Cinta datang entah kapan dan bisa pada siapa saja, itulah yang kini sedang di alami Oleh gadis cantik keturunan keluarga konglomerat kaya raya, Embun Raliana Rahardian Wijaya yang hoby berbelanja online.
Ia jatuh cinta di pandangan pertama kepada seorang kurir paket Langganannya.
Akankah cinta gadis itu di Terima oleh si pemuda sederhana itu?
Mengingat tahta, kasta dan harta mereka sangat jauh berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di sayang Tuhan....
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Karna saya..."
Keanu dan Samudera langsung menoleh saat melihat Embun sudah ada di dekat mereka berdua.
"Abang, ngapain?" tanya Embun bingung.
"Abang..??."
"Ajak temanmu masuk, Buy. Kalian bisa ngobrol di dalam" titah Samudera yang berlalu pergi.
Keanu memandang Embun dengan tatapan sendu, Sampai gadis itu merasa aneh lalu menarik tangan Keanu menuju ruang tamu.
"Ada apa?"
"Kamu sakit?" tanya Keanu langsung, Embun mengernyit kan dahi, lalu menggeleng.
"Enggak, kata siapa?"
"Tadi, pas Rista telepon" jawab Keanu jujur.
Embun yang kaget langsung membuang pandangan, otaknya berpikir keras menyambung kan kejadian demi kejadian antara Rista, Keanu dan dirinya.
"Rista yang memberitahumu?"
"Enggak, Aku memang sedang bersamanya saat dia meneleponmu barusan" jawab Keanu.
"Kalian sedang bersama ternyata" lirih sang Ratu Rahardian, belum sembuh luka hatinya ia malah di hadapkan dengan kenyataan jika Keanu dan Rista usai menghabiskan waktu bersama malam ini.
"Iya, tiga hari lalu ia mengajakku ke salah satu tempat makan yang baru saja buka. Kami dari sana barusan. Tapi karna aku merasa di abaikan olehmu hari ini maka aku meminta Rista menghubungimu, Buy." jelas Keanu.
"Aku...." sambung Keanu lagi tapi malah menggantung ucapannya.
"Aku apa?" tanya Embun.
"Aku mengkhawatirkanmu, Buy. Kamu berhasil membuatku takut hanya dengan mendengar suara serakmu saja"
Embun malah tertawa, raut wajah sedih dan panik Keanu memang sangat jelas terlihat. Keanu yang bingung dengan sikap Embun malah tersenyum simpul.
Entahlah... aku suka tawamu, Buy!!!
Keduanya menghabiskan malam dengan obrolan panjang lebar, dari hal receh sampai sedikit berdebat hal yang lumayan serius di perbincangankan.
"Sudah malam, abang pamit ya"
"Hem, iya. Terima kasih sudah datang menjenguk ku meski tak membawa apa-apa" sindir Embun sambil terkekeh.
"Hey, aku yang panik setengah mati mana memikirkan buah tangan untukmu, Buy" sahut Keanu yang malah membuat Embun semakin tertawa.
"Aku hanya bercanda, Abang paketek"
"Ya sudah, sebagai gantinya pekan depan aku akan mengajakmu keluar"
"Lama banget harus nunggu pekan depan?" kata Embun kecewa.
"Nunggu aku gajian, Buy" bisik Keanu, napasnya yang begitu hangat di telinga sampai membuat gadis itu merinding geli.
"Baiklah... Atur saja olehmu" sahut Embun. Dia tentu akan belajar menyesuaikan diri dengan si kurir paket tampannya itu.
"Abang pulang, istirahat lah"
"Ya, Hati-hati dijalan, kalau Abang mau telepon gak apa apa kok" tawar Embun sambil menaik turunkan alisnya yang coklat.
"Iya, kalau gak kemaleman ya." balas Keanu yang hanya di jawab anggukan kepala oleh Embun.
Keduanya berjalan beriringan dengan masih ada jarak di antara mereka. Embun mengantar Keanu sampai ke motor putihnya yang terparkir di garasi dekat beberapa mobil mewah yang berjejer rapih.
Lambaian tangan pun seolah berat Embun lakukan saat melihat punggung lebar itu perlahan menjauh dari pandangannya.
.
.
.
Meski tak berjanji, Keanu tetap menghubungi Embun lewat sambungan telepon seperti yang sudah mereka lakukan kemarin kemarin. Embun yang memang sedang menunggu langsung mengangkatnya di sering pertama ponselnya berbunyi.
Obrolan ringan pun mereka habiskan sampai dua puluh lima menit.
"Ya sudah, istirahat lah" ujar Keanu pada gadis di sebrang sana.
"Hem, iya, agar aku lekas baikan. Besok ada kuliah pagi. Tuhan sedang menyayangiku dengan memberiku rasa tak enak badan" keluh Embun.
.
.
.
Iya, Tuhan memang sedang sayang kamu. Lalu abang ikutan boleh ya???
ceritenye seruuu abis. g bosen bcnya berkali²