NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Obsesi Evandra

"Karena gue cinta sama lo Feb! Gue nggak mau lo kenapa-kenapa!" Tandas pria itu membuat Feby langsung mematung.

Feby sedikit memundurkan wajahnya karena ia merasa risih dengan sikap Evandra. Terlebih lagi saat ini, di ruangan UKS hanya ada ia dan Evandra saja.

"A-aku nggak kenapa-kenapa kok. Lebih baik kamu kembali aja ke kelas" Jawab Feby berusaha bersikap biasa saja.

Namun tidak dengan Evandra. Pria itu tidak sedikitpun mengalihkan pandangannya dari Feby. Gadis itu sebisa mungkin membuang pandangannya agar ia tidak bertatapan langsung dengan mata Evandra. Bahkan ia juga berusaha bangun sendiri tanpa meminta tolong sedikitpun dari Evandra. Suasana ini benar-benar terasa begitu canggung. Rasanya, Feby ingin cepat-cepat meninggalkan ruangan UKS sekarang juga.

"Tatap mata gue, Feb" Titah Evandra seraya memegang kedua pundak Feby.

"K-kenapa Van?" Tanya Feby berusaha menyembunyikan perasaan tidak nyaman di hatinya.

"Gue suka sama lo Feby. Bukan cuma sekedar suka, tapi gue cinta sama lo. Gue pengen bahagian lo dan jagain lo. Tolong jangan berpura-pura nggak tau tentang perasaan gue ini" Evandra berkata dengan begitu serius.

Feby bungkam. Ia benar-benar bingung harus menjawab apa pada Evandra. Namun yang ia rasakan saat ini, jantungnya sama sekali tidak berdegup kencang seperti saat ia bersama Arka. Yang ada, hatinya justru merasa risih dengan sikap pria itu. Feby membisu cukup lama, namun Evandra masih setia menunggu jawaban dari gadis itu.

"Maafin aku Van..." Lirih Feby. Pada akhirnya hanya kalimat itu yang mampu keluar dari mulutnya.

"Dari sekian banyaknya jawaban yang ada, kenapa lo justru ngomong maaf ke gue?"

"Aku minta maaf karena nggak bisa bales semua perasaan kamu... Maaf aku bener-bener nggak bisa Van..."

Feby mengumpulkan keberanian untuk mengatakan hal tersebut pada Evandra.

Raut wajah Evandra langsung berubah seketika. Evandra menatap Feby dengan perasaan kecewa dan juga sedih. Inilah yang Feby takutkan jika ia harus mengatakan hal yang sebenarnya. Ia takut Evandra akan sedih. Bagaimanapun juga, Evandra adalah orang yang sangat baik.

Namun sebaik apapun sikap Evandra padanya, ia hanya menganggap pria itu tak lebih dari seorang teman. Hanya itu. Apalagi posisinya saat ini sudah menjadi istri seorang Arka William Megantara.

"Kenapa Feb? Kenapa lo nggak bisa?" Tanya Evandra membuat Feby semakin bingung harus menjawab apa.

"K-karena... Karena aku mau fokus sama cita-citaku dulu" Jawab Feby.

Evandra terkekeh pelan mendengar jawaban Feby. "Gue tau lo bohong Feb"

"Aku serius Van..."

"Gue tau pasti ada orang lain di hati lo kan? Siapa dia Feb? Apa orang itu Om lo sendiri?"

Deg!

Feby langsung mematung bak prasasti. Jantungnya berdegup kencang mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Evandra. Raut wajah Feby, berubah seketika.

"Apa maksud kamu Van?! Kenapa kamu ngomong kaya gitu?!"

Evandra tiba-tiba saja menggenggam kedua tangan Feby. Tangan gadis itu terasa begitu dingin dan berkeringat. Padahal sebelumnya tidak. Apalagi wajah Feby yang kini langsung berubah menjadi pucat pasi setelah mendengar pertanyaannya.

"Gue semakin yakin kalau dia bukan Om lo Feb" ucap Evandra.

"K-kamu ini ngomong apa sih Van?! Dia itu Om aku! Om Arka! Kenapa kamu jadi bawa-bawa dia?! Mana mungkin aku suka sama Om ku sendiri Van?!"

Evandra tersenyum tipis.

"Kalau gitu, kenapa tangan lo jadi dingin, wajah lo jadi pucat saat gue tanya tentang dia?"

Feby langsung bungkam seketika. Dan kebungkaman dari Feby semakin membuat Evandra curiga.

"Gue semakin yakin kalau dia bukan Om lo. Gue bakalan cari tau apa hubungan lo sama dia sampai-sampai lo nolak gue berulang-ulang kali. Dan gue nggak bakalan biarin siapapun bisa dapetin lo karena lo cuma punya gue, Feb!" Tandas Evandra lalu tiba-tiba saja pria itu keluar dari ruangan UKS meninggalkan Feby begitu saja.

