Bagaikan seorang Cinderella, Belinda Caleste yang memiliki tubuh gemuk dan penampilan tidak menarik tiba-tiba saja dilamar oleh sang idola yang dia puja selama ini. Semua itu berawal dari aksinya yang mengintip sang idola saat mendengar suara anak-anak. Belinda kepergok dan karena aksi nekatnya, dia justru dilamar oleh sang idola, Evan Barack. Belinda tentu saja menerima meski pernikahan mereka dilakukan dengan sebuah perjanjian sebab Evan mengajaknya menikah hanya untuk memanfaatkan Belinda agar publik tidak mengetahui keberadaan si kembar yang mengaku sebagai putranya. Dia tidak ingin ada scandal yang bisa mempengaruhi kariernya dan menikahi Belinda adalah pilihan tepat apalagi mereka sepakat untuk berpisah setelah dia menemukan ibu Oliver dan Xavier namun semua tidak berjalan sesuai dengan rencana dan ketika saatnya sudah tiba, di mana mereka harus berpisah setelah kebenaran akan Xavier dan Oliver terkuak, akankah Evan menceraikan Belinda seperti kesepakatan mereka berdua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Penasaran
Sarah semakin curiga karena Evan tidak kembali ke rumah lamanya. Mobil yang dibawa oleh Jimmy berjalan ke arah lain di mana yang Sarah tahu jika Itu bukan arah rumah Evan. Dia semakin yakin jika Evan sudah pindah dan tidak tinggal di rumah lamanya lagi.
Evan yang belum sadar jika Sarah mengikuti dirinya apalagi dia sudah berhati-hati dan melihat-lihat sebelum mereka pergi terlihat beristirahat karena pekerjaan hari ini cukup banyak dan dia lelah. Evan pikir ingin tidur sebentar sampai tiba di rumah namun ponsel yang berdering mengganggu dirinya.
“Kenapa tidak dijawab?” tanya Jimmy padanya karena Evan terlihat mengabaikannya.
“Biarkan saja, aku sedang ingin istirahat!”
“Jawab saja, suaranya sangat mengganggu! Jika kau tidak mau menjawab, berikan padaku biar aku yang menjawab!”
“Tidak perlu!” Evan segera mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menghubungi dirinya dan ternyata itu dari Belinda. Sambil melihat ke arah Jimmy, Evan segera menjawab panggilan dari Belinda namun dia berbicara sepelan mungkin.
“Ada apa?” Jimmy sampai berpaling melihat ke arahnya karena Evan seperti menyembunyikan sesuatu saja.
“Apa kau sudah mau pulang?” Belinda terdengar begitu khawatir.
“Aku sudah mau sampai, memangnya ada apa?”
“Oliver dan Xavier sedang sakit dan tidak ada obat anak-anak di rumah. Bisakah kau mampir sebentar dan membeli obat panas untuk mereka?” Pinta Belinda padanya. Akibat terlalu lama bermain di luar kedua anak itu justru sakit. Dia sudah mengompres dahi mereka berdua agar suhu panas mereka turun namun keadaan mereka justru semakin memburuk karena tidak ada obat untuk anak-anak di rumah Evan.
“Apakah keadaannya parah?” meski Evan bertanya dengan pelan agar tidak didengar oleh Jimmy namun dia tampak khawatir. Jimmy pun melihat lagi ke arahnya sesekali, jujur dia penasaran dengan siapa Evan berbicara apalagi Evan berbicara sepelan mungkin sampai dia sulit mendengar apa yang Evan ucapkan.
“Aku sudah mengompres dahi mereka berdua tapi demamnya tidak juga turun. Aku harap kau segera membelikan obat penurun panas untuk mereka .Aku takut terjadi sesuatu pada mereka berdua jadi cepatlah pulang!” pinta Belinda yang tampak begitu mengkhawatirkan keadaan si kembar.
“Baiklah, aku akan membelikan obat dan segera kembali!” setelah mengatakan hal itu, Evan meminta Jimmy membawanya ke toko obat.
"Dengan siapa kau berbicara? Kenapa berbisik-bisik seperti itu dan untuk apa kau pergi ke toko obat?” tanya Jimmy curiga.
“Da- dari ibuku, dia meminta aku membeli obat untuk keponakanku yang sedang sakit!” dusta Evan.
“ Jangan menipu, Evan. Kedua orang tuamu tidak tinggal di sini, apa kau pikir kau bisa menipu aku?”
“Mereka baru saja datang semalam dengan kakakku beserta keluarganya oleh sebab itu aku harus membeli obat untuk keponakanku yang sedang sakit.”
“Entah kenapa aku tidak percaya denganmu dan aku merasa kau menyimpan sebuah rahasia!” Jimmy melirik Evan dengan tajam dengan ekspresi wajah curiga.
“Ayolah, kau harus percaya padaku. Untuk apa aku berbohong. Jika bukan untuk keponakanku lalu untuk apa aku membeli obat dan siapa yang menghubungi aku?”
“Baiklah, awas jika kau berbohong dan menyembunyikan sesuatu dariku!” Jimmy justru mengancam sebab dia memang menaruh curiga terhadap Evan.
