Sepasang suami istri paruh baya sedang berboncengan motor yang baru saja pulang dari pasar menemukan keranjang bayi didekat jembatan yang tidak jauh dari rumah mereka berdua.
bayi mungil sangat cantik tubuhnya yang masih merah baru lahir hanya dibungkus dengan kain bedong dan selimut bayi.
disampingnya ada secarik kertas bertuliskan " tolong rawat bayi ini dengan baik, suatu saat nanti ada orang yang akan menjemputnya " isi pesan didalam kertas tersebut.
dan didalam amplop surat tersebut terdapat Kalung emas putih terdapat liontin berinisial "A.S ".
karena adanya inisiatif huruf tersebut pak Angga dan istrinya Ajeng memberi nama bayi cantik tersebut " Amira Saraswati".
nama itu yang terbesit dipikiran mereka berdua.
mereka berdua merawat Amira penuh kasih sayang kayaknya seorang anak kandung mereka.
pak Angga dan istrinya memiliki seorang putra tunggal yang bernama Rahmad Darmawan berusia 25 tahun yang sudah menikah dan memilih tinggal dirumah istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ersy 07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitnah
Dirumah Sarah sedang terjadi pertengkaran antara ayah dan anak.
Pagi ini Sarah akan berangkat kerja, namun saat akan mengunci pintu tiba tiba tubuh Sarah didorong dari arah belakang.
Sarah yang terkejut langsung jatuh tersungkur menabrak pintu rumah.
Wajah Sarah langsung merah padam karena dia tau siapa pelakunya yang sudah mendorong tubuhnya dari belakang orang tersebut adalah ayahnya sendiri yang baru pulang dari tempat judi dengan keadaan mabuk.
Sebelah tangannya memegang sebotol air miras, sambil berjalan sempoyongan Heri berbicara meracau tidak jelas.
" Mau kemana kamu anak sialan ?
Kasih aku uang dulu baru kamu boleh pergi " ucap Heri ayah Sarah sambil menodongkan tangannya ingin meminta uang dari putrinya.
" aku mau pergi kerja yah, maaf Sarah enggak punya uang karena Sarah belum gajian" jawab Sarah ketakutan.
" hahahah kamu pikir aku percaya sama kamu , sini tasmu biar aku lihat sendiri ada uangnya apa tidak " ucap Heri berjalan mendekati putrinya yang sudah ketakutan sambil memegang erat tas kecilnya.
" jangan yah, Sarah sudah enggak ada uang sama sekali untuk naik angkot ke tempat kerja " ucap Sarah menangis ketakutan.
Srek ...
Heri berhasil merebut tas selempang milik Sarah secara paksa.
" jangan yah, jangan ambil uang itu bagaimana aku berangkat kerjanya kalau tidak punya uang sama sekali hiks hiks hiks.." ucap Sarah menangis karena uang 50 ribu punyanya satu satunya harus diambil ayahnya sendiri.
" enggak usah kebanyakan bacot , terserah kamu bagaimana bisa pergi kerja itu bukan bukan urusanku yang penting bagiku adalah uang uang dan uang hahahah.... akhirnya aku bisa beli minuman lagi.
Dan kamu sana pergi kerja carilah uang yang banyak untuk ayah ya nak , jadilah anak yang berbakti bisa menyenangkan orang tua.
Terserah kamu mau kerja apapun asalkan kamu bisa menghasilkan uang banyak, oke cantik " menepuk kepala Sarah .
Sedangkan Sarah langsung menepis tangan ayahnya dengan amarah tertahan.
" ayah jahat , ayah bukan ayah yang baik , ayah hanya bisa menghabiskan uangku tapi enggak mau kerja..ayah..." belum selesai Sarah mamaki ayahnya, tiba tiba pipinya terasa panas akibat tamparan dari ayahnya sendiri.
Plak...
lancang sekali kamu berani ngomong seperti itu , kamu tau gara gara kamu aku harus kehilangan wanita yang aku cintai.
Istriku meninggal gara gara melahirkan kamu , kalau seandainya istriku setuju untuk menggugurkan bayi yang masih didalam kandungannya pasti sampai sekarang Rini istriku masih hidup bersamaku.
Aku enggak masalah tidak punya anak asal aku selalu bisa bersama wanita yang begitu aku cintai.
Gara gara kamu anak sialan, istriku pergi meninggalkan aku sendirian untuk selamanya hiks hiks hiks..." pecah tangis Heri saat mengingat istrinya yang begitu ia cintai meninggal setelah melahirkan putri mereka.