Tubuh Feby langsung merosot lemas. Kali ini Evandra terlihat begitu marah padanya. Feby benar-benar takut dengan ancaman dari pria itu. Ia takut Evandra akan berbuat nekad dan membuat hidupnya yang sudah berantakan ini, semakin berantakan.

"Kenapa semuanya jadi kacau seperti ini sih?!" Gumam Feby dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...

Feby pulang ke rumah dengan kendaraan umum. Ia sengaja pulang cepat-cepat agar ia tidak bertemu dengan Evandra ataupun teman-teman sekelasnya.

Kedua mata Feby membelalak sempurna saat ia melihat seluruh papan mading di koridor kelas ditempeli oleh foto ia dan Evandra. Tak hanya itu, banyak juga tulisan-tulisan yang seakan mendukung hubungan Feby dan Evandra. Rasanya seluruh sekolah ini menginginkannya berpacaran dengan Evandra!

Tak mau berlama-lama di sekolah, Feby langsung keluar dari gerbang sekolah dan pulang ke rumah menggunakan angkot. Di sepanjang perjalanan pulang, pikiran Feby terus melayang tanpa arah.

Begitu sampai di rumah, Feby langsung masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Gadis itu menatap langit-langit di kamarnya dengan perasaan berkecamuk.

Ucapan Evandra terus saja berputar-putar di telinganya. Feby benar-benar tidak menyangka bahwa hidupnya akan kacau seperti ini. Di satu sisi, ada Evandra yang terus-menerus mengejarnya. Sedangkan di sisi lain, ada Arka yang mengekangnya.

Jika saja ia memilih Evandra, ia takut kedua orang tuanya akan marah karena ia sama saja mempermainkan hubungan sakral kedua belah pihak. Namun jika ia memilih Arka, Evandra pasti akan membongkar rahasia pernikahannya dan Arka di sekolah.

"Arghhh! Kenapa semuanya jadi kacau seperti ini sih?! Kenapa aku harus terjebak di antara dua pria itu?!"

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu terdengar. Membuat lamunan Feby langsung buyar seketika. Feby langsung duduk. Gadis itu menghelakan napasnya dengan berat saat melihat siapa yang masuk ke dalam kamarnya. Tak lain itu adalah Arka. Pria itu tampaknya baru saja pulang dari kantor. Terlihat dari jas hitam yang masih melekat di tubuhnya.

"Kenapa wajah kamu begitu saat saya masuk?" Tanya Arka seraya mengambil tempat untuk duduk di samping Feby.

Feby menggeser tubuhnya untuk memberi Arka ruang "Memangnya wajahku harus gimana? Harus kaya gini?"

Feby menjulurkan lidahnya di depan Arka memberikan ekspresi konyol.

"Gimana sekolahnya?"

Arka mengalihkan pembicaraan.

"Biasa-biasa aja" jawab Feby. Mood gadis itu saat ini benar-benar sedang rusak.

"Kamu udah makan?" Tanya Arka.

Feby menggeleng pelan. Setelah mendapatkan jawaban dari Feby meskipun hanyalah gelengan kepala, Arka langsung menarik tangan gadis itu. Dan membawa gadis itu keluar.

"Mas Arka mau ngajak aku kemana sih?! Aku capek Mas! Aku mau istirahat!" Tanya Feby.

Namun Arka tetap tidak memperdulikannya. Arka akhirnya melepaskan tangan Feby saat ia hendak mengambil motor ninja berwarna merah miliknya. Feby berdiri menatap Arka dengan wajah ditekuk.

Namun di balik wajah itu, sejujurnya Feby berdecak kagum dengan penampilan Arka yang begitu gagah dengan motor ninja berwarna merah.Feby bahkan sampai lupa mengedipkan matanya karena ia begitu terpesona melihat Arka.

"Naik" Titah Arka membuat Feby membuyarkan lamunannya.

"Kita mau kemana sih Mas? Aku belum ganti baju Mas. Mas Arka juga baru pulang kan? Terus ngapain kita keluar? Mas nggak capek apa?" Cerocos Feby.

Arka langsung menatap Feby dengan tatapan tajam hal itu membuat Feby langsung diam seketika. "Kamu mau naik sendiri, atau saya gendong?" Ancam pria tampan itu seperti biasanya.

Feby pun akhirnya naik seperti perintah Arka. Meskipun dalam hati ia terus mengumpat.

Gadis itu merasa kesusahan untuk naik di atas jok motor Arka yang sangat tinggi. Apalagi saat ini ia memakai rok.

Arka terus memperhatikan Feby lewat kaca spion. Tangan gadis itu berpegangan pada pundak Arka. "Sudah?" Tanya Arka.

"Sabar! Ini susah banget naiknya. Apalagi aku ini pakai rok osis. Mas Arka mau paha aku kelihatan?!" Dumel Feby seraya berusaha menutupi paha putihnya yang tersingkap.

