persilatan dan pernah dan menjadi orang tertinggi ilmu nya dipapan peringkat orang terkuat. Kala itu ia masih muda dan setelah berumur hampir seratus tahun ia mengundurkan diri dari rimba persilatan dan beralih profesi menjadi seorang Resi.

"Dulu Ki Jayabaya memiliki nama kependekaran Rangga, Nama julukan nya Pendekar Guntur Perkasa!"

"Aku sudah tahu, Paman. Kakek sudah menceritakan nya sebelum nya." Ujar Rangga menanggapi Jayengrama yang sedang membuat pedang-pedangan.

"Ooo, Syukurlah jika kau sudah tahu."

"Paman aku ingin bicara sesuatu..." Jayengrama menelengkan kepala nya ke Rangga.

"Ada apa Rangga?" Rangga celingak-celinguk mengawasi sekitar pondok,

"Ada seseorang yang mengintip kita dari atas air terjun sana." Ujar nya pelan dan Jayengrama segera menatap ke atas air terjun yang disana ada batu besar.

Jayengrama melihat sekelebat orang pergi dan tak jelas rupa nya karena terhalang semak belukar.

"Sejak kapan kau menyadari ada orang disana?"

"Sejak paman menyebut nama gelar kakek." Tiba-tiba wajah Jayengrama cemas dan berbisik.

"Seperti nya orang itu sedang merencanakan sesuatu Rangga, Nanti kita tanyakan pada kakek Resi." Rangga hanya mengangguk saja dan mata nya tetap awas menatap ke sekitar.

Saat itu Resi Jayabaya sedang pergi ke suatu tempat, Ia sedang berkunjung ke makam guru nya sambil membawa pedang naga petir. Rangga tak diperbolehkan ikut dan disuruh berdiam diri dipondok bersama Jayengrama. Resi Jayengrama ingin menunjukan pedang itu sebagai bukti ia telah berhasil menemukan pedang itu bersama pewaris nya. Selain berziarah, Ia meminta izin untuk menurunkan ilmu Kanuragan dan sinar tenaga dalam nya pada Rangga. Setelah dirasa cukup, Ia pulang kembali ke pondok yang berada di Lembah Sunyi.

Sambil menunggu sang kakek datang, Rangga diajari dasar memakai pedang oleh Jayengrama. Lelaki berumur lima puluh tahun itu masih menyisakan ketampanan semasa muda nya dan masih perjaka sampai sekarang. Ia tak ingin menikah karena trauma masa lalu nya terhadap seorang perempuan yang telah mengkhianati cinta suci nya.

*Trak!Trak!* Terdengar suara pedang kayu beradu.

"Bagus Rangga, Gerakan tangan mu kesamping dan coba berkelit. Tahan serangan ku ini,.." Jayengrama menebaskan pedang kayu itu dengan sentakan keras ke arah pundak anak itu. Namun tak bisa di pungkiri, Rangka berhasil menangkis nya padahal ia belum mengajarkan cara menangkis yang benar.

"Nah bagus! Coba sekali lagi." Kali ini Jayengrama melayangkan pedang kayu nya ke beberapa arah, Menebas, Menusuk, Menikam dengan gerakan cukup cepat. Rangga berhasil menahan tebasan itu dan beberapa kali mampu menyerang Jayengrama.

"Terus Rangga, Putar tubuh mu biar tidak kaku. Nah, Kuatkan kuda-kuda mu itu." Ujar Jayengrama sembari menahan serangan Rangga. Pada saat itu melesat sebuah benda kecil bergerigi mirip piringan cakram ke arah punggung Rangga. Jayengrama melihat kilauan cahaya melesat dan segera menarik Rangga,

"Awas Rangaaa...!" Sentak nya menarik tubuh Rangga dan anak itu terjatuh menindih Jayengrama.

*Slappp!* *Teb* Benda itu melesat diatas mereka dan menancap pada batu kali seukuran kambing. Rangga terperanjat melihat benda itu dan segera bangun, Begitu juga Jayengrama.

"Siapa yang menyerang kita memakai senjata rahasia itu, Paman!?"

"Tak tahu, Rangga! Ada orang iseng yang ingin mencelakai kita!" Rangga cemas dan segera menatap ke segala arah.

Jayengrama melihat kelebatan orang berpakaian warna merah tua melintasi dari pohon ke pohon di atas jurang.

"Ada orang disana! Mungkin dia orang nya yang menyerang kita diam-diam Rangga!" Ucapan Jayengrama terbukti, Dalam kerimbunan hutan di atas jurang nampak seorang perempuan tua menatap ke arah mereka. Pakaiannya berwarna merah tua dan itu warna jubah nya, Ia memakai baju dalaman berwarna putih kusam dan warna ikat pinggang nya berwarna hitam. Jubah itu memanjang sampai mata kaki dan nenek tua itu memakai celana comprang abu-abu kusam.

Nenek tua itu berkisar umur delapan puluh tahunan, Wajah nya keriput dan cekung. Rambut nya disanggul dan seluruh nya berwarna putih termasuk halis nya juga. Ia memegang sebilah tongkat sebatas paha nya dan tongkat itu dipakai nya untuk berjalan. Tongkat itu terbuat dari besi hitam dan memiliki bola kaca bundar bening di atas nya. Langkah nenek tua tak seperti orang tua yang tertatih-tatih, Jalan nya berkesan biasa seperti orang-orang muda pada umum nya. Ia lalu meloncat dari tebing itu ke bawah dengan cepat dan meloncat kesana kemari dari satu batu kali ke batu lain nya hingga tiba di daratan tepi sungai dangkal.

"Seperti yang aku duga..." Ujar nenek tua itu berkata dengan suara tua nya.

"Mohon maaf nek, Ada perlu apa anda datang kemari?" Tanya Jayengrama bersikap sopan.

"Aku tak punya urusan dengan mu! Cepat bawa anak itu kemari!' Rangga mundur beberapa langkah, Dan bersembunyi dibelakang Jayengrama.

"Ada perlu apa nenek dengan anak ini? Kami tak mengenal dirimu nek!"

"Kau tak perlu tahu siapa aku dan apa perlu ku dengan bocah itu, Itu urusanku!"

"Sebaiknya nenek perkenalkan diri dahulu sebelum bertindak!" Nenek tua itu menatap nanar pada kedua nya dan sebutkan nama nya.

"Namaku Nyai Kidung Getih!! Aku perlu merajang tubuh orang tua yang bernama Jayabaya itu!! Suruh dia keluar dan hadapi aku!!"

"Mohon maaf nek, Resi Jayabaya sedang pergi keluar."

"Grrrrrhhh!! Pergi kemana dia!?" Tanya nya menggeram.

"Aku tidak tahu nek, Beliau tak memberitahuku sebelum nya."

"Kalau begitu, Serahkan saja bocah itu padaku. Nyawa mu akan selamat jika kau membawa anak itu padaku sekarang!" Jayengrama menatap Rangga sebentar dan anak itu menatap nya.

"Untuk apa nenek tua itu menginginkan ku, Paman!?" Sebentar paman tanyakan dulu.

"Ada perlu apa nenek menginginkan anak ini???" Tanya Jayengrama penasaran.

"Bocah itu akan ku jadikan tumbal untuk menyempurnakan ilmuku!!" Wajah kedua orang beda usia itu tiba-tiba tegang dan saling tatap.

1
Ita Xiaomi
Tuh pedang utk org yg baik hati. Maaf aku sok tau😁.
Mia Sagitarius
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!