Namun heri tidak terima saat istrinya meninggal, ia selalu menyalahkan Sarah sebagai penyebab meninggalnya Rini istrinya.
Maka dari itu kamu seharusnya bersyukur aku tidak membunuhmu atau membuang mu ketempat sampah justru aku tetap membesarkan kamu walau aku sangat membencimu " ucap Heri penuh penekanan.
" lalu kenapa tidak ayah bunuh saja aku saat aku baru lahir atau ayah buang saja aku sekalian dari pada aku dibesarkan oleh rasa benci oleh ayahku sendiri " jawab Sarah dengan berlinang airmata.
" alasannya kenapa aku tetap merawat mu dan membesarkan kamu , alasannya adalah wajahmu begitu mirip dengan istriku.
Sekarang pergilah aku muak melihat wajahmu " ujar Heri langsung pergi masuk kamarnya.
Sedangkan Sarah tanpa membuang waktu langsung pergi keluar rumah menuju pangkalan ojek yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah Sarah.
Sarah berjalan sambil memperbaiki makeup nya untuk menutupi wajahnya yang sembab dan bekas tamparan ayahnya.
Sekitar 15 menit kemudian ojek yang ditumpangi Sarah sampai didepan rumah makan tempat ia bekerja.
setelah membayar ojeknya Sarah bergegas masuk kedalam beruntung Sarah masih punya uang simpanan disaku celananya.
Sarah sengaja menyimpan beberapa uang sisa kembalian saat naik angkot atau ojek dikantong celananya atau dikantong bajunya karena disitulah uang Sarah aman meskipun hanya uang recehan sisa kembalian.
Setelah berganti baju seragam kerja ,Sarah kembali kedepan ikut bergabung dengan teman temannya yang sedang ngobrol sambil menunggu jam kerja tiba.
.....***.....
Sedangkan diparkiran Amira baru saja datang sedang memikirkan motornya.
Dan tak lama Reyhan teman kerjanya juga baru datang mereka secara tidak sengaja bertemu diparkiran.
" Hay Mira..baru datang juga " sapa Reyhan dengan senyum tipis.
" iya mas Rey, aku baru datang " jawab Amira.
" yaudah ayo kita masuk kedalam bareng saja " ajak Reyhan berjalan berdampingan dengan Amira.
Mereka berdua berjalan sesekali ngobrol untuk menghilangkan canggung.
Reyhan laki laki pendiam tidak terlalu banyak berbicara saat berkumpul dengan teman kerjanya.
Enggak tau kenapa pagi ini Reyhan ingin menyapa Amira lebih dulu.
Saat mereka masuk kedalam, teman temannya yang awalnya bercanda ria tiba tiba terdiam sejenak melihat Amira dan Reyhan berjalan bersama.
" duh kok manis banget mereka berdua serasi kalau jadi sepasang kekasih " celetuk Anton.
" iya nih Reyhan ganteng Amira cantik wih pasangan sempurna mereka berdua " ucap Neneng heboh.
Sedangkan ada dua orang yang tidak suka melihat Reyhan dan Amira berjalan bareng.
" apaan sih kalian norak banget " celetuk Sarah langsung pergi menjauh dengan wajah kesalnya.
" tuh Sarah kenapa sih enggak jelas banget jadi orang " ucap Neneng enggak suka dengan sikap Sarah.
" udah biarin saja, tuh anak lagi pms mungkin " ucap Anton.
Setelah itu mereka semua mulai sibuk bekerja dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Sedangkan Sarah yang saat ini berada di toilet perempuan sedang melampiaskan kemarahannya.
" sialan tuh anak baru semakin hari semakin menjadi aja tingkah sok polosnya.
Apalagi sekarang dia mendekati Reyhan, enggak boleh dibiarkan Amira harus dipecat dari sini bagaimanapun caranya aku harus bisa singkirkan dia " batin Sarah dengan senyuman menyeringai.
Setelah itu Sarah keluar dari toilet berjalan santai.
Saat Sarah melewati meja kasir tiba-tiba pikiran jahat muncul di otaknya.
Sekarang aku tau apa yang harus aku lakukan.
Kebetulan meja kasir kosong padahal biasanya Neneng tidak pernah meninggalkan meja kasir dengan keadaan kosong.