Tiba-tiba saja, Arka langsung melepas jas hitam yang tengah ia pakai. Lalu pria itu memberikannya kepada Feby. "Tutupi paha kamu. Saya tidak rela milik saya dibagi dengan orang lain!" Titah Arka dengan tegas.

"A-apa maksud Mas Arka?"

Tanya Feby tidak mengerti.

"Kamu ini istri saya, jadi apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya. Saya tidak rela jika itu dibagi dengan orang lain" Jelas Arka.

Wajah Feby langsung bersemu merah mendengar penjelasan dari Arka. "Mas Arka cemburu ya?" Goda gadis itu pada Arka.

"Tidak, untuk apa saya cemburu?" Saut Arka dengan dingin.

Feby berdecak pelan. Entah mengapa jawaban yang keluar dari mulut Arka tidak sesuai dengan ekspektasinya dan hal itu membuatnya kesal. Kenapa hari ini ia merasa moodnya naik turun? Sebelum ia merasa sangat kesal memikirkan kejadian di sekolah, tapi setelah ia bertemu dengan Arka rasa kesalnya itu kini sirna seketika.

Bibir Feby mengerucut kesal setelah mendengar jawaban dari Arka.

Wajah gadis itu kini terlihat begitu lucu seperti seorang anak kecil. Sudut bibir Arka terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman kecil saat melihat wajah Feby lewat spion.

"Ini kita mau kemana sih Mas? Terus kenapa dari tadi nggak jalan-jalan? Mas Arka lagi nungguin apa lagi?" Tanya Feby yang mulai kesal dengan sikap Arka. Kekesalannya bertambah dua kali karena saat ini merasa begitu lapar!

"Sudah ditutupin?"

"Udah" Feby menjawab dengan ketus.

"Ayo jalan! Apalagi sih?! Kalau Mas Arka nggak jalan-jalan, aku turun sekarang nih! Aku laper banget pengen makan!" Sungut Feby.

"Saya nggak bakalan jalan, sebelum kamu peluk saya" Tandas Arka dari balik helm.

Kedua mata Feby langsung membulat sempurna setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Arka barusan.

"H-hah? A-apa Mas?" Saut Feby dengan terbata-bata.

"Apakah kamu punya masalah dengan pendengaran kamu?"

"Mas Arka tadi ngomong apa sih?" Tanya Feby berusaha untuk memastikan bahwa apa yang ia dengar tadi salah.

'Masa iya sih tadi aku denger Mas Arka minta di peluk?' Batin gadis itu.

"Saya nggak bakalan jalan, sebelum kamu peluk saya" Arka kembali mengulangi perkataannya.

Deg!

Feby terkejut bukan main. Kedua mata gadis itu kembali membulat sempurna.

"Mas Arka serius?" Tanya Feby dengan ragu.

"Apa muka saya keliatan bercanda?" Arka berbalik melemparkan pertanyaan.

"Ya kan nggak keliatan mukanya! Soalnya ketutupan helm jadi aku nggak tau Mas Arka ini lagi bercanda atau nggak"

Arka menghembuskan napasnya. Jika ia terus berdebat dengan Feby, maka tidak akan pernah ada habisnya. Dan itu hanya akan membuang-buang waktu serta energinya saja. Tanpa meminta persetujuan dari Feby, Arka langsung menarik kedua tangan gadis itu dan melingkarkan di perutnya.

"Kamu tidak boleh melepaskan tangan kamu, saat saya tidak mengizinkannya. Mengerti?"

Ucap Arka membuat Feby langsung diam membisu dengan kedua pipi yang bersemu.

______________________________________

...

...

Gimana nggak meleleh kalo liat ginian coba?

1
biby
pindah sekolah aja feb...jangan cari masalah nanti si evandra tmbh menjadi jadi gangguin kmu
partini
👍
partini
lanjut dong,,harus nya terbuka jujur kalau ga malah jadi masalah besar feb ,,
partini
baca sinopsisnya sudah tertarik
Briany Feby: Setiap bab bakalan lebih seru lagi! pantau terus kebucinan Mr. Arka dan Feby hehe
total 1 replies
biby
kena kualat sm suami itu. udh bkin mslh bukanx nyeleaiin malah kabur bukanx berusaha luluhin hati suami. dasar bocaah
Briany Feby: Untung aja suaminya sabar hehe
total 1 replies
biby
kok bs ga punya nmrx padahal part sblmx nyebutin kl feby berkali kali krm pesan n tlp arka
Mar Diati
saya suka ceritanya cukup menarik
Mar Diati
upnya dong
Mar Diati
lima.episode sekaligus
Mar Diati
hari ap upnya, dan kkw up jangan satu episode saja, 5lima episode kalau bisa .
Briany Feby: Setiap hari update yaa
total 1 replies
Mar Diati
kapan up nya
Briany Feby: Bab 3 sudah up yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!