Transmigrasi Marsha

Pada waktu tengah malam,Yuan Lee bersama kaisar agung mengerahkan tenaga dalamnya untuk melakukan sihir teleportasi. Hanya butuh waktu yang sebentar mereka langsung menghilang.

Setelah semuanya pergi Marsha bergegas untuk tidur. Baru juga bisa tidur ,ada suara yang mengganggunya.

" Marsha...."

" Siapa sih?"

" Marsha..."

Marsha pun bangun. Dia membuka pintu kamarnya namun tidak ada satupun yang terlihat.

Marsha hendak masuk kedalam kamarnya lagi, namun lagi-lagi suara itu datang lagi.

" Marsha.... pergilah, ke tempat sumber mata air yang berada di hutan Barat! "

" Siapa kamu?" tanya Marsha yang entah pada siapa.

" Kamu akan tahu nanti." jawab suara itu.

Dengan penuh keraguan , Marsha mengikuti ucapan suara itu. Berbekal ilmu meringankan tubuh yang ia miliki, ia bisa dengan cepat ke tempat tujuan.

Saat tiba di sumber mata air , Marsha memusatkan pikirannya. Dia berusaha untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Tiba-tiba dari arah mata air muncul sebuah pedang yang sangat indah. Pedang itu panjang seperti samurai dan memunculkan sinar yang sangat terang. Pada gagang pedang terdapat ukiran burung Phoenix yang terlihat jelas.

Marsha memandang pedang itu tampa berkedip. Mau mengambil juga belum berani , takutnya ada yang memiliki. Mungkin saja orang yang memanggilnya tadi ada hubungannya dengan pedang itu .

" Ambillah pedang itu!" ucap suara itu lagi.

" Tunjukkan wujud mu dahulu!"

" Aku adalah roh yang bersemayam di dalam pedang itu. Ambillah dan berikan tanda kontrak sebagai pemilik pedang itu."

" Apakah kamu yakin?"

" Cobalah... jika itu pedang itu memilihmu maka dengan sangat mudah untuk membuat kontrak ."

" Apa yang harus aku lakukan?"

" Berikan satu tetes darahmu pada pedang itu."

Marsha melakukan apa yang disuruh oleh arwah pedang. Dia menggigit jarinya hingga berdarah. Lalu darah itu ia teteskan pada pedang yang sudah ada di depannya.

Tiba-tiba muncullah cahaya yang sangat terang dari dalam pedang. Lalu muncullah sesosok burung Phoenix yang sudah melegenda.

Marsha terpaku melihat keindahan burung itu. Biasanya ia hanya mengetahui burung itu hanya dalam novel dan televisi. Sekarang burung itu dengan gagah muncul di depannya.

Kemudian burung itu berubah menjadi sosok yang sangat tampan. Wajahnya putih dengan hidung yang mancung. Pandangan matanya sangat tajam. Marsha tidak bisa mengalihkan pandangan matanya.

" Hebat...." Marsha bersorak kegirangan.

" Hormat hamba tuan putri." kata seorang tria itu dengan menundukkan pandangannya.

" ..."

Marsha kaget mendengar ucapan pria itu.

" Kamu siapa?"

" Hamba yang tadi menyapa anda putri. Hamba arwah dari pedang Phoenix. "

" Untuk apa kamu memanggil ku?"

"karena hamba mencari pewaris pedang ini?"

" Apa hubungannya denganku?"

" Pedang ini hanya akan mencari tuan yang penuh welas asih dan mempunyai hati yang bersih putri ."

" Kalau begitu kamu salah alamat. Mana ada aku welas asih. Apa lagi hati bersih."

" Tidak mungkin hamba salah memilih tuan. Hamba tidak akan pernah keluar dari pedang sebelum mendapatkan jiwa yang suci."

" Baiklah... terus bagaimana bisa kamu memilihku?"

"Anda tahu kenapa daerah ini bisa sering terjadi kekeringan?"

" mana saya tahu."

" Dulunya desa ini adalah hutan yang sangat lebat putri dan juga desa yang sangat subur. Waktu itu tuanku dan juga pemilik pedang ini sedang mencari pewaris, sembab beliau merasa hidupnya tidak lama lagi ."

" Tapi setiap menemukan orang yang dikira mampu , ternyata pedang ini tidak mau menerima sebab setiap pesan itu disentuh hanya akan menjadi pedang biasa. Beliau pun akhirnya meninggal. Sebelum beliau meninggal beliau menancapkan pedang ini disini sehingga sumber mata air dan berbagai jenis pohon yang besar mati ."

" Hamba terkurung di dalam pedang hingga tadi hamba terbangun ."

" Kenapa bisa terbangun?"

" Sebab anda dengan tulus membantu desa ini."

" Banyak loh yang tulus membantu desa ini."

" Hamba tahu. Tapi biasanya setelah membantu orang itu akan langsung pergi sebab merasa tugasnya telah selesai . Tidak dengan anda yang masih memikirkan nasib rakyat selanjutnya ."

" Selain itu hal yang sangat penting... hamba bisa berkomunikasi dengan putri. Sebab tidak ada yang bisa mendengar suara hamba selain pemilik pedang ini sebelum-sebelumnya dan juga anda. Apakah sekarang anda sudah faham?"

" terus apa yang harus aku lakukan?"

" Silahkan bawa pedang itu putri."

" Apa tidak terlalu mencolok membawa pedang besar dan semewah itu?"

" Tenang saja... pedang itu akan berubah sesuai keinginan ."

" Baiklah aku hanya ingin pedang itu tidak terlalu mencolok dan ukurannya juga diperkecil."

" Baiklah putri. Hamba akan kembali lagi ke dalam pedang dan berubah bentuk menjadi pedang biasa"

Setelah mengatakan itu arwah pedang kembali kedalam pedang dan merubah pedang jadi pedang biasa dan tidak terlalu mencolok.

Marsha mengambil pedang Phoenix itu dan kembali ke rumahnya . Setelah tiba di rumah dia langsung tidur . Matanya terasa berat karena seharian sudah bekerja keras dan malang sudah menjelang pagi.

Meskipun tidur hampir pagi , tetapi Marsha bangun seperti biasa . Dia ke dapur untuk memasak sarapan.

Kali ini dia memasak soto daging. Sebab para pengawal membeli daging sapi.Dia juga membuat lontong sebagai pengganti nasi. Setelah selesai semuanya dia membangunkan si kembar dan mandi.

" Mama ayah mana , apa sudah kembali dari mengantarkan nenek?"

" Tidak tahu sayang . mama belum melihat ayah sejak dari tadi."

" Apakah ayah akan kembali ke sini , ma?"

" Kok anak-anak Mama tanya seperti itu. Ayah pasti akan kembali jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Kalian harus tahu ayah bukan hanya milik kita tetapi juga milik rakyat."

Bukannya senang mendengar bujukan ibunya mereka malah murung. Apalagi saat sarapan ayahnya tidak muncul. Yuan Si pun entah pergi kemana . Sepanjang sarapan berlangsung tidak ada suara sama sekali.

Ada apa dengan anak-anak?

baca terus novel ini ya!

Jangan lupa tinggalkan jejak. tekan like, vote, favorit, dan komentarnya. Terimakasih 🙏🙏🙏