Sarah celingukan melihat situasi sekitar, setelah yakin merasa aman Sarah berjalan mendekati laci penyimpanan uang.
Saat Sarah melihat didalam laci banyak beberapa lembar uang berwarna merah pecahan seratus ribuan dan beberapa lembaran berwana biru pecahan 50 ribuan.
Sarah mengambil seratus ribuan tiga lembar dan uang lima puluh ribuan empat lembar total uang yang diambil Sarah lima ratus ribu.
Sarah buru buru mengambil uang tersebut dan kembali menutup laci sebelum ada yang menyadari perbuatannya.
Setelah itu Sarah menyimpan uang tersebut dikantong celananya.
Kebetulan Amira sedang membuang sampah dan Sarah melihat dari jauh dengan senyuman menyeringai.
Setelah ini tamat riwayatmu Mira batin Sarah.
Tepat saat bergantian shif kerja Neneng menghitung semua uang untuk setoran sekaligus laporan penjualan shif pagi.
Setelah dihitung berulang kali namun uangnya tetap kurang .
Neneng sebagai penjaga kasir sudah merasa kawatir dan takut kalau uangnya hilang.
Anton yang kebetulan lewat didepan meja kasir heran melihat wajah Neneng seperti orang kebingungan.
" kamu lagi cari apa Neng ?" tanya Anton heran melihat Neneng membongkar semua isi dalam laci.
" Anton aku lagi bingung nih, uangnya hilang lima ratus ribu duh bagaimana ini takut kalau hilang uangnya aku yang harus potong gaji " ucap Neneng dengan mata berkaca-kaca menahan air mata.
" loh kok bisa neng, biasanya enggak pernah kejadian kayak gini " jawab Anton juga terkejut mendengar perkataan Neneng.
" ayo aku bantu cari neng, tadi kamu sempat ninggalin meja kasir apa nggak ?" tanya Anton.
Neneng tidak langsung menjawab karena masih mencoba mengingat ingat kejadian tadi pagi.
Setelah berfikir beberapa saat Neneng baru menjawab " iya tadi waktu masih sepi aku kebelet pipis karena enggak bisa nahan aku ingin mencari orang yang bisa jagain meja kasir sebentar namun pas aku lihat kalian semua pada sibuk dengan pekerjaan masing masing.
karena benar benar enggak tahan aku langsung lari ke toilet, pikirku hanya sebentar saja jadi aku sempatkan ke toilet buang air kecil.
Setelah itu aku enggak kemana mana lagi sampai sekarang " jawab Neneng dengan jujur.
Saat Anton dan Neneng sedang sibuk mencari uang di laci, tiba tiba Sarah datang seakan ia kebetulan lewat.
" Hay kalian lagi ngapain kok sampai bongkar laci segala ?" tanya Sarah pura pura tidak tau.
" eh Sarah, kita lagi cari cari uang soalnya uangnya kurang lumayan banyak" jawab Neneng dengan wajah mulai gusar.
" lo kok bisa , tadi kamu sempat ninggalin meja kasir apa nggak ?" tanya Sarah memasang wajah ikut prihatin.
" iya tadi aku sempat ninggalin sebentar ke toilet karena kebelet Pipis " jawab Neneng jujur.
" aduh gimana ya neng, uangnya kan harus disetor hari ini juga ?" ucap Sarah semakin membuat Neneng tertekan.
" atau gini saja, gimana kalau kita geledah tas teman teman semua yang kerja shif pagi " ucap Sarah memberi saran padahal ada niat terselubung.
" kamu kok ngomongnya gitu sar, seakan menuduh diantara kita ada yang mencuri uang setoran " ucap Anton tidak setuju dengan saran Sarah.
" ya terserah kalian sih , aku hanya kasih saran aja" jawab Sarah pura pura merasa bersalah.
" Anton yang di katakan Sarah ada benarnya juga , tapi aku takut teman teman ada yang tersinggung dengan cara ini.
Tapi yang lima ratus ribu banyak banget bagiku Anton " ucap Neneng menangis terisak-isak.
Anton yang tidak tega melihat temannya menangis akhirnya setuju dengan saran dari Sarah.
" yaudah aku kumpulkan teman teman dulu , kamu tunggu disini saja " ucap Anton.
Setelah menunggu beberapa menit semua karyawan yang masuk shif pagi sudah berkumpul termasuk Amira.
" sebenarnya ada apa kamu ngajak kami berkumpul disini ?" tanya Reyhan penasaran.