Evan tak menjawab, dia justru terlihat gelisah karena ia mengkhawatirkan keadaan Oliver dan Xavier. Semenjak datang ke rumahnya, kedua anak itu memang begitu aktif dan selalu membuat sakit kepala.
Jimmy membawanya ke toko obat terdekat, Sarah yang melihat itu menghentikan mobilnya cukup jauh karena dia tidak mau Evan memergoki dirinya. Jangan sampai usahanya malam ini untuk mengikuti Evan gagal karena dia harus tahu di mana Evan tinggal malam ini juga.
Evan yang mengkhawatirkan keadaan si kembar tak peduli lagi dengan keadaan. Dia meminta Jimmy bergegas membeli obat yang dibutuhkan sebanyak mungkin lalu dia meminta Jimmy mengantarnya pulang.
Jimmy yang merasa jika Evan sedang berbohong tak lagi bertanya. Mungkin yang dikatakan oleh Evan benar meski dia tetap ragu. Kegelisahan yang diperlihatkan oleh Evan sangat berbeda dengan kegelisahan seorang paman terhadap keponakannya.
“Aku sungguh tidak percaya jika yang sakit adalah keponakanmu!” akhirnya ucapan itu terlontar juga padahal dia sudah berusaha menahan diri tapi rasa penasaran mengalahkan segalanya.
“Ayolah, jangan curiga seperti itu. Jika bukan keponakanku Lalu siapa lagi? Apa kau pikir aku punya anak?”
“Ya tidak, aku hanya curiga saja.”
“Sudah, bawa mobilnya lebih cepat jika tidak Ibuku akan marah!” lagi-lagi dia berdusta untuk menutupi kebenarannya.
Jimmy membawa mobilnya secepat mungkin sesuai keinginan Evan. Sarah pun masih tetap mengikuti dan menghentikan mobilnya ketika Jimmy menghentikan mobilnya.
Sarah memperhatikan jari jauh, melihat Evan berlari menuju sebuah rumah. Apakah itu rumah baru Evan? Tapi kenapa terlihat begitu kecil dan sederhana, tidak seperti rumahnya yang bagaikan istana? Apa Evan sedang berkunjung ke rumah kerabat ataukah dia sedang mendatangi salah satu teman kencannya?
Rasa penasaran bergejolak, rasanya ingin sekali turun dari mobil lalu menghampiri rumah itu. Jangan katakan Evan menyembunyikan kekasih rahasianya di sana seperti yang ada di dalam berita. Tidak bisa, dia harus segera mencari tahu akan hal ini tapi tidak untuk malam ini karena dia akan kembali lagi.
Sarah pergi setelah Jimmy membawa mobilnya pergi. Meski dia sangat penasaran namun dia harus tahan sebab Evan bisa mengusirnya. Dia akan datang lagi besok di saat Evan tidak ada di rumah. Mungkin tebakannya benar jika Evan memang menyembunyikan seorang wanita di rumah itu. Dia akan mencari tahu nanti dan dia ingin melihat wanita seperti apa yang Evan sembunyikan di sana.
Tanpa tahu jika Sarah sudah mengetahui rumah barunya, Evan bergegas masuk ke dalam rumah dan berlari menuju kamar si kembar. Memang terasa berbeda karena tidak ada suara teriakan mereka berdua. Suasana terasa hening padahal masih awal dan dia merasa sedikit aneh.
“Mana mereka?” Evan langsung bertanya begitu masuk ke dalam kamar Oliver dan Xavier.
“Sttss, jangan keras-keras kau bisa membangunkan mereka berdua,” pinta Belinda karena si kembar baru saja tidur.
“Apa mereka baik-baik saja?” Evan melangkah mendekati ranjang dan memandangi Oliver dan Xavier yang sedang tidur.
“Tidak. Apa kau membeli obat yang aku pinta?”
“Ini, saat mereka bangun segera berikan dan jika keadaan mereka memburuk maka aku akan membawanya ke rumah sakit.”
“Terima kasih, malam ini bolehkah aku menginap? Aku khawatir dengan mereka berdua dan aku harap kau mengijinkan aku menginap.”
“Tentu saja, mereka lebih membutuhkan dirimu dari pada aku tapi aku akan menemani menjaga mereka berdua. Sekarang aku pergi mandi dulu,” ucap Evan seraya melangkah melewati Belinda.
“Apa kau sudah makan, Evan? Jika belum, maka aku akan memanaskan makanan untukmu.”
“Tidak perlu, Belinda. Kau jaga mereka saja, aku bisa mengurus diriku sendiri.”
“Baiklah. panggil aku jika kau butuh sesuatu!”
Evan mengangguk lalu melangkah pergi keluar dari kamar itu. Rasanya sedikit berbeda. Entah karena dia yang terlalu terbuai sehingga menikmati kehidupannya yang seperti itu ataukah ada yang aneh dengan dirinya karena hubungannya dengan Belinda yang berubah beberapa hari belakangan.
Entah apa yang akan terjadi dengan mereka nanti saat dia sudah menemukan Ibu dari Oliver dan Xavier. Apakah mereka akan berpisah sesuai perjanjian ataukah dia akan tetap mengasuh kedua anak nakal itu dan tetap memperalat Belinda? Mendadak dia tidak ingin memikirkannya karena dia merasa tidak rela jika memikirkan perpisahan yang akan terjadi di antara mereka.