Menceritakan anak remaja bernama Fei Chen yang menjadi korban pembantaian keji dan bertahan hidup di kerasnya dunia persilatan. Disepenggal nafas terakhirnya Fei Chen diselamatkan oleh seekor kucing yang merupakan jelmaan Dewa Naga dan sebuah pedang yang merupakan jelmaan Raja Neraka. Berkat pertemuan itu Fei Chen terjebak dalam takdir yang lebih besar, dia terkena Kutukan Raja Neraka yang dapat dipatahkan dengan menikahi sebelas wanita yang tulus mencintainya. Dari sinilah perjuangan Fei Chen untuk membalaskan dendam kedua orang tuanya dan mematahkan kutukan itu dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Ilfar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PPFC 31 - Terbenam Dan Kecupan
PPFC 31 - Terbenam Dan Kecupan
“Kau ingin mengambil kembali Kalung Ketenangan? Kalung yang dipakai Bibi Lung bukan? Aku pernah melihat permaisuri Kaisar Ma Zhangsun memakai kalung itu. Aku mendengar wanita itu mengurung diri selama bertahun-tahun. Kakak Liu sarankan agar kau menunda niatmu, Chen‘er.” Liu Xianlin memberi saran setelah Fei Chen menceritakan tujuan selanjutnya.
Fei Chen menggeleng menggelengkan kepalanya, “Tetapi-”
“Kali ini dengarkan aku. Bukannya aku tidak mempercayai kekuatanmu, tetapi dengan kemampuanmu yang sekarang kau hanya akan mengantarkan nyawamu.” Liu Xianlin tidak ingin Fei Chen bertindak gegabah. Dia pernah mendengar jika sosok permaisuri Kaisar Ma ini memiliki kecantikan yang sulit ditandingi.
Ada desas-desus kabar jika Kaisar Ma Zhangsun dan sosok permaisuri itu tidak lagi bersama. Bahkan Kaisar Ma Zhangsun dikenal sebagai pecinta wanita setelah bertahun-tahun istrinya tidak bisa hamil.
“Menurut sialan itu, kalung itu ada ditangan permaisuri Kaisar Ma. Kakak Liu, kali ini aku akan mendengarkan saranmu. Aku akan pergi untuk berlatih hingga mencapai titik dimana aku mampu membunuh mereka semua.”
Fei Chen mempertimbangkan segala kemungkinan setelah mendengar cerita Liu Xianlin. Memang sangat disayangkan jika dirinya tidak mampu mengambil Kalung Ketenangan, tetapi Fei Chen menjadi penasaran dengan sosok permaisuri Kaisar Ma.
“Andai Saudara Fei Guang masih hidup dan yang lainnya, mungkin...” Fei Chen tidak melanjutkan perkataannya saat matanya menatap kearah jendela.
Liu Xianlin tersenyum kecut mendengar gumaman Fei Chen.
“Chen‘er, sebenarnya aku ingin merawatmu dan memintamu tinggal bersama ku. Tetapi aku rasa aku tidak bisa menghentikanmu dan kau akan menolak permintaanku. Jadi aku harap kau bisa menceritakan tentang kondisimu pada diriku ini setelah malam itu.” Tentu saja Liu Xianlin menganggap Fei Chen sebagai adik kandungnya sendiri mengingat Fei Chen adalah adik sepupu dari tunangannya yang telah meninggal.
Fei Chen terdiam. Dia menatap Liu Xianlin dalam diam karena masa lalunya ini bukanlah hal yang mudah untuk dia ceritakan kepada seseorang.
“Apa kau tidak bisa percaya pada Kakak Liu mu ini, Chen’er?” Liu Xianlin terlihat bersedih. Fei Chen memalingkan wajahnya karena tidak sampai hati melihat Liu Xianlin memasang ekspresi seperti itu.
“Bibi- Kakak Liu, bagiku sangat sulit untuk menceritakan masa laluku setelah malam itu. Tetapi aku akan mengatakan ini padamu, aku terkena kutukan yang membuat umurku tidak panjang. Jadi sebelum kutukan ini merenggut nyawaku, aku akan membalaskan kematian orang tuaku.” Fei Chen menceritakan tentang kutukan yang merupakan perjanjiannya dengan Raja Neraka.
Liu Xianlin terkejut mendengarnya. Mengetahui kondisi Fei Chen membuat Liu Xianlin ikut merasakan sakit. Lantas dia bertanya.
“Chen‘er, kutukan itu. Tentang kutukan itu, apakah ada cara untuk menyembuhkannya?”
Mendengar itu Fei Chen menundukkan kepalanya dan menjawab.
“Kutukan ini sebenarnya sangat konyol. Jika aku bisa menemukan sebelas wanita yang menerimaku dan mencintaiku apa adanya. Maka kutukan ini akan sembuh dengan sendirinya. Batas waktunya adalah saat umurku menginjak dua puluh tahun dan saat umurku menginjak tujuh belas tahun, maka kutukan itu akan mulai aktif dan menggerogoti tubuhku.” Fei Chen merah padam wajahnya saat mengatakan itu.
“Makanya aku tidak ingin mengatakan ini...” Fei Chen menahan rasa malunya untuk mengatakan kondisinya pada Liu Xianlin.