" Hem jadi begini teman teman tadi Neneng menghitung uang setoran namun uang setorannya kurang.
Kalau kurangnya cuma lima puluh ribu atau mentok seratus ribu Neneng masih bisa mengganti dengan uang yang ada didompetnya.
Masalahnya uangnya kurangnya enggak nanggung nanggung langsung lima ratus ribu " ucap Anton menjelaskan permasalahannya.
" Dan aku sadar, aku yang salah tadi sempat meninggalkan meja kasir ke toilet karena kebelet pipis, aku pikir belum terlalu rame pengunjung dan kebetulan tadi pengunjung sudah pergi jadi aku lari ke toilet , maaf ini memang salahku " ucap Neneng sambil menundukkan kepalanya merasa bersalah.
" terus intinya tujuanku ngumpulin kalian semua disini adalah maaf minta kerja samanya tolong kalian buka tas kalian sebelum pulang dari sini.
Tolong kalian jangan tersinggung dulu ini demi kebaikan bersama " ucap Anton.
" udah tinggal buka tas aja apa masalahnya sih ,nih buka tasku cepetan aku buru buru mau pulang nih keburu enggak ada angkot kalau kemalaman " ucap Sarah sambil meletakkan tas selempangnya diatas meja kasir.
Dan Anton juga meletakkan tas punggungnya diatas meja. Begitupun seterusnya termasuk tas Neneng juga dan terakhir tas Amira .
" sekarang siapa yang mau geledah tasnya ?" tanya Sarah semangat.
karena enggak ada yang jawab akhirnya Reyhan angkat bicara.
" biar aku aja kalau gitu " ucap Reyhan maju kedepan mendekati tumpukan tas diatas meja kasir.
" biar adil tas tumpukan paling bawah yang dibuka yang duluan ngumpulin " ucap Anton.
Akhirnya setelah beberapa tas sudah digeledah namun tidak menemukan uang sepersen pun kini tinggal tas Neneng dan tas Amira.
Reyhan membuka tas Neneng namun hasilnya nihil enggak ada uang sama sekali hanya beberapa peralatan makeup dan parfum serta dompet berisi uang pecahan dua puluh ribu dan Lima ribuan.
Terakhir tas Amira yang belum dibuka okeh Reyhan.
" ayo Rey buruan buka tas dia , udah makin sore nih keburu enggak ada angkot nanti " ucap Sarah alasan.
" maaf ya mir, aku buka tasmu " ucap Reyhan sungkan dan ragu.
" iya mas enggak papa " jawab Amira tersenyum simpul.
Resleting pertama enggak ada apa apa kecuali mukenah.
Resleting kedua hanya pelembab dan lipbam.
namun ada resleting paling kecil belum dibuka oleh Reyhan.
Awalnya Reyhan enggak berniat membuka namun Amira berkata " yang ini belum dibuka mas Rey buka saja enggak papa biar adil seperti yang lainnya " ucap Amira menunjuk resleting paling kecil diantara yang lain.
Dan akhirnya Reyhan membuka resleting paling kecil ditas Amira.
Saat dibuka ada gulungan uang yang sengaja dilipat ukuran kecil diselipkan dipojokkan sendiri agar enggak terlihat.
Semua yang melihat terkejut sangking terkejut Anton dan Neneng menganga tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Sedangkan Sarah tersenyum senang akhirnya tujuannya berjalan mulus.
Amira syok karena dia tidak tau menahu soal yang tersebut.
" astaghfirullah...itu bukan uangku mas, sumpah demi Allah...
Aku enggak tau itu uang siapa dan siapa yang naruh disitu " ujar Amira dengan mata berkaca-kaca karena ada seseorang yang sengaja memfitnahnya.
" alah gayamu sok alim ternyata maling , Mira Mira .. ternyata kamu panjang tangan juga ya ?
Semiskin itu kah kamu sampai mau mencuri uang hasil jualan " ucap Sarah memojokkan Amira
" aku beneran enggak ngambil uang hasil jualan mbak , meskipun aku miskin lebih baik aku kelaparan dari pada mencuri hak orang " jawab Amira menyakinkan mereka semua.
Reyhan sebenarnya ragu dan tidak percaya kalau Amira yang mengambil uang tersebut tapi siapa yang sengaja fitnah Amira, apakah Sarah setega itu ingin menjelekan Amira batin Reyhan melirik Sarah yang masih berdiri angkuh berdiri didepan Amira sambil bersedekap dada.