‘Pasti sangat menyakitkan menanggung semuanya sendirian. Dahulu dia adalah bayi kecil yang menggemaskan dan selalu mengompol dipangkuanku. Tetapi sekarang dia mencoba dewasa. Umur tidak memperngaruhi sikapnya, tetapi kehidupannya lah yang membuatnya menjadi seperti ini...’
Liu Xianlin tanpa sadar meneteskan air matanya dan memeluk tubuh Fei Chen. Kedua tangannya mendekap kepala Fei Chen dan membenamkan wajah bocah itu ke dadanya.
“Kakak Liu, mmppph...” Fei Chen tidak bisa berbicara saat wajahnya sepenuhnya terbenam ke sesuatu yang kenyal dan terbungkus kain.
Liu Xianlin tidak mengatakan sepatah katapun dan tidak ingin Fei Chen melihat dirinya meneteskan air mata.
Sementara itu Kucing Manis dan Pedang Gila memperhatikan Fei Chen yang terlihat memiliki kharisma yang memikat wanita.
‘Lihat, bahkan wanita yang lebih tua sekalipun akan bertekuk lutut padanya!’ Pedang Gila tertawa keras dan merasa bangga pada Fei Chen.
‘Seperti biasa suara tawamu itu sangat menyebalkan!’ Kucing Manis terlihat terganggu karena suara tawa Pedang Gila menggema di telinganya melalui telepati.
Sedangkan Fei Chen terlihat pasrah saat kedua tangan Liu Xianlin mendekap belakang kepala Fei Chen semakin erat.
Fei Chen sendiri memerah wajahnya dan merasa nyaman wajahnya terbenam berada di dada besar Liu Xianlin.
“Chen‘er...” Liu Xianlin melepaskan dekapannya setelah merasa tenang. Fei Chen menjauh selangkah dan memalingkan wajahnya.
“Kenapa wajahmu memerah?” Liu Xianlin baru sadar jika dirinya telah membenamkan wajah Fei Chen pada dua aset berharga miliknya.
‘Beruntung dia hanyalah seorang bocah. Jika tidak, aku benar-benar menyesal karena telah membiarkan laki-laki merasakan dadaku ini.’ Liu Xianlin ikut memalingkan wajahnya yang bersemu merah.
“Kakak Liu, terimakasih dan aku akan berpamitan sekarang,” ucap Fei Chen dengan kepala yang tertunduk tidak berani menatap wajah Liu Xianlin.
“Chen‘er, pejamkan matamu.” Liu Xianlin menunduk saat Fei Chen memejamkan matanya. Kemudian dia memberikan kecupan bibir tepat dipipi kanan Fei Chen.
“Ini sebagai tanda terimakasih ku saat di Restoran Harta Alam.”
Sontak saja mata Fei Chen melebar. Jantungnya berdegup kencang. Bagaimanapun sekarang dirinya mengingat jelas aroma wangi bau badan Liu Xianlin dan sekarang dian mendapatkan kecupan bibir wanita itu.
Akhirnya Fei Chen pergi meninggalkan ruangan Liu Xianlin dan menemui Jia Li.
Liu Xianlin mengantar kepergian Fei Chen dan Jia Li yang hendak pergi ke Kekaisaran Yin.
“Chen‘er, Lili. Bawa perbekalan semua ini dan jaga diri kalian baik-baik.” Liu Xianlin menatap sedih kepergian Fei Chen dan Jia Li.
“Tuan Putri Mingyan dan Xiyao serahkan saja padaku. Aku akan menjaga mereka semua.” Liu Xianlin menambahkan.
Fei Chen tersenyum tipis dan menatap wajah Liu Xianlin dalam, “Kakak Liu, mungkin kita akan lama tidak berjumpa. Aku akan menemui dirimu sebelum umurku menginjak dua puluh tahun.”
Mendengar itu Liu Xianlin bergemuruh tubuhnya. Semuanya terasa kaku bahkan saat mulutnya terbuka, dia tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun.
“Kakak Liu, terimakasih atas semua kebaikanmu. Aku akan mengingatnya.” Jia Li memeluk tubuh Liu Xianlin dan menangis. Liu Xianlin ikut menangis karena merasa sedih setelah mengetahui bagaimana nasib Fei Chen.
‘Chen, sepertinya kau mulai melunak berkat wanita bertubuh seksi itu?’ Kucing Manis melompat keatas kepala Fei Chen dan penasaran dengan perasaan bocah itu.
Fei Chen memejamkan matanya, ‘Melunak? Aku sama sekali tidak melunak. Kucing Manis, saat tiba waktunya nanti aku akan menghabisi mereka semua.’
Dalam suasana haru itu Liu Xianlin, Jia Li dan Ling Xiyao tidak mengetahui detak jantung Fei Chen yang memainkan melodi kemarahan. Namun Ma Mingyan menatap Fei Chen penuh pertanyaan saat bocah itu menahan semua emosinya dan memendam kemarahannya.
___
Arc 1 - Romansa Dendam End
ceritanya gak logis.. masih berada tingkatan dasar sudah mau balas sendam
dasar murid tidak tau diuntung